2. Pertemuan Kedua

8.8K 728 12
                                    

                  

Kendra's POV

            Rasanya seperti hidup di alam mimpi. Sebulan lagi aku akan dinikahkan dengan seorang gadis yang belum pernah aku temui, bahkan melihat fotonya saja belum pernah. Dia anak teman ayah. Dan jika ayah sudah memiliki keinginan kuat, aku harus menurutinya. Aku hanya tahu nomer Whatsapp-nya. Kami sudah saling mengirim pesan WA beberapa hari belakangan ini. Besok akan ada pertemuan keluarga untuk membicarakan kelanjutan rencana pernikahan kami. Terkesan mendadak, tapi mereka udah ngebet ingin menikahkan kami dengan cara yang sederhana, nggak mewah, makanya mereka berani menentukan pernikahan kami bulan depan setelah sebelumnya mereka sudah sering bertemu beberapa bulan yang lalu dan merencanakan pernikahan ini. Kami seperti boneka yang harus menurut. Mungkin karena kondisiku yang sedang patah hati mendukung, jadi aku pun menyetujuinya. Besok adalah hari di mana aku akan melihatnya untuk pertama kali.

            Perasaanku sempat galau tak menentu. Di satu sisi aku tak bisa menolaknya karena aku tak mau mengecewakan ayah. Di sisi lain aku masih mencintai mantan kekasihku. Memang kami sudah putus, tapi aku masih berharap bisa kembali padanya. Walau sepertinya tidak mungkin karena aku dengar dia sudah bertunangan. Dia cinta pertamaku di masa kuliah dulu. Kami putus saat dia meneruskan kuliah S2nya di Australia. Hubungan jarak jauh membuat masalah semakin runyam, cemburu, tak ada waktu komunikasi karena sibuk dengan urusan masing-masing. Aku menyesal kehilangannya meski dia yang memutuskan cinta kami. Perasaanku masih kuat padanya. Bagaimana nanti aku menjalani pernikahan sementara hatiku masih tertambat pada wanita lain?

            Terpikir untuk mengirim WA untuk Shera, gadis yang akan dijodohkan denganku. Aku memang ingin membangun keakraban dengannya sebelum kami bertemu.

Shera apa pengalaman paling gila yang pernah kamu lakukan?

Sambil menunggu balasannya, aku memainkan gitar di balkon seraya memandangi suasana malam yang senyap.

Sesaat kemudian smartphoneku bergetar dan berbunyi. Ada balasan dari Shera.

Aku pernah membuat permainan menantang dengan teman-teman SMAku. Kami berhompimpa, siapa yang berbeda sendiri, dia harus mengutil di minimarket. Sialnya aku yang mendapat tantangannya. Dan kamu tahu? Ada seorang cowok menyebalkan mengejarku hingga akhirnya aku terpaksa menyerahkan kartu pelajarku. Esoknya dia datang ke sekolah dan melaporkan perbuatanku pada kepala sekolah dan aku kena skorsing. Kalau pengalamanmu yang paling gila apa?

Aku terperanjat dan kaget setengah mati. Kubaca ulang rentetan huruf di pesan WA-nya. Kejadian lima tahun lalu seakan terekam kembali tepat di depan mataku. Aku seperti tengah menonton film dokumenter yang membawaku pada masa lalu. Jadi dia Shera Anindhita? Anak SMA yang dulu mengutil di minimarket ayah?

Kubalas WA-nya.

"Pengalamanku yang paling gila adalah saat aku mengejar gadis yang mengutil di minimarket ayahku, lalu aku minta kartu pelajarnya dengan paksa dan esoknya aku datang ke sekolahnya untuk melaporkan perbuatannya."

Entah apa reaksinya membaca balasanku. Tapi aku harus jujur dari sekarang, sebelum dia kaget saat melihatku besok. Itu juga kalau dia masih ingat wajahku. Sosok Shera di masa lima tahun yang lalu menelusup ke dalam memoryku. Aku ingat waktu itu rambut panjangnya dikucir kuda. Dia mengenakan kaos yang ditutup dengan kemeja lengan panjang bermotif kotak-kotak dan kancingnya dibiarkan terbuka. Sepertinya kaos dan kemeja yang ia pakai lebih tepat dibilang pakaian laki-laki. Dia memang tomboy. Celana jeansnya berlubang seperti dicakar di sepanjang lutut. Kulitnya tidak gelap tapi juga tidak terlalu terang, mungkin kuning langsat. Matanya tajam, agak bulat dan aku tak begitu ingat detail wajahnya, tapi kesan awal yang aku tangkap adalah dia cukup manis, makanya aku heran, cewek manis tapi tukang ngutil? Dari pesan di WA-nya aku tahu, ternyata dia mengutil karena kalah hompimpa dengan teman-temannya. Dia termasuk murid bandel di sekolahnya. Dia bilang, dia kena skorsing setelah aku melaporkan perbuatannya? Mungkin saat ini dia berpikir ulang tentang perjodohan ini. Awalnya kami sama-sama setuju, aku tak tahu apa pernikahan ini akan dilanjutkan atau tidak.

Amore Incondizionato (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang