The Last Happiness

1.PERKENALAN

Hai, kenalkan namaku Jieun, Han Jieun. Aku tinggal di sebuah pedesaan dekat kota di daerah Busan. Aku tinggal bersama eomma,appa, dan seorang eonni.      

Aku terlahir dari keluarga yang miskin, kami tinggal di sebuah rumah sederhana yang hanya terdapat 3 kamar, ruang keluarga, dapur dan kamar mandi. 

Orang tuaku sangat acuh kepadaku. Mereka tidak pernah memikirkan ku. Bahkan mereka menganggap aku anak pembawa sial. Untungnya ada eonni yang sangat menyayangiku. Dia selalu melindungiku. 

Aku bersekolah di sebuah SHS terkenal di Busan. Aku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai sana. Karena letaknya berada di kota.

Untuk bisa bersekolah di sana aku harus belajar dengan giat agar bisa mendapat biayasiswa.

Disana dibagi menjadi 3 tingkatan.

Pertama, tingkatan tertinggi. Yaitu tingkatan anak-anak orang kaya. Rata-rata siswa disini masuk ketingkatan tersebut. Sayangnya, banyak anak tingkatan ini yang suka membuly tingkatan bawah dan tidak ada satu pun guru atau kepala sekolah yang memperingati. Mereka berperilaku semaunya sendiri.

Kedua, anak tingkatan sederhana. Yaitu anak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup nya. Misalnya seperti anak seorang polisi biasa.

Ketiga, anak tingkatan terendah sepertiku ini. Hanya berisikan anak-anak yang kurang mampu dan anak yang mendapat biayasiswa disini.

Aku termasuk anak yang sering di buly oleh anak tingkatan tertinggi.

Aku termasuk anak yang memiliki paras wajah cantik. Tapi itu tidak membuat aku berhenti di buly. Anak orang miskin lah alasannya.

Aku hanya punya seorang sahabat yang sangat mengerti bagaimana keadaanku. Namanya Hyejin, Lee Hyejin. Kami satu sekolah, hanya berbeda tingkatan, dia berasal dari tingkatan tertinggi. Aku menyayanginya dengan tulus, bukan karena uang nya. Dialah satu-satunya orang yang mau berteman padaku. Dia selalu melindungiku terhadap bully an yang aku dapatkan.

Aku juga memiliki seorang yang sangat spesial, namanya Yixing, Park Yixing. aku sudah menganggapnya sebagai Oppa ku sendiri. Dia dan Hyejin sama, ia slalu mengerti keadaanku. Dia selalu menjadi sandaran ketika aku sedih, sama seperti Hyejin

Jujur, mungkin aku tak pernah merasakan kebahagia selama aku hidup. Menghadapi anak tingkatan tertinggi yang selalu membully, dan menghadapi orang tua yang tidak pernah peduli padaku.

Aku pernah ingin melakukan percobaan bunuh diri. Tapi sayang, rencana itu digagalkan oleh sahabatku

Dan satu lagi, aku mengidap sebuah  penyakit mematikan. Tidak ada yang tau perihal ini, aku sudah menyembunyikan nya. Dan hanya seorang sahabat yang sudah ku anggap sebagai Oppa ku yang mengetahuinya. Ia yang menanganiku, ia seorang dokter muda.

Diam-diam, aku bekerja paruh waktu untuk mengobati penyakit yang aku derita. Aku selalu rutin memeriksakan ke Yixing oppa. Yixing oppa menyarankan ku agar melakukan operasi. Tapi apa daya, uang untuk berobat pun aku harus banting tulang bekerja paruh waktu. Dan biaya operasi pun sangat mahal.

Hingga Yixing oppa mengatakan bahwa umur ku tak akan mencapai 1 tahun lagi.

Rasanya seperti ditusuk oleh seribu jarum secara bersamaan. Mungkin dulu aku pernah ingin mencoba bunuh diri, tapi aku sadar bahwa masih ada orang yang peduli dan menyayangiku. Tapi apa boleh buat, itu sudah takdir. Aku hanya bisa tersenyum miris ketika mendengar kata dokter waktu itu.

Sebelum meninggalkan dunia ini aku punya sebuah permintaan. Permintaan yang mungkin sulit aku dapatkan, tapi mudah untuk didapatkan orang lain. Sebuah permintaan yang sulit aku gapai, permintaan yang sangat sederhana.

Aku hanya ingin merasakan kebahagiaan untuk 1 tahun kedepan, walaupun hanya sebuah kebahagiaan untuk sementara, walaupun hanya sebuah kebahagiaan yang sangat sederhana.

Yaa.... hanya sebuah kebahagiaan yang tak pernah aku dapatkan dan aku rasakan sepanjang hidupku