Jungkook membuka matanya yang kini terasa sungguh berat. Napasnya begitu sesak dan tubuhnya terasa sakit luar biasa. Mata itu mengerjap walau belum sepenuhnya terbuka lebar. Bau anyir darah yang terasa bergerak di area wajah sedikit membuatnya tersadar. Jungkook kemudian menarik napasnya dalam, hingga detik berikutnya, mulut pemuda itu bergetar melihat sosok lelaki yang kini tengah tersenyum di sampingnya.
"A-yah." Ucapnya terbata. Pemuda itu baru menyadari jika tubuhnya tengah berada di dekapan sang Ayah, sedangkan tubuh lelaki itu kini terhimpit bagian mobil.
Mata Jungkook memanas. Dia ingat jika mobilnya mengalami kecelakaan tadi.
"A-yahh..." Jungkook terisak, tak tega melihat sebagian tubuh ayahnya terjepit. Wajah ayahnya yang tersenyum samar di balik noda merah di sana.
"Jangan menangis. Kita akan baik-baik saja."
" I-bu.... ibu di mana?" Pemuda itu panik, gusar mencoba melepaskan tangan sang ayah yang melingkari tubuhnya.
"Ssstttt.... lihat Ayah. Lihat Ayah saja, Ayah mohon." Suara itu terdengar payah, tercekik oleh udara yang mulai menuju ujung. Sekuat tenaga lelaki itu berusaha mengusai Jungkook, menenangkan Jungkook agar pemuda itu tak berbalik dan menemukan tubuh sang ibu yang kini tak bernyawa lagi tepat di belakang tubuh Jungkook. Cukup dia saja yang menyaksikan jasad istrinya.
"Kau anak yang kuat, Ayah percaya itu." Ayah Jungkook menjeda, "Jangan salahkan takdir dan membecinya. Kau harus hidup dengan baik."
Jungkook mengangguk pelan, isak tangisnya tak terbendung. Suara sang Ayah yang tersegal dengan napas yang begitu menyiksa gendang telinganya .
"A-ayah sayang Jungkook." Ucap lelaki itu susah payah.
Kesadarannya mulai terenggut detik. Wajah sang putra yang tepat di depannya seakan menjauh tak terjangkau. Napasnya melemah menyamarkan rasa sakit akibat himpitan bagian mobil. Laki-laki itu tak menyesal, bahkan ketika Tuhan mengambil napasnya, ayah Jungkook masih mengukir senyum.
"A-yah?" panggil Jungkook lirih. Senyum Ayahnya begitu mendamaikan hatinya, namun napas yang tak terasa lagi sontak membuat tubuhnya bergetar. Jungkook mendekatkan kepalanya. Hanya bagian tubuh itu yang bisa dia gerakan.
Dengan gerakan yang teramat lirih, pemuda itu mencoba mengusik ayahnya yang sudah tak bernyawa dengan mengantup-atupkan kepalanya pada sang ayah. "A-ayah bangun."
Jungkook merasakan sesak pada rongga yang tak terjangkau tagannya. "Aku sayang Ayah, aku mohon buka matamu Ayah."
"Ayah!!!!"
"Ayahh!!!!
"Ugh!"
Jungkook menepuk pelan dadanya yang terasa berdenyut setelah terbangun dari tidurnya. Sisa-sisa air mata yang masih jelas di ujung mata semakin membuat mimpinya terasa begitu nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing [√]
FanfictionJeon Jungkook kehilangan dunianya dalam sekejap, dan mengukir bukti tak kasat mata jika mereka berenam yang patut di mintai pertanggung jawaban.