BAGIAN 20

1.7K 140 22
                                    

BELLA ATAU REINA

Ponsel Divia berdering saat sarapan pagi di rumahnya tengah berlangsung. Wanita itu membuka ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya pagi-pagi.

Bella !

Ia pun mengangkatnya.

"Hai, ada apa?," tanya Divia.

"Pagi Div..., kau sedang apa?," tanya Bella.

"Sarapan," jawab Divia singkat.

Cassandra menatapnya sementara Divia hanya tersenyum pada adiknya itu lalu mencubit pipinya dengan lembut.

"Jemput aku pagi ini ya..., hari ini ulang tahunku, jadi aku mau minta banyak hal darimu. Salah satunya adalah DIJEMPUT!," ujar Bella dengan nada memerintah.

Divia meletakkan garpu di piringnya dan memasang ekspresi tak suka.

"Tidak bisa, aku ada urusan!," tegasnya.

"Urusan apa sampai kau tak bisa menjemputku? Ini hari ulang tahunku Div..., aku berhak meminta apapun!," Bella terdengar marah.

Divia menarik nafasnya, ia beranjak dari meja makan untuk menjauh. Elena memberi tanda pada Cassandra, yang dibalas dengan gelengan kepala, menandakan bahwa Cassandra tidak tahu siapa yang menelepon.

"Aku akan menjemput Reina Alfredo dan mengantarnya ke sekolah. Jangan memaksa lagi Bella, kau bukan anak kecil lagi!."

Cassandra dan Elena serempak menatap ke arah Divia. Yudha pun ikut berhenti makan dan menatap ke arah yang sama.

"Reina??? Anak kecil dari keluarga Alfredo itu? Yang menyirammu waktu rapat kan??? Kenapa kau menjemputnya? Kenapa dia lebih penting daripada aku???," teriak Bella.

"KARENA DIA MEMANG PENTING!!!," Divia balas teriak.

Ia melirik sesaat ke arah meja makan dan baru menyadari kalau dirinya diperhatikan.

"Dengar Bell..., jangan lagi menyebutnya anak kecil. Dia bukan anak kecil. Reina sudah seperti adikku sendiri! Sadarilah..., kau yang bertingkah seperti anak kecil!!!."

Divia menutup teleponnya lalu kembali ke meja makan.

"Bella?," tanya Cassandra.

"Ya," jawab Divia singkat.

"Mau apalagi si Barbie palsu itu? Senang sekali dia merusak suasana rumah seseorang," gerutu Elena.

"Dia memintaku menjemputnya. Dia bilang ini hari ulang tahunnya, jadi dia berhak meminta apapun dariku," jelas Divia.

Cassandra meletakkan garpu-nya di atas piring dengan kesal lalu menatap Divia.

"Dia bilang begitu? Memangnya dia pikir dirinya itu siapa???," Cassandra bicara tanpa berpikir ulang.

"Jangan!!!," Elena melarang, "..., aku lebih setuju kau menjemput Reina ketimbang si Barbie palsu itu. Kalau kau melanggar, maka aku akan menghukummu," ancam Elena.

Yudha tertawa mendengar ancaman itu.

"Kenapa tertawa?," tanya Elena.

"Kau mau menghukumnya dengan apa? Membiarkannya tidur tenang tanpa gangguan darimu selama seminggu???," ejek Yudha.

Cassandra ikut tertawa.

"Yang ada, Astrid akan tidur nyenyak tanpamu. Dia akan untung," tambahnya.

Divia hanya ikut terkekeh lalu memeluk Elena agar tak merajuk.

Divia hanya ikut terkekeh lalu memeluk Elena agar tak merajuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Divia ; Cinta Tak BerbatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang