"AW SAKIT!"
Mark memekik tertahan saat cubitan kejam Esther menyerang perut sebelah kirinya. Ia heran bagaimana jari-jari sekurus itu bisa semenyiksa ini.
"Jawab yang bener makanya," nada kemarahan yang sangat datar tapi mengancam ㅡChoi Esther.
"Iya iya lepas dulu!" Mark memukul-mukul pelan punggung tangan Esther.
Setelah kemarin secara tidak langsung mereka tidak bertemu, sepertinya Esther semakin ganas.
Jadi sebenarnya pagi kemarin Mark bangun jauh lebih awal dan tidak tega melihat Esther tidur di lantai. Sebelum pergi, Mark memindahkan Esther ke kasur ㅡia baru ingat Ten sedang tinggal sendiri di appartement karena sedang non-active.
Yaㅡ kemarin tidak mungkin Mark pergi ke sekolah karena sampai jam pulang sekolah ada dirinya yang lain.
Jadi ia menumpang di rumah Ten dan kembali ke sekolah saat jemputan pulang datang.Tepat dan hati-hati.
Tapi Mark belum puas kalau tidak membuat Esther kesal.
Saat Esther bertanya pada Mark tentang kenapa tiba-tiba posisi tidurnya berpindah, Mark menjawabnya dengan bercanda alih-alih jujur:
"Malem itu kan dingin, jadi aku pindahin kamu ke atas biar kita tidur bareng aja hehehe."
Tahu sendiri kan kelanjutannya?
Ya, adegan penganiayaan tadi.
"Gosh, kidding! Kamu pikir aku cowok nggak bener?" tanya Mark setelah menjelaskan semuanya.
"Iya," jawab Esther datar.
Mark tertawa tak percaya.
"Tau nggak? Itu khayalan setiap fans aku di fanfiction!"Esther memutar bola mata.
"Emangnya hidupmu fanfiction?" ujarnya. "Dan emangnya aku salah satu fans kamu? Ew.""Ew???"
"Double ew."
"Terus ngapain nyari?"
Esther bersidekap lalu menatap Mark serius.
"Dua hari yang lalu, kamu ngapain aja di sekolah?""Ngapain mau tau?"
"Ini hak dan kewajiban pemilik pertama time turner."
Mark merasa terintimidasi, tapi dia tidak yakin akan memberi tahu Esther atau tidak.
"Ada urusan penting, urgent," kata Mark.
"Urusan apa?"
Mark mencoba mencari perumpamaan.
Tadinya dia ingin bilang 'bagaimana kalau Esther tiba-tiba kehilangan teman dekat' ㅡtapi ia ingat Esther tidak berteman dekat dengan siapapun."Mark?"
"Hmm... Kamu nggak akan ngerti," Mark menghela nafas.
Ada rasa kesal karena teringat kegagalannya menemukan Jaemin kemarin.Esther menopang dagunya di atas meja.
Dalam hati sebenarnya ia sadar ada yang berbeda pada ekspresi Mark dan teman-temannya hari ini.
Tapi ia juga tidak mau mencampuri urusan mereka terlalu jauh, apalagi Mark sepertinya keberatan."Pokoknya mulai sekarang, lebih hati-hati sama music box itu," kata Esther. "Apalagi sekarang kamu udah tau kan."
"Tau apa?" tanya Mark.
"Loh?" Esther kaget. "Jadi waktu aku ngomong sebelum tidur itu kamu nggak denger?"
Mark mengingat-ingat. Ia ingat sih mendegar Esther berbicara ㅡtapi terlalu mengantuk untuk sepenuhnya sadar dan mengerti isi pembicaraan mereka.
"Denger sih, tapi nggak inget. Ngantuk berat," Mark mengingat badannya yang terasa rontok malam itu karena sepanjang siang sampai sore berlari di seluruh sekolah.
Ekspresi Esther menegang.
Ternyata Mark belum tahu.
"Emang waktu itu ngomong apa sih?" tanya Mark. "Ulangi aja sekarang."
Ya, Mark benar ㅡpikir Esther.
Dia berhak tau sebelum terlambat.
"Ini ada hubungannya sama kotak musik itu, dan beberapa hari belakangan aku udah coba kasih tau kamu tapi selalu gagal," ujar Esther.
"Ooh," Mark ingat beberapa kali percakapan mereka terputus. "Emang ada apa?"
"Aturan lain yang kamu belum tau..." ucap Esther perlahan. "Kamu nggak boleh ketemu sama diri kamu yang lain dalam keadaan kalian berdua sama-sama sadar."
"What?!"
"Sorry, Mark. Selama ini aku memutuskan nggak kasih tau kamu dulu karena aku nggak mau kamu jadi takut. Kamu butuh benda itu. Banget," sesal Esther.
"But, why? What gonna happen if I do?" tanya Mark.
Esther menghela nafas ㅡternyata Mark memang tidak mendengarkannya sama sekali.
"Saat kamu, atau siapapun, kembali ke waktu lampau, itu berarti menciptakan backup buat diri sendiri ㅡcadangan.
Ini rumit sih, tapi kamu pikir gimana kalau di waktu yang sama backup ketemu yang asli atau backup lainnya?" jelas Esther panjang lebar."Crash," jawab Mark logis.
"Surely," Esther mengangguk. "Sistemnya akan kacau ㅡdan dari yang aku pelajari, ada penalty yang harus ditanggung."
"Penalty what?"
"Umur kamu berkurang. Satu tahun waktu kamu belum tau fakta ini, sepuluh tahun waktu kamu udah tau tapi nekat."
Mark speechless.
Ia kembali sepuluh kali saat mencari Jaemin kemarin. Berarti ia membuat 10 backup ㅡada 11 Mark termasuk dirinya dalam interval waktu yang berdekatan.
Dan Mark bertemu dengan backup-nya.
Bukan hanya sekali. Tiga kali.
Bagaimana kalau backup-backupnya juga saling bertemu?
"Mark?" tanya Esther tidak enak. "Kamu berhak marah, tapi aku sama sekali nggak berniat jelek. Akuㅡ"
Mark menatap Esther dengan alis berkerut cukup lama.
Tapi akhirnya ketegangan wajahnya mengendur, pasrah."Better late than never," desah Mark. "Tapi sejujurnya aku kecewa."
Esther menunduk. Ia juga menyesal.
"Kamu berhak marah," kata Esther."No, I'm fine," Mark menggeleng. "We're good."
Reaksi semacam ini tidak terpikirkan oleh Esther. Ia tertegun menatap Mark.
Click
Suaranya sangat pelan, tapi cukup keras untuk mengejutkan Mark.
Suara shutter kamera.
Mark segera berdiri dan keluar dari kelas kosong tempat ia dan Esther berada sejak tadi.
Benar saja, ia melihat seseorang dengan jaket hitam berlari menjauh dengan kecepatan super.
"Ada apa sih?" tanya Esther menyusul Mark ke luar.
"Paparazzi," jawab Mark lemah.
Belum selesai masalah tentang Jaemin dan berapa banyak umurnya sudah berkurang, di benak Mark sudah terbayang masalah lain yang akan ia hadapi dalam waktu dekat.
.
.
.
.
.
ㅡtbc
Neomu panjang, sumimasen u___u
Btw aku tau tulisanku suka bikin pusing, dm atau wall aja deh ya kalo ada yang ganjel h3h3
![](https://img.wattpad.com/cover/125328940-288-k772244.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Backup ; mark lee ✔ [revisi]
Paranormalwas #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an au ▫adult jokes and profanity #1 190318 #2 141117 #3 021117 #4 251017 #9 151017 #13 141017 #19 in pa...