BAGIAN 26

1.5K 116 40
                                    

NADYA

Mikail berjalan menuju ruangannya bersama Roger, sekretarisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mikail berjalan menuju ruangannya bersama Roger, sekretarisnya. Rapat dengan beberapa kolega baru saja selesai, sehingga Mikail berniat untuk segera pergi menjemput Cassandra di kampusnya.

Kunci mobil yang tertinggal di ruangannya membuat Mikail harus kembali dulu kesana sebelum pergi.

Saat ia membuka ruangan itu, sosok seseorang yang tak ingin lagi dia lihat ada di kursinya dan tengah membuka-buka laptopnya.

"Mau apa kau kesini?," tanya Mikail geram.

"Aku melihatmu beberapa hari yang lalu di taman dan menemui Cassandra. Jadi aku pikir, aku harus memeriksa 'pekerjaan' kita dulu," jawab Nadya dengan santai.

"Pekerjaan kita? Pekerjaanmu!!! Kau yang menjebaknya!!! Semua itu idemu!!!," bentak Mikail.

"Ada apa denganmu? Bukankah kau sangat tak suka jika ada wanita yang memiliki harga diri terlalu tinggi? Kenapa sekarang kau malah marah padaku?," Nadya tak mengerti.

Mikail tetap diam di tempatnya seraya menatap tajam pada Nadya.

"Aku sudah menghapusnya. Permanen!!! Mulai sekarang jauhi Cassandra, sekali kulihat kau mendekat untuk membuatnya terluka, maka kau akan tahu bagaimana caraku membalasmu!!!," ancam Mikail.

Nadya tersenyum mengejek dan mendekat pada Mikail.

"Kau mengancamku? Bagaimana kira-kira jika Cassandra tahu bahwa kau adalah pria yang suka sekali bergonta-ganti pasangan hanya dalam waktu semalam? Apakah hal itu akan membuat dia membencimu?," Nadya balik mengancam.

Wanita itu keluar dari ruangan Mikail. Mikail terdiam di tempatnya dan memikirkan kembali kata-kata Nadya.

Ya, jika Cassandra tahu kelakuannya dulu, pasti wanita itu akan pergi darinya.

Mikail sangat frustasi saat itu.

Tok Tok Tok

Sosok Ari Marhiiz berdiri di ambang pintu ruangannya. Mikail yang masih setengah terkejut mempersilahkannya untuk masuk.

"Aku hanya mau memberikan berkasmu yang tertinggal di ruang rapat tadi. Sekalian aku pamit, karena besok aku harus ke Singapura," ujar Ari.

"Begitu? Kenapa mendadak sekali?," tanya Mikail.

"Ada satu proyek di sana yang membutuhkan perhatianku selama seminggu ke depan. Aku akan menghubungimu lagi nanti," Ari menjabat tangan Mikail.

Pria itu keluar dengan cepat dari ruangan Mikail untuk menelepon seseorang.

Divia !

Divia yang sedang rapat bersama Arka, Bella, Moreno, Neil, dan Arizh pun segera melihat ponselnya saat berdering.

Ia menatap sesaat ke arah para peserta rapat lainnya.

"Maaf, aku harus angkat telepon sebentar," pinta Divia.

Divia ; Cinta Tak BerbatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang