Bestfriend

1.3K 156 54
                                    

"minmin.... tunggu aku!!"

seorang gadis mungil berkuncir dua berlarian mengejar bocah laki-laki yang sudah berjalan jauh darinya. gadis kecil itu bahkan masih memakai seragam sekolahnya yang belum ia ganti sama sekali.

teriakan gadis yang sudah sangat familiar itu membuat bocah laki-laki tersebut menghentikan langkahnya, menatap malas kearah gadis kecil yang mengikutinya.

"hah.. hah.. minmin a-ku.. a-ku minta maaf kau jadi ke-na masalah ka-rena menolongku" dengan masih terengah-engah gadis itu berkata, menundukan kepalanya merasa bersalah.

"tak usah dipikirkan. sana pulang, ini sudah sore" jawabnya datar, seperti apa yang terjadi barusan disekolah bukanlah apa-apa baginya.

namun gadis kecil itu menggeleng kuat menolaknya, ia meraih tangan tan bocah laki-laki didepannya. menahannya.

"mi-no.. terluka.. mana bisa aku pulang. a-ku harus mengobati mino" lirih gadis berusia 8 tahun tersebut dengan mata memerah hampir menangis.

pemandangan tersebut mau tak mau membuat bocah bernama mino itu tak dapat berkutik, ia paling tidak bisa melihat air mata turun dipipi pucat sahabat kecilnya.

"baiklah.." ujar mino menghela napas pasrah. ia duduk bersila direrumputan dekat pinggir sungai ditemani cahaya senja yang makin berwarna terang diawan.

ucapan mino tadi tak pelak membuat gadis kecil itu mengembangkan senyumnya lebar.

senyuman yang bisa membuat mino terdiam sesaat.

karena keindahannya.

dengan terburu-buru ia mengubrak-abrik tas sekolahnya mencari sesuatu disana. alangkah senangnya ia saat mengeluarkan dua buah plester bergambar hello kitty miliknya.

"minmin.. sini aku tutupi lukamu"

"YAK! BAECHU SIALAN! AKU TAK SUKA HELLO KITTY! AKU TAK MAU"

raut wajah gadis kecil itu seketika berubah kecewa saat melihat reaksi sahabatnya.

"ta-pi, aku hanya punya ini. tak apa kan minmin, yang penting lukamu tertutupi"

"aku tak mau, lagipula ini tidak parah. jangan berlebihan, Irene"

"bibi dara akan khawatir nanti jika melihat lukamu" gadis kecil bernama irene tersebut menatap nanar darah yang masih keluar sedikit di sudut bibir mino ditambah lebam dan sedikit goresan kecil dipelipisnya.

"ibu tak akan khawatir, dia tau aku kuat"

"ta-ta.."

"Baechu, kau sendiri tau kan ini tidaklah seberapa dibanding apa yang ayahku lakukan" lirih mino menunduk dengan tersenyum pahit saat mengatakannya.

"mino..."

mino mengangkat wajahnya, menunjukan senyuman lebarnya pada irene. meyakinkanya bahwa ia baik-baik saja.

"jadi, kau tak perlu khawatir. lagipula aku akan menjadi seorang petarung yang hebat saat besar nanti! mengalahkan musuh dalam sekali pukul dalam ring"  mino memukul-mukul udara, menirukan petinju-petinju yang sering ia lihat di tv.

melihatnya membuat irene terkekeh pelan akan kelakuan mino. inilah yang irene sukai dari sahabatnya meskipun ia terkadang kasar namun mino selalu dapat membuatnya tertawa dan yang terpenting, ia selalu melindunginya.

"minmin.. sini mendekat" titah irene, meskipun mino bingung ia tetap saja menurutinya.

"kena-

"yeay berhasil!! aku tak mau tau kau harus memakainya. aww.. lihatlah minmin jadi menggemaskan" disaat irene terkekeh senang, mino malah melongo tak percaya. ia mendengus kesal.

FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang