-Bab bonus

46 5 2
                                    


Bab ini berdiri sendiri tanpa awal dan akhir.
Tau ceritanya begitu dibaca!⬇⬇

#Humor    #Romance

          Bobby berulang kali melakukan hal yang sama. Corat-coret di atas sebuah kertas kosong. Menggambar objek yang sama, namun gagal. Sejenak dia menatap keluar kelas melalui pintu yang terbuka.

Aliran darah ini mengalir buruk saat melihatmu..
Mata ini terasa sesat menangkap sosokmu dalam khayal terliar seorang lelaki
Kau membawa hawa menyenangkan disana
Jika ku telusuri perasaan ini....mampukah kau menerimaku
Aku akan menjadi orang yang kalah saat berurusan denganmu
Cintakah ini...atau hanya candaan?

Deg!
Kata-kata itu terangkai rapi di benaknya. Dia tak berani menuliskannya di sebuah kertas.

"Teman-teman. Dengar!" teriak Joy dari depan kelas.

Bobby terselamatkan dari belenggu kalimat merusak yang resmi terangkai dalam benaknya.

"Tugas bahasa Indonesia kita adalah membuat puisi dan membacanya di depan kelas. Puisi boleh bertema apa saja dan puisinya harus orisinil karangan kita sendiri." Joy telah selesai dengan basa-basinya.

Sekarang kelas dua belas satu mulai sibuk mencari referensi untuk membuat puisi.
Luna cukup terbantu dengan keberadaan Teresa. Tere cukup pandai dalam urusan karang mengarang. Paling tidak Tere membantu Luna dalam menentukan tema.

Bobby menengok kiri kanan. Semua tampak sibuk mencontek referensi. Dia menghela napas.
Jr dan Mino mengarang sembarang. Wendy dan Jackson terlihat mengingat moment terindah masing-masing, lalu dengan lancar menuangkannya ke sebuah kertas.

Bobby memulai dengan menulis kata ilmu.

"Ilmu hitam..." desahnya malas.

Dia mencoretnya sambil berpikir.
Detik berlalu pikirannya mulai terarah.

Hidup kita telah bersimpuh darah kotor...
Tangis kita adalah tawa bagi kegelapan..
Impian kita bagai keluguan seorang anak kecil
Lemah dan rentan...
Tangis mengiringi...
Gelap kadang menyertai...
Terang kadang menjemput...
Jiwa tertutup peluh...
Impian mampu kau pegang,namun impian melepasmu...
Kau telah pergi mengikuti takdir
Dan akulah takdir...

Bobby meletakkan polpennya ke atas meja. Dia telah selesai menulis puisi. Dia tak mampu membaca ulang puisi karangannya. Menurutnya,terlalu spektakuler.

Jr dan Mino dengan pd memamerkan puisi karangan mereka.

Kalau ada sumur diladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Boleh kita berjumpa lagi

Seisi kelas tertawa.

"Gan, Itu pantun bukan puisi!"

"Bisa bedakan nggak puisi sama pantun itu kaya mana?"cibir mereka.

Bobby merasa prihatin melihat nasib otak kawan-kawannya. Mentok di semua bidang mata pelajaran.

Udah!Jr dan Mino sepakat akan membuka om Google. Keduanya tak tahan harus menanggung malu untuk yang kedua kalinya.

Giliran ada tugas, kuota langsung habis. Jr dan Mino tak segan-segan meminjam handphone milik Bobby.

"Untuk apa?"tanya Bobby basa-basi.

Dengan sedikit harga diri Jr menjawab, "kirim lagu, di hpmu ada lagu romantis yang bisa jadi referensi untuk membuat puisi."
Bobby menghela napas.

Milky WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang