Benarkah Kamu Sahabatku ?

6 0 0
                                    


hari yang cerah dimusim panas tapi menurutku ini tidak panas namun lebih terasa hangat karena awan menutup sebagian matahari yang bersinar atau bisa juga karena ini masih pagi dan matahari enggan menyapa dengan panasnya tapi dengan kehangatannya, aku harus bergegas ke kelas karena sebentar lagi guru killer akan masuk dan memulai aktivitas mengajarnya seperti biasa yang membuat kami mengantuk

"morning lova" tiba-tiba seseorang menyapaku dari samping sehingga kami berjalan berdampingan 

"oh hi morning hani sorry pake headset" balasku sedikit lambat 

"dengerin apaan si serius amat ?" tanya hani sambil memegang tali tasnya 

"oh ini lagunya loren allred,,," belum sempat aku menyelesaikan kalimatku

"never enough ?" tebak hani 

"ko lo tau ?" 

"yaelah tau lah orang di jadiin soundtract film dan gue ramal lo tau lagu itu setelah nonton filmnya kan?" tebaknya lagi dengan sedikit bangga 

"lo itu korban film si dilan ramal ramal segala" dengusku "lagian kali ini tebakan lo salah gue tau lagi itu awalnya dari IG seseorang yang ngecover lagu itu" jelasku dengan seksama dan masih dengan perjalanan menuju kelas

aku tau dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikan kami, perempuan yang dulu dekat dengan kami tanpa adanya batas tanpa adanya paksaan tanpa ada yang merasa tersakiti tapi kali ini aku salah, sesosok yang dinobatkan sebagai "sahabat" mampu mengubah semua yang indah menjadi luka, luka yang tak akan pernah hilang tapi aku yakin luka itu akan sembuh

--------

bel pun sudah berbunyi pertanda sang guru killer akan masuk dengan lincahnya hani mengeluarkan minyak angin

"lo masuk angin ?" tanyaku pada hani 

"kagak, ini adalah senjata supaya gue melek pas pelajaran doi" sambil mengusap minyak angin di hidungnya dan di pinggir dekat dengan ekor matanya 

"nanggung amat mendingan lo tetesin aja tu minyak angin ke mata lo gue jamin 1000% mata lo melek sampe jam pulang nanti" ledekku 

"weessss kang keset sa ae dah" balas hani yang tak ingin kalah di katain 

sang guru pun hadir dengan seorang yang terlihat masih muda mengenakan almamater dan terlihat jelas dia adalah seorang mahasiswa "mahasiswa magang" gumamku 

"selamat pagi anak-anak" sapa guru itu guru yang kami panggil guru killer 

"pagi...." menjawab serentak 

"pagi ini bapak mau memperkenalkan mahasiswa magang yang akan gantiin bapak selama bapak umroh nanti" jelasnya 

"alhamdulillah" tanpa sadar kami semua mengucap hamdallah bersama 

"ini namanya pak alex widharma" menunjuk ke arah yang di maksud 

"sekarang bapak bisa memulai pelajarannya saya tinggal dulu karena masih ada yang harus saya kerjakan" pamit guru itu 

"baik pak" jawab pak alex 

"anak-anak belajar dengan baik jangan sampai bapak dengar kalo kalian bikin ulah" gerutunya 

"baik pakkkkkkk,,,,,," jawab kami 

"selamat bertugas" senyum pak ucok ke pak alex sambil pergi meninggalkan kelas 

guru killer itu pak ucok guru mata pelajaran kewarganegaraan salah satu guru yang paling menjungjung tinggi kedisiplinan satu hal yang menurutku keren beliau tidak pernah menghakimi hanya mendengar satu pihak

Raka dan LovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang