[4]

6.7K 943 32
                                    

"Apa yang ada di otakmu?! Meninggalkan jadwal seenaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang ada di otakmu?! Meninggalkan jadwal seenaknya. Pergi tampa pamit." Lelaki dengan tubuh berisi itu mengusap wajahnya kasar, "Bukan hanya kau yang akan dapat masalah atas ketidak profesionalanmu itu Taehyung!" Ucapnya lagi

Manager menjatuhkan dirinya di kursi. Di hadapannya Taehyung terdiam karena merasa bersalah. Mendapat pesan jika Jimin jatuh pingsan membuat Taehyung tanpa pikir panjang meninggalkan jadwal syuting sebuah iklan membuat management harus bertanggung jawab untuk ganti rugi, karena pihak Iklan memutuskan pembatalan kontrak atas ketidak profesionalan Taehyung.

Pemuda itu mengaku salah, namun dia juga tak berpikir jernih mengingat sahabatnya tengah sakit. Jimin lebih dari segalanya.

"Maafkan aku, saat itu Jim--"

"Jimin! Jimin! selalu Jimin yang kau pikirkan! Bisakah kau sekali saja tidak memikirkan Jimin? kau seorang aktor, apa yang lebih penting dari karir yang sudah kau bangun dengan susah payah!"

Taehyung menegang, sorot rasa bersalahnya kini beralih tajam. Dia benci jika harus membahas apa pentingnya Jimin dalam hidupnya, dan ini terulang lagi, perdebatan yang selalu sama dengan sang manager.

Kursi itu terdorong kasar dengan suara decitan menyakitkan saat Taehyung berdiri dari duduknya, menatap tajam lelaki yang telah menemaninya selama 2 tahun.

Mata pemuda itu menajam, "Tugasmu hanya mengurus pekerjaanku. Kau tidak punya hak menjajah wilayah kehidupan pribadiku!"

"Maka itu pergilah. Cari manager yang bisa mengerti tentang situasimu. Aku tak bisa! Aku berhenti."

Pemuda itu mengangguk paham. Segalanya telah berakhir dengan sang manager yang sudah bersamanya sejak dia berjuang dari bawah. Taehyung tak tahu lagi siapa yang benar-benar salah dan egois di sini. Terkadang dia merasa bersalah namun egonya tetap tak mau disalahkan. Semua situasi dalam hidup Taehyung teramat sulit, di tambah dia juga sulit untuk membaginya pada siapapun termasuk sang manager

"Baiklah.."  pemuda itu berbalik pergi dengan rematan kuat pada jemarinya. Hatinya berkecamuk dan sakitnya sungguh luar biasa.

Semuanya seakan tidak pernah berjalan sempurna walau pemuda itu berusaha menjadi sempurna. Pada kenyataannya dirinya adalah bentuk kehancuran yang di sebabkan oleh dosanya sendiri.

Taehyung melangkah cepat dengan guratan rasa sakit yang tak tertahan, air mata yang menumpuk dan rasa sesak di dada yang menurutnya akan terasa baik jika dia menepuknya kuat.

Mengabaikan tatapan dan sapaan dari orang-orang yang dia lewati. Kakinya hanya ingin melangkah walau tak tahu kemana. Semua yang terlihat di matanya hanya sebuah kehancuran. Bahkan ketika di ujung lobi Yoongi melambaikan tangan  untuk menyapa, namun urung tatkala Taehyung berlalu begitu saja.

Gurat kepiluan yang cepat terbaca oleh Yoongi membuat pemuda pucat itu lantas berbalik arah mengejar Taehyung.

"Taehyung-ah!!"

Healing [√] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang