Anak-Anak itu

14 0 0
                                    

aku menghampiri mereka dengan membawa makanan yang aku bawa untuk orang rumah uang saku yang sengaja aku bawa untuk berjaga - jaga dan boneka teddy bear pemberian sahabat kecilku dulu.

"hai ade kalian ngapain disini ? nama kalian siapa ?" aku menghampiri mereka dan mencoba mengenal mereka 

"kita lagi nyari uang teh buat makan ade aku lapar" seorang gadis bertubuh lebih besar di bandingkan dengan anak satunya lagi 

"nama aku lia dan ini adik aku rara, rara nangis karena belum makan" tangisnya 

oh tuhan apa yang telah aku lakukan gumamku dalam hati aku menyimpan semua barang bawaanku dan memeluk mereka 

"lia ,, rara kalian kenapa harus kaya gini harusnya kalian duduk di rumah dan tidur" air mataku jatuh seketika aku tak hentinya mencium kepala mereka 

"lia,,, rara kaka bawa makanan untuk lia dan rara, dan ini uang buat kalian pulang dipake buat yang penting yah, rara boneka ini untuk rara dan ini jaket teteh pake yah supaya kalian gak kedinginan" kuberikan semua barang yang ku bawa dan jaket yang aku kenakan 

"makasih teteh" mereka memelukku menangis dalam pelukanku 

"teteh cantik" rara memegang pipiku dengan tangan mungilnya 

aku menatap mereka tanpa henti harusnya aku harus jauh lebih bersyukur dengan keadannku yang sekarang hidup berkecukupan dikelilingi orang-orang yang menyayangiku 
"mau teteh anter pulang ?" tawarku 

"gak apa - apa teh rumah kita deket, itu rumah lia sama rara disana ada mama" jelas lia 

"ayah lia kemana ?" tanyaku 

"mama bilang ayah lia udah pergi jauh" dengan polosnya lia menjelaskannya 

"rara sayang rara harus kuat yah rara harus jadi adik yang nurut sama orang tua sama teh lia juga yah harus pinter sekolahnya ya" isak tangisku tak bisa terbendung saat melihat wajah mungil itu menatapku 

"lia kamu adalah seorang kakak, suatu saat nanti kamu lah yang jaga mama dan rara kamu harus kuat dan jangan cengeng yah lia janji ?" ku ulurkan jari kelingkingku untuk mengikat sebuah janji 

"iya teteh lia janji" lia mengaitkan kelingkingnya ke kelingkingku 

aku melepaskan kelingkingku dan bersiap untuk kembali ke arah mobil untuk pulang dan beristirahat

"teteh" seseorang memanggilku 

"iyah"

"nama teteh siapa ?" rara bertanya dengan lucu 

"nama teteh lova panggil teteh ova" jelasku 

rara memelukku dengan hangat den mencium pipiku tanpa mengatakan apapun, mereka pergi setelah mengucapkan terimakasih dan salam perpisahan, aku melihat mereka dari jauh lia yang menuntun tangan rara berjalan menelusuri jalan yang gelap, terlihat siluet senyum yang mengembang di wajah mereka tapi rasanya hatiku tersayat melihat ini semua di depanku.

anak sekecil itu seharusnya diam di rumah dengan orang tua bercengkrama dengan hangat atau sedang dibacakan sebuah dongeng untuk menemani mereka hingga terlelap tidur, sepanjang jalan aku hanya menangis dan memikirkan lia dan rara mereka yang sedari tadi memperhatikanku tak bisa berbuat apa-apa mereka hanya menungguku hingga aku mau bicara 

ka ando yang sedang berusaha untuk melepas jaket yang dikenakannya kalah cepat dengan raka yang sudah melepas jaketnya lalu mengenakannya kepadaku raka memelukku 

"semuanya baik - baik aja " menepuk-nepuk kecil di punggung

perjalanan pulang terasa canggung ikbal dan ica yang sudah terlelap tidur duluan dan kini yang nyetir berganti jadi ka ando, aku di jok belakang bersama raka masih di dekapan raka hingga aku  terlelap tidur. 


Raka dan LovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang