Bab 1 : Kehidupan Baru

7 0 0
                                    

Tubuhnya mungil, matanya bulat bersih, hidungnya kecil, Elgartz yang baru terlahir ini menagis deras tanpa tahu kenapa ia menangis. Dia mecoba menghentikan tangisnya, namun itu adalah sia-sia. Suster menggondong tubuh kecil Elgartz dan meletakannya ke dada wanita yang terlentang lemas. Ya, wanita itu adalah ibu Elgartz kecil. Detag jantung sang ibu membuat tubuh Elgartz tenang dan perlahan membuatnya berhenti menangis. Tubuh Elgartz kecil secara alami merangkak menuju payudara ibunya untuk mendapatkan ASI dari ibunya.

Sesosok pria gagah dan kekar menangis haru melihat kehadiran Elgartz kecil. Sepertinya pria itu adalah ayah Elgartz kecil. Sambil mengelus pipi Elgartz kecil, sang ayah berkata dengan penuh kasih sayang,

"Nak, kau lahir dengan tubuh yang sehat, wajah tampan, dan suara yang halus. Hari ini, aku akan memerikan nama padamu. Varf Sionata, itulah namanu. Kelak, kuharap enggau menjadi manusia yang terbaik yang bisa bertahan akan kerasnya dunia dan berdiri diatas segalanya."

Elgartz kecil kini bukan lagi Elgartz, melainkan bayi kecil bernama Varf Sionata anak seorang petani di sebuah desa yang jauh dari ibu kota. Setiap malam Yugh Willy ayah Varf selalu menceritakan kisah seorang pahlawan yang berjasa atas perdamaian dunia. Yaitu Elgartz, seorang pahlawan yang merupakan Varf di kehidupan sebelumnya. Varf kecil yang masih menyimpan ingatan masalalunya selalu tersipu wajahnya ketika mendengar kisah masalalunya. Karna ia tidak bisa berbicara, ia hanya bisa mendengarkan dan terus tersipu. Namun demikian, berkat kisah dari ayahnya ia bisa tau bahwa kekasihnya Holyi masih hidup sebagai ratu di Ibu Kota.

Tentu saja Varf sudah menduga hal ini, Elf adalah ras yang memiliki umur yang panjang. Ketika pertama kali bertemu dengannya, Holyi sudah berumur 600 tahun. Bertambah umur 400 tahun seharusnya tidak membuatnya banyak berubah. 

Dengan pengetahuannya di masa lalu, dan dengan keadannya sekarang, kemungkinan besar Varf bisa mencapai tahap tertinggi yang bisa dicapai manusia. Dengan itu juga Varf bisa mendapatkan umur yang panjang untuk hidup bersama Holyi lebih lama. Berkat itu, Varf sejak bayi mulai belajar untuk mengkonsentrasikan kekuatannya.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, sudah empat tahun berlalu semenjak Varf mengkonsentrasikan kekuatannya untuk membentuk pondasi yang kuat agar tubuhnya bisa menampun energi sihir dalam jumlah yang besar. Varf yang kini berumur empat tahun secara diam-diam belajar sihir, terkadang dia bermain ke rumah tetangganya yang juga memiliki seorang anak yang seumuran dengannya. Anak itu bernama Lola, wajahnya manis dengan rambut merah menyala.

*Tok tok tok*

"Selamat siang paman, aku Varf ingin bermain. Apakah Lola ada dirumah?" dengan suara lentang kekanakan, Varf berteriak sambil mengetuk pintu.

Seorang pria dengan tubuh kurus namun memiliki sikap yang tegap membuka pintu. Dia adalah Vazel ayah Lola yang menyambut Varf dengan senyum. "Masuklah Varf, Lola bersama ibunya di dalam. Paman sekarang ingin berangkat ke ladang untuk memantau gandum dan kentang."

"Baik paman, semoga gandum dan kentang diladang tumbuh dengan subur. Varf akan masuk dan bermain bersama bibi dan Lola." Varf langsung masuk kedalam rumah memanggil lola yang sengan duduk bersantai dengan ibunya. "Lola, aku datang untuk bermain."

Meski memiliki ingatan masalalunya, sifat Varf tetap sama seperti umurnya. Dia yang sekarang hanya bisa membadakan baik dan buruk lebih baik dari anak-anak biasa serta memiliki pengetahuan yang luas dari kehidupan sebelumnya. Selebihnya dia hanyalah seorang anak berusia empat tahun.

Ibu lola Peroma beranjak dari tempat duduknya, "Lola, ibu akan menyiapkan makan siang. Varf, bermainlah dengan Lola selagi bibi sedang memasak." Ujar Peroma selagi meninggalkan Varf dan Lola.

Kali KeduaWhere stories live. Discover now