2 🍭 Him

1.1K 84 0
                                    

"Hai Sha, kita sekelas ternyata."

Setelah dia berkata seperti itu, dia langsung duduk di sampingku. Aku menatap sekeliling dan merasa bahwa semua mata memandang ke arahku terutama siswa perempuan yang sedang menatapku dengan rasa penasaran.

Aku yang melihat itu berusaha menghiraukannya dengan memasang headset di kedua telingaku dan menopang dagu di atas meja. Mataku terpejam menikmati alunan lagu yang sedang terputar.

Untuk kedua kalinya, dia menarik paksa salah satu headset yang sedang kupakai. Mataku langsung tebuka dan menatap wajahnya, yang ditatap hanya memasang ekspresi datar.

"Ngapain sih?" Tanyaku padanya.

"Kok gue dicuekin sih..." Dia berkata dengan memasang wajah sedih yang dibuat-buat.

"Hah? Maksudnya?"

"Barusan gue kan nyapa lo, kok lo cuekin gue."

Aku baru mengerti apa yang dia bicarakan tadi setelah otakku memprosesnya beberapa saat.

"Oh itu, gue risih sih dilihatin anak-anak tadi, apalagi fans cewek lo tuh." Balasku kepadanya.

"Tapi seenggaknya jawab sapaan gue lah, biar gue ngga keliatan ngenes banget."

"Emang harus ya?"

"Ya harus dong." Dia mengacak acak rambutku dengan gemas dan menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

"Ih, jangan berantakin rambut gue juga kali." aku merapikan kuncir rambutku kembali dan menampilkan ekspresi cemberut.

Setelah aku berhasil merapikan kuncir rambutku, mataku tidak sengaja melihat dia yang ternyata sedang memerhatikanku.

Kedua alisku terangkat menatapnya dengan ekspresi penuh tanya. "Ngapain liatin gue?" Ucapku.

"Lo gemesin sih soalnya." Jawab dia tapi kali ini dengan mencubit kedua pipiku.

"Sakit tau."

"Cup cup." Ibu jarinya mengelus pipiku yang menjadi korban cubitannya. Aku hanya terdiam dan membiarkannya melakukan itu karena aku merasa dia sedang berusaha menjahiliku.

"Baper ya?" Ucapnya tiba-tiba membuatku langsung tersadar dari lamunanku.

"Hah? Engga lah, ngapain baper sama lo." Tegasku.

"Masa sih?" Dia menaikturunkan kedua alisnya bergantian dan terus menampilkan senyum yang menyebalkan bagiku, tapi bagi semua cewek yang ada di kelasku mungkin itu adalah senyum yang mempesona. Dia selalu saja berusaha menggodaku dengan selalu menggangguku.

"Au ah gelap." Aku menenggelamkan wajahku ke atas meja untuk menghiraukannya.

Sepertinya dia tidak akan berhenti menggangguku. Terbukti sekarang dia mengguncang pundakku berulang kali.

"Apaan lagi?"

"Baper kan lo? Pasti baper deh, ya kan?" Nada bicaranya terdengar menyebalkan di telingaku.

"Engga lah, gue ngga baperan ya." tegasku sekali lagi.

"Iya deh, cewek selalu baper dan gue selalu ganteng." Dia berkata seperti itu dengan menunjukkan cengiran lebarnya.

🍃🍃🍃

Beberapa saat kemudian salah satu guru masuk ke dalam ruang kelas yang ternyata adalah wali kelasku selama berada di kelas ini. Beliau menyampaikan informasi tentang jadwal pelajaran baru dan sedikit nasihat untuk kita semua untuk lebih serius belajar dan menjadi contoh yang baik bagi adik kelas 10. Setelah itu, beliau meninggalkan kelas kami.

Ralisha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang