Chapter 3 - Intropeksi Diri

34 6 0
                                    

   Setelah pulang les, Altair menurunkan Asha di depan gerbang rumahnya.

   "Al, makasih ya udah anter jemput gue" Ucap Asha seraya tersenyum.

   "Iya sama-sama." Jawab Altair datar lalu meninggalkan rumah Asha dan masuk ke dalam rumah nya.

   Asha memasuki rumahnya, melihat Pevita, ibu nya sedang bersantai seraya membaca majalah dan meminum teh.

   "Hey, Sha. Sini deh mama mau bilang sesuatu sama kamu." Ucap Pevita tiba-tiba. Asha yang mendengar namanya di panggil langsung duduk di samping ibunya.

   "Kenapa, Ma?" Tanya Asha penasaran.

   "Kamu kapan, Sha punya pacar? Mama belum lihat kamu bawa cowok loh selain Altair." Ucap Pevita membuat kedua pipi Asha merona merah.

   "Belum, Ma. Asha...susah dapetin cowok yang Asha suka hehehe." Ujar Asha seraya menyengir.

   "Kamu intropeksi diri dong. Apa yang kurang dari diri kamu. Siapa tau nanti kalo udah intropeksi jadi banyak yang suka kan sama kamu? Kamu cantik loh, Sha." Ucap Pevita seraya mengelus rambut anaknya.

   "Iya iya, Ma. Bawel banget, sih." Cibir Asha lalu gadis itu beranjak ke kamar nya.

•••

   Sampai di kamarnya, Asha langsung membersihkan diri dan mengganti pakaian nya. Tidak lupa untuk melaksanakan night routine setiap harinya.

   Selesai melakukan hal tersebut, Asha berdiri di depan cermin besar yang ada di dalam kamarnya. Asha menatap dirinya dari atas sampai bawah dengan intens.

   "Gue kurang apa, sih? Kaya nya gue ampe ngenes banget gak ada yang sukain." Ucap Asha seraya mengerengut sebal.

   Asha meraba tubuhnya dari rambut, wajah, alat indra, tubuh sampai kaki.

   "Ah gue gak gemuk-gemuk amat kok. Ini juga, kata mama kan alis gue bagus. Bibir gue apa lagi kaya kylie jenner. Masa gak ada yang sukain?" Gerutu Asha sambil menatap wajahnya lekat-lekat di depan cermin.

"Oh! Gue kayaknya kurang dandan dikit deh. Terus baju gue kan casual semua, gak ada cewek ceweknya. Gue juga males pake kacamata, padahal mata gue minus." Ucap Asha lagi.

   Lalu Asha bertekad dalam dirinya bahwa dia harus memperbaiki dirinya dari sekarang. Entah dari hal yang paling kecil sampai hal yang paling besar.

   Asha melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Asha mengantuk, lalu gadis itu tidur bersama alam mimpinya.

•••

   Pagi ini, Asha sedang sarapan bersama Pevita dan Tio. Kedua orang tuanya itu tampak bingung saat melihat anak gadisnya memakai lip balm dan pewarna bibir walaupun warna nya sedikit pudar.

   "Loh, Sha. Tumben kamu pake alat alat cewek punya mama?" Tanya Tio bingung pada Asha. Asha hanya menyengir.

   "Biarin dong. Suka-suka aku dong, Pa" Balas Asha. Gadis itu telah menyelesaikan sarapan nya.

   "Sha, ada Altair di depan. Sana buruan berangkatnya." Ucap Pevita pada Asha. Asha lalu pamit pada kedua orang tuanya dan menaiki motor Altair.

   Di perjalanan, Asha dan Altair sama sama tidak membuka suara. Hanya suara kendaraan yang mengisi perjalan mereka.

   "Turun," Perintah Altair saat motornya sudah berhenti di parkiran sekolah.

   "Ish, galak banget sih." Cibir Asha sebal. Lalu gadis itu langsung berjalan meninggalkan Altair. Altair mencekal tangan Asha.

   lBaper banget sih, Sha. Ayo ke kelas bareng." Ucap Altair seraya merangkul Asha berjalan menuju kelas mereka.

   "Ekhem, pagi-pagi udah ada yang pacaran aja." Ejek Sandra saat melihat Altair masih merangkul pundak Asha.

   Setelah mendengar ledekan dari Sandra, Altair langsung melepas rangkulan nya dari pundak Asha. Lalu Altair berjalan begitu saja memasuki kelas tanpa memperdulikan Asha.

   "Kok tumben tumbenan sih, Altair baik sama lo, Sha? Bukan nya dia udah ngejauh dari lo?" Tanya Sandra heran. Asha hanya mengangkat bahunya tidak tahu.

   "Eh, Sha. Tunggu deh, kayaknya ada yang berubah sedikit dari penampilan lo" Sandra tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke wajah Asha lalu memperhatikan setiap inci wajah Asha.

   "Kenapa sih, Dra?" Tanya Asha heran.

   "Nih bibir lo, lo pakein lip balm ya? Pantes bibir lo agak merah, haha." Ejek Sandra seraya terkekeh.

   "Ih apaan sih, Dra. Biarin kek." Ucap Asha sebal.

   Kedua gadis itu memasuki kelasnya setelah mendengar bel masuk berbunyi.





To be continued...

Altair Adryanes on mulmed

Who? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang