1. Satu

28 2 1
                                    

Harum rumput rumputan, diikuti dengan embun dan sejuknya udara pagi hari, adalah salah satu hal yang membuatku bahagia. Terlebih saat sarapan kesukaanku telah tersaji dengan manis dihadapanku yang tentu saja dibuatkan oleh sosok malaikat yang nyata dalam hidupku, yaitu mama.

"Makasih mam." ucapku sambil tersenyum kepada mama yang dibalas anggukan dan usapan tangannya ke kepalaku.

"Iya sayang, abisin ya makanannya. Mama mau bangunin kakak kamu dulu." Balasnya, yang langsung pergi menuju lantai dua rumahku, menuju kamar kakak laki-lakiku.

"Tataaa!!" Teriak seseorang yang memanggil nama panggilanku. Aku sangat mengenal suara ini, suara dari laki laki kedua yang aku sayangi setelah papaku. Dia adalah Jefri Cleo Rafkana, kakak kesayanganku.

"Apa bang? Tata dibawah lagi sarapan." Jawabku setengah teriak dikarenakan jarak dari meja makan dan lantai dua memang terlampau jauh.

"Dek, sekarang berangkat bareng abang apa sama papa?" Kata bang Jefri yang entah sejak kapan sudah ada di hadapanku.

"Sama abang aja deh, tapi cepet ya bang soalnya Tata mau sekalian liat anak basket di lapang heheh lumayan kan pagi pagi" Jawabku terkekeh.

"Dasar cewek" Umpat bang Jefri.

"Abang the bestt! Sayang abanggg." Girangku sambil memeluk leher bang Jefri yang dibalas anggukan dan kekehan khasnya.

"Udah sana kalian berangkat, nanti telat loh." Ucap papaku. Lalu aku dan bang Jefri bersalaman dengan mama dan papa seperti biasa, dan berangkat ke sekolah dengan motor ninja yang selalu bang Jefri pakai kemana mana.

"Di sekolah jangan bandel, jangan terlalu over, nanti kamu sakit, kalo kamu sakit nanti rrii--" aku menutup mulutnya dengan tanganku karena pasti bang Jefri akan ceramah panjang.

"Iya bawel udah cepet jalan bang."

"Pake helmnya, pegangan."

~

"Haiii gengss!" Sapaku heboh kepada teman teman sekelasku.

"Si heboh datang" Jawab Rendy, ketua kelas XI Mipa 1. Tempat dimana aku berada.

"Hehe, kangen kalian nih" Kataku sambil berlagak sedih.

"Alah paling kangennya sama si Jingga doang si Jelita mah."

"Nah bener tuh"

"Biasalah couple kelas mah gitu"

"Aduhh ciee Jejelll"

"Apaan sih kalian" jawabku sewot sambil memutar bola mataku kesal.

"Eh biasa aja dong neng itu mata kalo keputer beneran aja baru tau rasa deh" Jawab Jingga sambil menjulurkan lidahnya meledek.

Nah ini, salah satu masalah yang menghancurkan kebahagiaanku, si Jingga. Tepatnya Jingga Arvano Rafyan, si nyebelin yang sekarang malah digosipin sama aku. Iya, aku. Huh, menyebalkan.

"Sewot mulu deh lo. Terserah gue dong pftt bikes aja kerjaan lo." Jawabku sambil berkacak pinggang kesal.

"Eh enggak kok bukan bikes doang kerjaan gue mah, mikirin lo juga termasuk kerjaan gue kok Jel."
Katanya sambil mengeluarkan seringaian kecil serta kedipan matanya yang membuatku bergidik ngeri. Akibatnya, aku langsung keluar kelas dan mencari ketiga sahabatku.

KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang