[9]

6K 838 53
                                    

Brak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Brak!


Ponsel itu jatuh berserakan setelah beradu dengan kuatnya dinding. Taehyung menangis menenggelamkan wajahnya pada lutut di bawah ranjang. Kenyataan tentang hidup Jungkook membuat kesakitan yang tak sanggup dia tanggung sendiri. Ini seperti pelampiasan setelah 4 tahun lamanya dia menahan sesuatu di hati, dan melihat hasilnya tak kalah menyedihkan membuat hatinya menolak untuk bertahan.

Dia membutuhkan Jimin. Tapi Jimin pergi entah kemana,nomor ponselnya tidak lagi aktif, Taehyung merasa sendiri di tengah-tengah lima pemuda yang sudah tahu akan kenyataan itu.

Pintu terbuka, sepasang mata yang kini menatap ponsel yang telah hancur di lantai. Yoongi tahu Taehyung akan merasakan lara yang teramat di hatinya.  Dirinya seperti telah terikat dengan semua kesedihan pemuda itu, dia akan tahu, kapan Taehyung membutuhkan seseorang. Dan kini mata mereka beradu, saling mengalirkan sendu yang bersemayam di mata mereka.

Yoongi lantas ikut duduk di samping Taehyung, juga memeluk lutut seperti pemuda itu. "Ini salahku. Jimin pergi karena aku mengusulkan itu."  Pemuda itu menerawang kejadian tempo hari, saat dirinya memberi pilihan untuk Jimin.

Namun alih-alih lega dengan keputusan Jimin, dia malah menyesal, dia merindukan Jimin. Masalahnya Jimin pergi tanpa pamit.

"Jimin menelfonku saat akan pergi, dia berpamitan padaku. Dia bilang, dia akan kembali jika sudah menemukan tujuan."

"Kau tahu Tae, aku tidak pernah menyesal memutuskan datang ke Seoul, walau orangtuaku menentang saat itu." Yoongi menghela napas. Dadanya terasa sesak oleh perasaan  yang mendesak di hatinya "Tapi kali ini aku takut. Aku takut  aku salah membiarkan Jimin pergi."

Secara nyata, Taehyung melihat Yoongi menangis. Tidak dalam keadaan mabuk seperti biasa, Yoongi menangis dengan keadaan sadar.

"Jimin berjanji akan kembali ke,hyung. " Taehyung menerawang, mengingat kembali percakapannya dengan Jimin tempo hari di telfon.  Walau terasa seperti angan-angan yang samar, Taehyung tetap yakin, Jimin akan kembali.

"Bagaimana jika tid--"

"Tolong percaya pada Jimin, Hyung. "

Yoongi hanya terlalu takut. Semuanya berkumpul menjadi satu, kepergian Jimin dan kedatangan Jungkook, dan dirinya memiliki posisi sulit di sana.

Apa Jungkook akan memafkannya?

Apa Jimin akan kembali?

Kenapa Tuhan seperti enggan memberi celah sedikit saja tentang rasa lega dan bahagia di hati mereka. Yang di cari telah kembali namun kenapa tidak dalam keadaan baik-baik saja. Alih-alih mereka bahagia, mereka malah menelan lagi rasa yang begitu pahit. Mereka lebih bahagia Jungkook kembali dengan dendam dan amarah, bukan kembali dalam keadaan Buta.

Ketakutan itu bahkan tak tidur, mengahantui hati mereka. Bahkan  menciptakan getaran hebat jika mengingatnya.

Taehyung merasakan itu, merasakan ketakutan menyergap di tengah-tengah obrolannya dengan Yoongi.  Secara Tiba-tiba, tubuhnya menggigil dengan kepanikan yang perlahan naik level menguasai tubuhnya. Bak pecandu yang membutuhkan suntikan ketenangan, namun Taehyung tak begitu Tahu,hal apa yang mampu membuat dirinya tenang.

Healing [√] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang