Wherever You Are

1.4K 105 17
                                    


"Mama mau kelja lagi? Belalti mama ninggalin Lexi lagi dong?"

Violet menghela nafasnya kemudian menggendong anak gadis itu. Ia menatapnya sambil tersenyum."Mama harus kerja, sayang. Alexis kan mau sekolah jadi mama harus cari uang. Lagian, ada uncle Harry yang nemenin."ucap Violet lembut membuat gadis kecil itu terdiam sebentar, ia mendongak dengan wajah yang sedih."Maafin Lexi ya ma, kalau Lexi nyusahin mama. Lexi nggak papa kok nggak sekolah bial mama nggak susah cali uang."

Lantas saja hati Violet berdesir mendengar ucapan yang tak lain adalah anaknya itu. Bagaimana bisa anak sekecil Alexis bisa berkata seperti itu?

"Alexis sayang, dengerin mama yah. Mama nggak capek nyari uang buat kamu, dan kamu nggak pernah nyusahin mama. Mama kerja karena mama suka, jadi Lexi nggak boleh ngomong kayak gitu."

"Iya, ma. Alexis minta maaf."

Violet tersenyum lalu mencium pipi Alexis gemas."Yasudah. kamu baik-baik sama uncle Harry. Jangan nakal, inget."Alexis mengangguk patuh dan kemudian memeluk Violet.

Harry yang melihat pemandangan di depannya itu hanya tersenyum. Ia kemudian menggendong Alexis yang berlari ke arahnya."Pergi aja. Gue bakal jagain Lexi."ucap lelaki itu.

"Makasih, Harr."



.

Meanwhile...

"Luke!"

Lelaki itu berjengit kaget mendengar suara itu. Ia mendongak kesal mendapati lelaki dengan rambut merah yang sedang menatapnya."Apaan sih, Mike."

"Bengong mulu, sih. Bentar lagi kita landing."ucap Michael.

Beberapa menit setelah itu Luke dan ketiga temannya pun landing dengan pesawat yang mereka naiki. Setiba mereka diluar pesawat sudah ada sebuah mobil yang menjemput mereka. Dan selama dimobil pun, Luke hanya termenung. Biasanya ia akan excited bersama ketiga sohibnya itu namun kali ini Luke kembali dilanda rasa galau.

Mobil yang membawa rombongan Luke berhenti disebuah hotel dikota Bristol. Dan yup, kali ini mereka melakukan tour pertama mereka di Eropa selama dua bulan. Kali ini Luke sekamar bersama Ashton. Ashton yang terlalu peka dengan keadaan pun menyadari sikap Luke yang sudah ia lihat semenjak kejadian itu.

"Luke, lo kenapa?"tanya Ashton basa-basi. Ia sudah tau jawabannya namun ia masih berharap kalau Luke akan terbuka mengenai masalah yang selama ini menganggunya.

"Nggak papa, Ash. Kayaknya gue kena jet lag doang."balas Luke sambil tersenyum kecil penuh paksaan.

Keadaan menghening dengan Ashton yang duduk disofa sementara Luke yang sudah terkapar diatas kasur. Ashton yang gemas pun berdiri, kemudian memukul Luke dengan guling membuat lelaki itu kaget.

"Kenapa lo?" Luke menyemprot tak terima.

Ashton berkaca pinggang."Lo bisa cerita sama gue, Luke. Gue capek liat lo murung kayak anak ayan kek gitu dari kemarin sore."ucapnya jengkel. Luke mendengus."Apalagi gue."

"Jadi lo bisa cerita nggak?"

Luke menghela nafasnya lalu memandang langit-langit kamar hotel."Gue tiba-tiba kepikiran dia, Ash. Dia dimana, sih? Kok dia tega ninggalin gue?"gumamnya lirih.

Ashton terdiam. Dirinya menangkap nada teriris Luke yang terdengar putus asa. Ashton tau siapa yang dimaksud Luke. Ia cukup tau apa yang terjadi dengan lelaki itu. Bahkan sudah empat tahun, Luke masih dengan setia bertanya dengan pertanyaan yang sama.

Salvation || Luke Hemmings (Sequel Of My Young Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang