BAGIAN 17

1.8K 136 23
                                    

SEBUKET MAWAR MERAH MUDA

Arizh membongkar lemari pakaiannya dan memilih kemeja yang tergantung dengan rapi di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arizh membongkar lemari pakaiannya dan memilih kemeja yang tergantung dengan rapi di dalamnya. Ia bahkan berulang-ulang kali mencocokan dasi serta celananya. Erga dan Reina menjadi korban dari kegilaan Arizh.

"Katakan mana yang cocok? Biru dongker atau biru muda?," tanya Arizh.

Erga dan Reina masih melongo sesaat. Hari libur mereka yang indah baru saja berubah menjadi kelabu.

"Aku takkan pakai dua-duanya untuk makan siang. Elena tak suka warna biru...," jawab Erga.

Arizh beralih menatap Reina.

"Karena aku ada di posisi cewek, maka aku akan bilang kalau kedua warna itu jelek. Mood-ku akan rusak saat makan siang," jawabnya.

"Lalu aku harus pakai yang mana???," Arizh terlihat frustasi.

"Ya Tuhan Arizh..., bajumu banyak sekali memenuhi lemari itu. Hanya pilih satu saja apa susahnya? Lagi pula, memangnya dengan siapa kau akan makan siang sampai-sampai harus tampil bak artis?," tanya Erga yang kesal karena waktu ngobrolnya dengan Elena terganggu.

"Aku akan makan siang dengan..., dengan...," Arizh ragu-ragu untuk memberi tahu.

"Katakan! Atau kami akan pergi!," ancam Reina.

"Oke..., oke..., jangan pergi," Arizh berubah panik.

Pria itu duduk di tepi ranjangnya.

"Aku akan makan siang dengan Divia."

Hening.

Tak ada satu pun yang berbicara.

Erga melempar bantalan sofa di kamar Arizh tepat pada wajah Kakaknya itu.

"Harusnya kau bilang dari tadi!!! Kami akan membantu dengan ikhlas jika tahu," Erga segera berjalan menuju lemari pakaian Arizh.

Reina membuka lemari khusus penyimpanan dasi. Mereka segera mengambil satu warna dan memperlihatkannya pada Arizh.

"PINK???," Arizh menunjukkan ekspresi aneh.

"Dee-Dee suka warna Pink atau Hitam. Pakailah yang ini, buat dia terkesan," ujar Reina.

"Dia buta warna kan? Bagaimana caranya dia akan terkesan jika tak bisa lihat warna baju yang kupakai?," Arizh memicingkan kedua matanya karena kesal.

"Hei..., kau itu Kakak kami. Dia mengenal kami berdua dengan baik. Tentu dia akan tahu kalau kami pasti memilihkan warna baju ini untukmu. Tidak perlu berpikiran jauh-jauh...," jawab Reina.

"Lagipula, Bryan selalu ada di sekitar Dee-Dee, dan otomatis pria itu akan memberikan informasi padanya kalau kau memakai baju berwarna pink," tambah Erga.

Arizh menganggukan kepalanya tanda bahwa ia mengerti. Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 saat pria itu akhirnya selesai dengan pakaiannya. Saat ia akan keluar dari rumah. Erga dan Reina pun menghalanginya.

Divia ; Cinta Tak BerbatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang