STORM*2

58 6 0
                                    

Ponselku bergetar. Sebuah pesan singkat dengan nomor asing masuk.

"Its me. Your mom, i'm do that. Oh! Haruskah aku meminta maaf? Bagaimana kalau aku tak sengaja melakukannya? Aku tau kau pasti akan memaafkanku, benarkan? Ugh! Tapi aku memang sengaja melakukannya, bagaimana? Jadi aku minta maaf, boneka lilinku."

Boneka lilin? OH MY GOD! Bagai ada ribuan pisau menusuk-nusuk hatiku. Nafasku menjadi sesak. Aku tak bisa berkata apapun. Kupikir air mata ini sudah menjelaskan semuanya.

Hanya ada satu orang yang memanggilku boneka lilin, dan dia adalah... Hyuna. Sahabatku. Bagaimana bisa dia melakukan hal ini padaku? Apa salahku? Semua yang dia inginkan selalu aku berikan, dengan atau tanpa usaha. Aku sangat menyayanginya, dia sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri, kakakku sendiri.

Tanganku bergetar. Appa yang sedari tadi duduk disampingku menyadari sesuatu. Dalam hitungan detik ponselku sudah berada dalam genggamannya. Dengan tatapan penuh amarah appa menatapku lekat-lekat.
Yatuhan... Bagaimana ini? Aku langsung menunduk sembari memejamkan mataku.

"Choi Naomy! Katakan pada appa siapa pengirim pesan ini?! Katakan!!! Dia adalah pembunuh eommamu! Bagaimana bisa kau menyembunyikannya?! Apa kau gila?!!!"

Aku mengepalkan tanganku kuat-kuat. Ini pertama kalinya appa membentakku, berteriak padaku.

Ini sangat menyakitkan.

Lebih menyakitkan karena aku tak bisa menjawab pertanyaannya.

Aku harus berada di pihak mana? Eommaku yang melahirkanku dibunuh oleh seorang sahabatku. Dan sahabatku adalah seseorang yang selalu ada disampingku, disaat eomma tak pernah peduli padaku sedikitpun.

Dengan uang dan kekuasaannya, appa menyuruh semua bodyguardnya untuk melacak dan mencari siapa pengirim pesan itu.

Aku takut. Air mataku mengalir bertambah deras. Hatiku menjerit keras.

Bagaimana kalau appa berhasil menangkap Hyuna? Bagaimana kalau Hyuna dipenjara bertahun-tahun? Tapi ini semua memang salahnya. Tapi aku tak bisa membiarkan semua itu terjadi. Hyuna akan kesepian jika dia dikurung dalam jeruji besi, sedangkan Hyuna adalah orang yang mengeluarkanku dari dalam lorong kesepian.

Saat SMA, aku dan Hyuna bagaikan superstar disekolah. Semua penghuni sekolah mengenal kami tanpa terkecuali. Kami menjadi sangat terkenal karena kecantikan kami. Kim Hyuna dengan wajah menggoda dan seksinya sedangkan aku, Choi Naomy dengan wajah menggemaskan gadis Korea keturunan Rusia. Ya, eommaku memang wanita Rusia yang menikah dengan pria korea. Tak heran kalau wajahku seperti boneka hidup.

Hyuna dengan berjuta-juta kenakalannya dan aku dengan beribu-ribu kepintaranku.

Kesaman dan perbedaan itulah yang membuat kami menyatu.

Hyuna sangat sangat mengerti diriku daripada orang lain.

                        *    *    *

Kurasa semua usaha appa untuk menemukan Hyuna itu sia-sia karena sampai detik ini Hyuna belum bisa ditemukan. Aku sangat mengenal Hyuna, dia sangat keras kepala namun dia cerdik bahkan bisa lebih cerdik daripada aku.

Dugg!!!

Tiba-tiba kepalaku terbentur dashboard mobil. Mungkin saat ini bintang-bintang mengitari kepalaku.

"Ahjussi! Tak bisakah kau berhati-hati saat mengemudi?" Dengan wajah kesal aku menoleh ke supir pribadiku ini.

"Jeongmal choesonghamnida, tapi saya pikir saya telah menabrak seseorang."

To be continue..
I wish you like my story  😙😙
Oiya pict yang diatas itu gambaran buat Choi Naomy yaa 😅
Gomawo yang udah bacaaa mumumu 😘💕

The Wall Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang