"Hyung, gue perhatiin kok lo jadi sering deket-deket sama cewek itu sih?" tanya Jaemin.
"Cewek mana?" tanya Mark sambil mengingat-ingat. Dia kan akrab dengan banyak cewek.
"Ih ituuuu, yang paling cakep di angkatan lo."
Mark terkekeh.
"Oh, Esther.""Namanya aneh amat," tukas Jaemin. "Padahal mukanya nggak ada bule-bulenya."
"Orang tuanya katholik kentel, jadi dinamain ngambil dari bible gitu katanya."
"Kok lo tau banget sih?"
"Kok lo kepo?"
"Eh serius," Jaemin makin tertarik. "Lo suka ya sama dia? Herin mau lo kemanain?!"
Mark bergidig.
"Enggak lah!" sangkal Mark. "Cantik sih tapi serem. Mending gue sama Herin.""Ya udah, Esther buat gue aja gimana? Hehe," kelakar Jaemin.
"Mana mau dia sama lo," Mark menoyor Jaemin. "Dia sukanya Cha Eunwoo."
"Idih, gantengan gue," kata Jaemin.
"Ya nggak juga sih."
"Hyung :))"
Pluk pluk pluk
"Ah, sorry, nggak sengaja!"
Mark dan Jaemin menoleh ke belakang karena mendengar suara Jeno.
Mereka melihat Jeno dan Haechan berdiri berhadapan dengan cewek dengan badge kelas akselerasi di bajunya. Di sekitar mereka berserakan jeruk-jeruk dan kantung plastik sobek.
"Loh, lo lagi?" kata Jeno pada cewek tanpa ekspresi yang sekarang melepas blazernya lalu mulai memunguti jeruk-jeruknya ㅡmemasukannya ke blazer yang diikat menjadi keranjang seadanya.
Sementara Jeno masih mengomel, Haechan sudah ikut membungkuk memunguti jeruk. Mark dan Jaemin menghampiri mereka dan memungut beberapa jeruk ㅡdaripada Jeno lebih lama jadi tontonan pagi ini.
"Terima kasih," ucap cewek itu sambil tersenyum setengah hati, lalu pergi begitu saja.
"Ngapain sih lo?" tanya Mark pada Jeno.
"Nggak sengaja, mau ngagetin kalian tapi malah nabrak dia," jawab Jeno.
"Makanya, niatnya nggak bagus sih," timpal Haechan.
"Ya namanya juga nggak sengajaaaaa."
"Eh ngapain lo diliatin mulu orang udah pergi?" Mark menyikut Jaemin yang masih menatap si jeruk tadi.
"Dia kelas berapa sih?" tanya Jaemin. "Kok kayaknya sering liat."
"Lo lucu deh," Mark tertawa. "Dia kan Alice Kim, wakil student council. Semua orang juga sering liat."
Jeno berdecak.
"Kayaknya gue deh yang paling sering ketemu dia," kata Jeno. "Sampe bosen.""Tapi kok kayaknya dia ya yang lebih bosen liat muka lo?"
"Sialan."
"Ah, gue baru inget!" pekik Jaemin. "Dia temen gue waktu SD."
"Masa? Kok tadi dia nggak kenal sama lo?"
Sudut bibir Jaemin tertarik ke samping sambil mengingat masa lalunya.
"Dulu waktu study tour SD gue pernah koma padahal gara-gara dia.""Hah?!"
"Iya, gue koma seminggu gara-gara nolongin dia ㅡbus kita kecelakaan."
"Terus?"
"Ya gitu gue koma, denger-denger dia gegar otak sampe amnesia gitu terus pindah sekolah," kata Jaemin. "Ternyata di sini... dunia sempit."
"Kok sweet banget sih?" komentar Haechan.
"Sweet your head," Jaemin menoyornya. "Untung aja waktu itu gue nggak mati."
"Murgly!" desis Esther di dekat ruang loker. Wajah pucatnya tampak kelabu di bawah bayang-bayang pintu.
Mark menoleh.
"Gue ke sana dulu, ya. Bye.""Cieee temen tapi ketemuan diem-diem," ledek Jaemin sebelum berbelok ke arah berlawanan bersama Jeno dan Haechan.
Mark mengacungkan jari tengah diam-diam pada Jaemin, lalu berjalan cepat ke arah Esther.
"Apa?" tanya Mark.
Esther memberi isyarat dengan jarinya supaya Mark mengikuti. Langkah kaki panjang Esther menggiring Mark ke ruang kosong di belakang perpustakaan yang lembab dan bau apek.
"Apa sih?" tanya Mark. "Kenapa setiap kita ketemu harus ngumpet-ngumpet giㅡ hey ngapaㅡinㅡsih?"
Wajah Mark memerah saat Esther menyentuhnya dengan telapak tangannya, menarik kelopak matanya Mark ke bawah, lalu lanjut meraba-raba leher dan dada Mark.
"Ya ampun ini pelecehan!" pekik Mark dengan suara tertahan.
Bukan Choi Esther namanya kalau mau menghiraukan orang lain, dia sekarang mencengkeram pergelangan tangan Mark lalu menekankan ibu jarinya ke urat nadi Mark.
"Tau nggak? Orang lain bahkan ada loh yang harus bayar mahal cuma buat liat gue dari jauh!" protes Mark walaupun jantungnya berdebar-debar.
"Lo akhir-akhir ini sering banget pake time turner ya?" tanya Esther tanpa menanggapi protes tadi.
Mark mengangguk.
"Kok tau?"Esther menghela nafas.
"Jangan keseringan," ucapnya. "Nggak baik.""Kenapa?" tanya Mark. "Lo nggak pernah bilang apapun sebelumnya."
Esther mengeratkan gigi, mempertimbangkan apakah ini waktu yang tepat atau bukan untuk memberi tahu Mark.
"Kapan grup lo comeback lagi?" tanya Esther akhirnya.
Mark berpikir lalu menjawab, "Minggu depan gue debut unit baru, dan kayaknya bulan depan comeback unit yang sekarang."
Esther memijat pelipisnya.
"Ya ampun," ucapnya. "Agensi lo gila ya."Mark mengangkat bahu.
Lagi-lagi Esther menghela nafas sambil menatap Mark yang bingung sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan disini.
"Pokoknya, tolong pakai time turner itu secukupnya aja," ujar Esther. "Jangan keseringan."
Belum sempat Mark bertanya 'kenapa', bel masuk kelas sudah berbunyi.
"Sial, gue belum ambil buku partitur di loker," Mark mengacak rambutnya. "Gue pergi dulu ya. Bye!"
Esther berjalan pelan sambil melihat Mark berlari sampai ujung koridor.
Saat ini Mark sangat membutuhkan benda itu, mungkin tindakannya memberi peringatan tadi sementara ini cukup.
Esther hanya bisa berharap Mark tidak cukup ceroboh untuk mengalami apa yang terjadi pada diri Esther sekarang gara-gara music box ajaib itu.
.
.
.
.
.
ㅡtbcTerselip side story Nowhere disini :"
Kalo yg udah baca Nowhere baper kali ya tau tentang masa lalu Jaemin ini heheheYg belum baca, makanya baca wkwkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Backup ; mark lee ✔ [revisi]
Paranormalwas #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an au ▫adult jokes and profanity #1 190318 #2 141117 #3 021117 #4 251017 #9 151017 #13 141017 #19 in pa...