4. Bullying

18 1 0
                                        


Sebelum sampai ke kelas, aku dihadang oleh geng Kyori.

"Seperti nya ada yang sudah merebut Chanyeol kita?" Ujar Hanji, teman Kyori

"Maksud kalian?" Ujar ku, jujur aku tidak mengerti dengan apa yang mereka pikirkan

"Owh... kau tidak mengerti ya? Jika ingin mengerti apa yang aku ucapkan tadi,mari ikut dengan ku" ujarnya.

Tanpa aba-aba tangan ku sudah di seret oleh Hanji dan tak lupa dengan Ryeotan. Aku ingin memberontak tapi semakin lama aku mencoba untuk memberontak malah akan semakin membuat tubuhku terasa lemas.

"Yak!  Lepaskan, apa yang akan kalian lakukan?" Ujar ku masih mencoba memberontak dengan sekuat tenaga

Usahaku sangatlah percuma,  karena itu tidak akan bisa melepaskan diriku sendiri dari seretan Hanji dan Ryeotan

Brukk!!

"Akh!!" Rintihku, rasanya sangat sakit. Bagaimana tidak sakit, jika aku di hempaskan ketumpukan kardus bekas dan beberapa barang bekas di gudang ini. Ya, aku dibawa ke gudang ini lagi

"Hahahaha" tawa mereka

"Unch... sakit? Hanya seperti itu saja sakit, ck bagaimana jika..."

Bugh! Bugh! Bugh!

"Akh!! Hiks henti...kan hiks kumohon hiks" ujar ku memohon. Cairan bening ini tak bisa ku tahan lagi. Di melemparkan beberapa  buku tebal tepat kekepalaku.

"Uh.... apakah sakit? Bagaimana jika seperti ini.....?"

Bugh!

"AKH!! hiks, henti...kan ku... mo-hon"
Ujar ku terisak menahan rasa sakit. Darah segar mulai mengalir dari sudut pelipisku. Ya, mereka memukul pelipis ku dengan sebongkah kayu yang tergeletak di lantai gudang ini.

"Hentikan? Tapi kami belum puas untuk bermain-main dengan mu. Bagaimana ini?" Ujarnya dengan smirk membunuh itu

Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!

"AKH!! Hiks, Akh!" Rintihku, darah segar telah memenuhi tubuhku. Tubuhku di penuhi oleh warna merah segar.

Pukulan bertubi-tubi dilayangkan nya untuk ku. Kepalaku tak henti-hentinya berputar-putar. Badan ku sudah sangat lemas. Saking lemas nya sampai aku tak kuat untuk menopang tubuhku.

Kaki ku di penuhi darah. Semua terasa sangat sakit di sekujur tubuhku. Yang aku bisa lakukan hanyalah berdoa pada tuhan agar semua ini cepat selesai.

Bugh!! Bugh!! Bugh!!

"AKH!!!!!" Rintihan bercampur dengan terikan ku menggelegar di sudut gudang sekolah ini.

"He-nti-kan..hiks..kkku-moo-hhon..hiks, a-aku Su-sudah ti-tidak ku-kuat lagi" Ucapku  memohon. Cairan bening terus menerus keluar dari pelupuk mataku.

Sekujur tubuhku sudah di hajar dan di pukul habis-habisan oleh mereka. Yang bisa ku lakukan hanya lah memohon agar mereka tidak memukuli ku lagi.

"Tapi kami belum puas bermain-main dengan mu jalang"

Bugh!! Bugh!!

"JANGAN PERNAH MEMANGGIL KU JALANG, DASAR WANITA MURAHAN!" Emosi ku menggebu, sudah kepastikan mukaku memerah padam akibat amarah ku yang sudah tidak bisa terkontrol lagi, sampai-sampai aku berani melempar mereka dengan baku yang tak jauh letaknya dari ku.

"Owh.... apa yang dia lakukan?" Ujar Ryeotan yang sudah ku pastikan akan marah besar pada ku karena sudah melemparnya dengan buku dan tepat terkena wajah iblis nya itu.

The Last Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang