BAGIAN 33

1.6K 140 66
                                    

KABAR DUKA

Pantai Sanur, Bali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pantai Sanur, Bali

Flashback On (7 tahun yang lalu)

"Suatu hari nanti, aku pengen banget pergi ke Pantai Sanur di Bali," ujar Divia.

"Mau ngapain kesana?," tanya pria itu.

"Aku mau menetap disana, punya rumah, tinggal sama Bee-Bee dan keluarga kecilnya, punya rumah pantai yang akan kujadikan sebuah perpustakaan," jawab Divia dengan senyuman paling bahagia yang pernah dilihat oleh pria itu.

Pria itu pun ikut tersenyum.

"Suatu saat nanti, aku akan bantu kamu untuk wujudkan semua itu. Aku akan dukung semua keinginanmu itu. Aku janji...," ujar pria itu.

Flashback Off (7 tahun yang lalu)

Lamunan itu buyar ketika seseorang menghubunginya. Ia segera mengangkat telepon itu.

"Kamu harus pulang, Ayahmu kritis. Dia memintamu untuk pulang. Ada yang ingin dia sampaikan."

Suara ibunya yang tengah menangis itu segera membuatnya bergegas. Penerbangan menuju Indonesia tak begitu rumit kali ini, seakan-akan Tuhan memang menakdirkan dirinya untuk bertemu dengan Ayahnya.

Pria itu terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit ketika ia tiba di Indonesia. Rasa lelah akibat perjalanan panjang tak ia hiraukan. Yang terbesit dalam pikirannya hanyalah untuk menjaga Ayahnya yang saat itu kehidupannya sedang ditopang oleh peralatan medis.

"Yah, aku pulang. Aku disini Yah...," ujarnya.

Pria tua itu menatap putera satu-satunya yang ia banggakan. Putera yang selalu berbakti dan tak pernah menolak apapun yang ia usulkan. Putera yang selalu menanggap bahwa surga ada di telapak kaki Ibu dan bahagia ada dalam restu seorang Ayah.

Puteranya.

Kebanggannya.

"Ayah mau kamu menikah nak," pinta pria tua itu.

"Aku pasti menikah Yah," jawabnya.

"Ayah mau kamu menikah dengan Divia. Entah kenapa sejak awal Ayah mengenalnya, Ayah merasa ada ikatan yang erat dalam hati Ayah terhadapnya. Meskipun dia di kelilingi banyak pria yang menyukainya, dia sangat berusaha untuk menghindari mereka dan hanya menunggu seseorang. Kamu...," jelas Ayahnya.

Pria itu terkejut dengan apa yang Ayahnya katakan. Divia menunggunya? Divia punya perasaan terhadapnya? Benarkah? Bukankah Divia tak pernah lebih menganggapnya dari sekedar sahabat?

"Ayah tahu nak, kamu juga punya perasaan yang sama untuknya. Saat ini, dia butuh kamu. Dia pergi dari rumah keluarga Lee, hanya karena tidak mau dijodohkan oleh Mamanya. Papanya Divia ada di luar. Papanya belum juga menemukan dia. Papanya menceraikan Mamanya karena sudah membuat Divia pergi. Ayah harap, kamu mau mencarinya dan bawa dia pulang. Cintai dia sebagaimana mestinya nak."

Divia ; Cinta Tak BerbatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang