Pulang sekolah, adalah satu dari sekian banyaknya keinginan setiap murid sekolah. Termasuk Jelita, Nadira, Bella dan Shilla. Mereka telah siap berangkat menuju tempat seseorang sesuai dengan rencana mereka.
"Gue kangen sama dia." Ucap Jelita sendu.
"Iya kita ngerti Jel, kita juga kangen kok sama dia makanya sekarang kita tengokin dia ya Jel" Sahut Nadira menimpali.
"Lo harus kuat Jel. Lo harus terus bahagia seperti yang dia mau Jel"
Ucap Bella yang diangguki oleh Jelita."Jangan kasih tau bang Jefri kalo gue mau kesana." Kata Jelita kepada teman temannya yang juga diangguki oleh mereka bertiga.
~
Tempat ini, tempat yang sama. Tempat yang satu tahun belakangan ini sering Jelita kunjungi untuk sekedar berbagi keluh kesah kepada seseorang yang sangat ia rindukan.
"Assalamualaikum Mang Agus" Salam Jelita kepada penjaga yang memang sudah akrab dengannya.
"Waalaikumsalam. Eh ada Neng Jelita gening, sok kadieu" Kata Mang Agus menggunakan logat sunda.
"Iya mang. Jelita mau pesen kaya biasa ya" Ucap Jelita yang langsung diangguki oleh mang Agus.
"Ini neng pesenannya, kalo kurang kadieu deui we nya neng"
"Iya mang. Yaudah Jelita kesana dulu ya mang. Semangat kerja mang!"
Kata Jelita dan langsung melenggang pergi menuju tempat tujuannya tidak didampingi oleh ketiga sahabatnya. Karena mereka mengerti jika Jelita ingin kesini, maka ia tidak mau ada yang tau ia berbicara apa saja dengan tujuannya itu."Haii La. Maaf ya gue baru kesini lagi, ini gue bawain hiasan kaya biasa buat lo, buat makam lo, biar makin cantik kaya lo. Dan pasti lo makin cantik disana ya La" Ucap Jelita sendu sambil memandangi nisan yang bertuliskan Pevila Adinda.
Ya, dia adalah sahabat Jelita juga Nadira, Bella, dan Shilla yang meninggal satu tahun yang lalu."Seperti biasa La, gue mau cerita. Tadi, gue lagi bete, terus Jingga ngasih gue ice cream, sesuatu yang gabisa gue tolak selain coklat. Jingga ngasih ice cream ke gue tadi di kelas saat dia tau kalo gue lagi badmood La"
"Gue gatau harus kaya gimana sama dia. Lo juga pasti tau kan La kalo gue masih sayang sama dia. Tapi gue selalu ngerasa bersalah kalo deket dia La. Gue ngerasa bersalah sama lo Pevila." Ucap Jelita sambil menangis.
Kata siapa Jelita yang ceria selalu bahagia? Buktinya, sekarang ia sedang menangis, menangisi masalalunya."Maafin gue ya La. Lo mau kan maafin gue? Lo selalu bilang sama gue kalo gue harus terus bahagia. Sedangkan lo, mengorbankan kebahagiaan lo demi gue La. Maafin gue" Ucap Jelita sambil menangis lagi.
"La, udah dulu ya ceritanya. Gue mau balik lagi soalnya yang lain pasti nunggu lama. Oh iya, gue pasti datang lagi kok. Gue juga udah bilang ke mang Agus setiap hari kalo tempat tinggal lo harus diurus sebagus mungkin, hehe. Ohiya ada salam dari mereka La. Kita kurang tanpa lo, Pevila. Yaudah deh, daaahh Lala" Kata Jelita sambil menghapus sisa air matanya dan pergi menuju tempat parkir, tempat mobil Shilla berada.
"Tuhkan, pasti mewek tuh anak" Ucap Bella sarkastik.
"Ini nih yang gue heranin dari Jelita, dia bisa bahagia seakan akan gaada beban di pagi hari dan dia bisa sedih seakan akan gaada kebahagiaan di saat kaya gini." Ucap Nadira yang disetujui oleh ketiganya.
"Gausah ngomongin gue, gue emang gitu. Kalian tau kan" Kata Jelita yang langsung masuk ke mobil Shilla.
"Yaudah sekarang kemana?" Tanya Shilla yang memang tidak mengetahui tujuan berikutnya.
"Pulang"
"Mall"
"Cafe"
Ucap Jelita, Bella, dan Nadira berbarengan.
"Anter gue pulang dulu Shil, gue mau istirahat" Ucap Jelita lesu.
"Kalo Jelita pulang, gue juga pulang deh. Gaseru kalo hangout ga fullteam" Ucap Bella sambil terkekeh dan hanya dianggapi senyuman dari Jelita.
Mereka pulang dalam keadaan hening yang menyelimuti. Dengan fikiran masing masing dan diikuti suara radio mobil yang menampilkan suara Afgan yang sedang menyanyikan lagu yang berjudul Kunci Hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu
Teen FictionAku bahagia mengenalmu. Aku tak suka kehilanganmu. Bolehkah aku egois denganmu?