A Reason

461 83 36
                                    

hentakan keras dari ruangan tuan besar mereka tak pelak membuat para pelayan di dalam rumah mewah tersebut berjengit kaget.

ini bukanlah hal yang baik jika tuan besar dan putra bungsunya bertengkar.

bahu sehun naik turun karena emosi yang terpendam didadanya. ia mengacak rambutnya frustasi melewati para pelayan yang membungkuk sopan padanya.

"Sehun, Kau mau pergi kemana?"

suara lembut wanita tersebut seketika menghentikan langkah sehun. ia berbalik malas menatap seorang wanita cantik di usianya yang tak muda lagi, menatap penuh kekhawatiran padanya.

"aku butuh udara segar, ibu.."

wanita yang sehun panggil ibu tersebut mendekat kearahnya,mengusap lembut wajah putra bungsunya.

"ibu mohon, jangan membuat kekacauan lagi. ibu tak mau ayahmu semakin marah, kali ini saja turuti permintaanya, hm?" nada suara ibunya yang teramat lirih memintanya dengan penuh harap terpaksa membuat sehun tak dapat mengelakan lagi keinginan ayahnya.

==

"mau segelas susu coklat?"

mino menolehkan wajahnya kesamping, senyuman manis terpatri di wajah tampannya mendapati irene berdiri disampingnya dengan membawa dua mug berisi susu coklat hangat.

mino segera menerima segelas coklat yang irene bawa."terimakasih, Baechu..." gumamnya.

irene mengangguk dan terduduk disebelah mino, pandanganya teralih keatas langit dimana ribuan bintang menghiasi malam dengan begitu indahnya.

ini luarbiasa, hati irene ataupun mino menghangat dengan suasana seperti ini.

terduduk berdua dibalkon rumah irene seperti bagaimana yang mino katakan, mengulang masa kecil mereka yang lalu.

dan ini salah satu dari banyaknya hal yang mereka lakukan dikala itu. terdiam menikmati indahnya bintang sambil memikirkan impian polos mereka tanpa peduli tentang beratnya langkah yang harus mereka tempuh nanti.

"apa kau masih ingat, Baechu. setiap kali kita berada disini terlalu larut kau akan ketiduran atau tidak bibi Taeyon akan menyuruhku menginap"

irene mengganggukkan kepalanya,terkekeh pelan mengingatnya"dan pada akhirnya kau kena omel bibi Dara, kau juga selalu ketiduran mino. sampai kak sanghyun akan menggendongmu pulang.."

"setidaknya aku tidak ngiler, tiap kau tidur pasti kau membuatkan corak pulau dibajuku..."

"yakk!! minmin aku tak begitu!! protes irene dengan pipi memerah malu. hal tersebut sontak membuat mino meledakkan tawanya. ekspresi irene benar-benar lucu.

"jangan bohong, Baechu. mana tidurmu mendengkur lagi, apa sekarang masih begitu?" goda mino makin membuat irene menggerutu sebal.

"tidak, tidak, itu kan dulu. aku sekarang tidak mendengkur dan ngiler lagi.." cicitnya malu. mino mengulurkan tangannya untuk mengacak surai coklat sahabat kecilnya lembut.

"tapi kau tetap manis saat tertidur seperti itu..." pujian mino langsung membuat irene tersipu malu menundukan wajahnya, tangannya makin mengeratkan genggaman di gelas susunya.

mino selalu saja blak-blakan sejak dulu. gara-garanya hati irene jadi berdebar kencang tidak karuan.

"Baechu, kau ingat dulu kita selalu membicarakan tentang impian disini....aku ingin menjadi petarung yang hebat, dan kau selalu ingin menjadi designer agar kau dapat membuat banyak baju bagi orang yang membutuhkan dan orang yang kau sayangi"

FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang