*******
Suasana pagi ini terlihat cerah. Matahari bersinar ceria sama halnya dengan gadis itu, Krisia Pimenova.
Krisia bersenandung mengikuti alunan musik di mobil bersama ayahnya.Gadis 17 tahun itu kini tengah menghilangkan rasa gugup sebab hari ini ia akan ujian akhir sekolah, menentukan kelulusannya dan masa depannya.
Setelah 30 menit berkendara mengelilingi kota Yogyakarta, akhirnya ia sampai di sekolah. Nusa Dewantara.
Tak lupa ia bersalaman dengan sang ayah dan mencium kedua pipi ayahnya.
"Kau harus serius mengisi jawabannya. Jangan sampai salah. Oke?"
Krisia tersenyum. "Oke ayahku sayang."
Krisia menutup pintu dan melambaikan tangan ke arah Abraham---Ayahnya.
Berjalan santai memasuki kawasan sekolahnya. Sudah terlihat beberapa orang yang datang di pagi ini.
Wajah-wajah cemas tercetak jelas di raut mereka.
"Krisia..!!" Teriak seorang gadis.
Krisia berjalan menghampiri gadis itu--Hana. Sahabatnya."Heii.. Lo tumbenan serius. Lagi belajar emangnya?"
Krisia duduk berdampingan dengan Hana.
"Wah.. Sepele amat sih lo. Gini-gini gue juga bisa belajar."
"Biasanya kan lo gak pernah belajar. Nyontek mulu. Kesambet apaan nih?"
Krisia tertawa melihat raut kesal Hana. Baginya sangat lucu mengerjain Hana yang pendiam namun sebenarnya dia sangat cerewet.
"Sia, berapa menit lagi nih masuk?"
"Ciee udah gak sabaran banget ya buat ujian"
Krisia semakin gemas meladeni Hana.
"Serah lo dah"
*******
Suasana ruang ujian berlangsung damai dan tentram. Semua siswa dan siswi serius dalam mengerjakan soal-soal.
Ujian untuk hari ini sudah selesai.
Namun pertempuran masih ada hari esok dan esoknya lagi."Na, lo pulang sama siapa?"
Krisia bertanya pada Hana yang hanya diam memperhatikan handphonenya dengan lekat.
"Ya elah.. Hana Melati! Lo denger gue ngomong ga- "
Belum siap Krisia berbicara, Hana menyodorkan handphone miliknya ke arah wajah Krisia.
Mata Krisia melotot tak percaya.
"Sia.. Lo, harus kuat. Gak usah percaya sama berita begituan. Itu hoax. Gue yakin."
Hana mencoba menguatkan Krisia sebelum gadis itu menjadi lemah dan putus asa. Sebab dia sangat tau sifat gadis itu jika melihat berita yang menggoyahkan pikirannya.
Krisia merogoh tasnya menelpon seseorang.
Terdengar panggilan masuk namun tidak diangkat.
Dia terus mencoba namun hasilnya nihil. Yang di telpon sama sekali tidak mengangkat panggilannya.
"Gue harus segera pulang, Na. Gue duluan. Maaf"
Krisia berlari begitu saja meninggalkan Hana.
Mencari taksi untuk ia naiki menuju rumahnya.Gelisah.
Itulah yang tengah di rasakannya.
Sangat tidak mungkin pria itu melakukan hal licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Magistrate
ChickLitSeorang wanita yang terpaksa menjadi seorang Jaksa akibat masa lalu kelamnya yang di berikan oleh Pria Asing. "Kau akan merasakannya Veron Chaedar" -Krisia Pimenova(20)- . . . Berawal dari ketidakpercayaan dan kesalahpahaman rasa cinta, seorang pr...