*****
Pagi ini terlihat cerah. Sama halnya dengan suasana hati Aurel.
Ya, saatnya mengakhiri semua ini.
Tangannya sibuk mengambil dan menyusun dokumen-dokumen penting.
Kakak lelakinya akan turut serta membantu."Krisia..!! Udah belum? Nanti kita terlambat."
"Sabar kak. Ini lagi nyusun dokumennya. "
Ya, hari ini lah saatnya pembalasan.
Akan ia buktikan bahwa Ayahnya tidak bersalah sama sekali.Aurel berlari pelan menuju mobil.
"Kak. Nanti jangan tinggalin aku dan cuss ke tempat Hana dulu. Adik manis mu ini sedang berjuang. " Ucap Aurel setelah masuk mobil.
"Iya iya tuan putri."
Tak lama mobil yang mereka gunakan pun melaju menuju tempat penangkapan tersangka yang di sembunyikan.
Tak memakan banyak waktu. Mereka hanya menghabiskan waktu 1 jam untuk sampai tujuan.
Sudah terlihat beberapa anggota.
"Kalian keluar setelah aku memberi sinyal. Oke?" Suruh Aurel pada jaksa dan tim penyidik lainnya.
"Kak. Doakan aku. "
Aurel keluar dari mobil dengan berwibawa. Tak lupa membawa surat penangkapan dan dokumen lainnya.
Aurel memasuki kawasan perusahaan tempat ayahnya dulu bekerja.
Ia berjalan santai menuju lift dan memencet angka tertinggi di perusahaan ini. Ya, lantai pemilik perusahaan.
"Saatnya pembalasan, Veron" Gumamnya.
Tak lama pintu lift terbuka.
Aurel tersenyum pada sekretaris Reinant."Bapak Reinant ada di dalam? Saya jaksa." Ucapnya dan menunjukan kartu identitasnya.
"Sebentar saya hubungin terlebih dahulu. Beliau sedang ada tamu"
Aurel mengangguk tanpa mengerti.
"Maaf pak. Ada seorang jaksa yang mencari anda."
".............."
"Baik, pak"
Aurel menaiki alisnya sebelah.
"Anda bisa menemuinya"
"Terima kasih"
Aurel segera memasuki ruangan itu tanpa mengetuk pintu.
Terlihat dua pria di dalam ruangan.
Siapa lagi kalau bukan tuan Reinant dan putra kesayangannya."Selamat siang. Saya Aurelia Theresia. Saya ingin memberikan sesuatu untuk anda"
Reinant mempersilahkan Aurel duduk di samping anak lelakinya.
Mereka saling memberi hormat dengan menundukkan kepala.
Tampak pria yang duduk di sebelah memasang raut terkejut melihat Aurel.Aurel tau bahwa pria yang duduk di sebelahnya ini mengenali Aurel.
Bagaimana tidak? Ah.. Lupakan.
Reinant duduk tepat di hadapan Aurel.
"Ada perihal apa anda datang ke kantor saya?"
Aurel langsung memberikan surat atas penangkapan Reinant.
"Anda bisa melihatnya sendiri. "
"Tunggu. Apa maksudnya ini?"
Pria di sebelah Aurel ini langsung memotong pembicaraan mereka.
Aurel hanya tersenyum."Bukankah anda sendiri juga mengetahuinya tuan Veron?"
Ada sedikit nada mengejek di kalimatnya. Dan Veron tau itu.
"Kamu.. Kamu kenal saya?"
"Anda juga mengenali saya, Tuan."
Reinant tampak kikuk kejahatannya terbongkar secepat ini.
Aurel memberi sinyal melalui telepon.
"Oke. Kalian masuk"Aurel kembali tersenyum melihat tak ada reaksi yang di berikan pria itu.
Dia hanya menatap tajam ke arah Aurel.Beberapa menit kemudian para polisi masuk dan memborgol tangan Reinant.
Aurel tersenyum puas atas hasilnya yang tidak sia-sia.
Reinant hanya diam membeku di bawa oleh polisi.
Dan tinggallah mereka berdua berada di ruangan itu.
Aura dingin terpancar dari keduanya. Tatapan tajam pun terlihat dari kedua mata mereka.
Dengan cepat Veron mencengkram lengan Aurel.
Terdengar ringisan dari bibir wanita itu.
"Kamu.. Kamu akan tahu akibatnya setelah ini!"
"Gue? lo yakin? Lo takkan mudah membalasnya. Apa lo pernah merasakan orangtua lo di tuduh paksa dan berakhir di balik jeruji? Di hina oleh semua orang? Bahkan ayah lo merenggang nyawa di balik jeruji. Apa lo pernah merasakannya, Hah?!!"
Aurel sangat marah. Mata wanita itu mulai mengabur tanpa ia akan segera menangis.
Cengkraman Veron melemah ketika melihat gadis itu menahan luka yang teramat dalam akibat perbuatannya.
"Ak-aku.. "
"Lo adalah seorang hakim. Bahkan lo yang mengetuk palu memberikan hukuman pada ayah gue. Lo.. Lo pengecut! Lo gak pantas menjadi hakim! Lo melindungi kejahatan yang di lakukan ayah lo sendiri. Dan sekarang. Saatnya lo merasakannya juga!"
Aurel pergi membiarkan Veron berdiri dengan diamnya.
Pria itu tampak bersalah melihat Aurel menahan mati-matian tangisannya.
Sekali lagi. Dia melukai wanita yang ia cintai.
-Continued
Up up up!!
Komennya dong. Cedih.. 😩
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Magistrate
ChickLitSeorang wanita yang terpaksa menjadi seorang Jaksa akibat masa lalu kelamnya yang di berikan oleh Pria Asing. "Kau akan merasakannya Veron Chaedar" -Krisia Pimenova(20)- . . . Berawal dari ketidakpercayaan dan kesalahpahaman rasa cinta, seorang pr...