"Jadi kau menangis saat melihatku di bus itu karena kau bersukur menemukan orang yang kau kenal? Yah! padahal kau mengenalku hanya lewat foto dari Yoongi Hyung, dan kau menangis seolah-olah seperti pasangan LDR yang baru saja bertemu."
Jimin tertawa. Dan semua orang bahkan seperti tertular, mereka juga ikut tertawa walau sedikit pada bagian hati mereka yang terasa sakit.
"Ya, itu karena aku takut sekali. Bayangkan saja kepalaku pusing dan aku tersesat." Jungkook mengerucut kesal. Terlihat alami mengikuti alur skenario yang tengah mereka mainkan. Sebuah kebohongan demi menjaga kehidupan bahagia Jimin saat ini.
"Jadi apa Yoongi Hyung sering mencertakanku?"
Jungkook mengagguk antusias. "Dia bilang kau pendek dan galak."
"Yak! aku tidak bilang begitu!" Yoongi mendelik.
Dan tawa kembali pecah di sana. Entah sejak kapan suasana kembali menghangat. Jungkook yang telah pulang dari rumah sakit setelah 3 hari di rawat, jadi hari ini mereka mengadakan sambutan kecil di hotel dengan Jimin dan Jihyun sebagai juru masak. Semuanya mengalir seperti yang di inginkan. Saling mengikhlaskan jika memang harus ada yang pergi di antara mereka.
Jadi mereka melepas itu. Masa lalu itu mereka lepas demi senyum Jimin di masa ini. Tidak ada yang lebi indah dari itu walau mereka berenam menjadi sosok asing di mata Jimin. Tapi di sini takdir selain juga mempertemukan mereka, takdir juga sedikit memberi kebaikan dengan memberi kemudahan bagi mereka untuk saling menyatu satu sama lain. Yoongi yang awalnya berpura-pura belajar soal meracik kopi dengan bantuan keluarga Jimin akhirnya membawa lainnya untuk hadir dalam kehidupan Jimin. Nampak alami walau belum sepenuhnya terbiasa.
Di antara mereka yang diam-diam paling bersyukur adalah Taehyung. Dia tak peduli apapun. Asalkan melihat Jimin sehat dan bahagia dia juga akan bahagia. Walau dia sekarang nampak pasif di antara yang lain dalam mendekati Jimin, hanya sanggup diam-diam mereka moment saudara-saudaranya saling menciptakan senyum. Dia bahagia dan hatinya menghangat.
"Ini special untuk Taehyung yang sangat pendiam." Jimin menyuguhkan hidangan di hadapan Taehyung. Membuat pemuda itu mengejap beberapa kali.
"Untukku?"
Jimin mengangguk. "Kau sangat pendiam tidak seperti Jungkook yang cerewet. Padahal kita seumuran aku pikir kita bisa lebih dekat."
"Ah, itu.." Taehyung tersenyum kikuk. Menatap yang di sana canggung sebelum beralih menarik piring di depannya. "Harum sekali. Aku akan mencobanya." Dia mengalihkan topik pembicaraan. Dan sotak mereka tertawa melihat Taehyung yang begitu canggung.
Tiba-tiba ponsel Jimin berdering. Pemuda itu menarik senyum manis melihat nama yang tertera di layar kemudian memberi kode kecil lewat matanya untuk ijin mengangkat.
"Iya--aku sedang bersama Jihyun untuk menyambut kepulangan temanku. Pulang? Em, mungkin--" Menatap Jam dinding sebelum kembali bersuara. "Aku pulang agak malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing [√]
FanfictionJeon Jungkook kehilangan dunianya dalam sekejap, dan mengukir bukti tak kasat mata jika mereka berenam yang patut di mintai pertanggung jawaban.