cpahter 10

8.9K 144 8
                                    

hehehe, nggak kerasa msi lanjut ceritanya (takut banyak yang ngga minat) :D

lansung aja yeeee,. backsound -> treng treng treng treng. inilah capther yang ke-10. MONGGOOOO.,

Aku memandang keluar jendela mobil, melihat mahasiswi UGM yang terlihat simple dan ber-otak makin membuatku khawatir. Apa aku terlalu bodoh atau terlalu pintar sehingga apa yang calon suamiku kerjakan aku nggak tahu? Selama aku kenal jarang aku menanyakan tentang suamiku, malah aku yang menceritakan tentang diriku.

            Silang pikiran antara pikiran yang waras dan tidak berkecamuk dalam pikiran. Perasaan takut, jengkel dan pastinya cemburu. Sudah berapa kali kata cemburu ini menjadi kata yang setiap detik atao menit mampir di otakku. Sial bener-bener sial. Nggak ada titik jelas sama otakku ini, masih memikirkan hal-hal yang sebenarnya nggak pernah aku pikirkan dalam hatiku.

“Lu itu emang bener-bener harus deket sama Mas Aryo deh biar lu paham seluk beluk tentang dia”, suara Sesil yang nadanya hampir sama seperti yang tadi malah jantungku sesak.

            Tidak berani membalas atau melihat mata Sesil, bersembunyi di balik luar kaca mobil yang semakin ramai di luar sana. Hilir mudik dengan mahasiswa UGM yang sekarang menjadi sorot mataku satu persatu. Menarik dan tanpa bosan aku melihatnya.

“Hei, ngapain lu? Serius banget lihatnya?”, Sesil yang mendekatiku dan ikut-ikutan melihat kearah luar yang dari tadi aku liat. Di bangku taman tepat di bawah pohon terdapat sekumpulan anak-anak mahasiswa yang sepertinya aktivis kampus. Jaz almamater kebanggaan mereka dengan rapi terpasang di badan mereka. Diskusi yang pasti menarik perhatian setiap orang yang melihat atau melewati mereka.

“Liat mereka diskusi kayak gitu, ingatin guwe masa-masa di kampus”, aku menoleh ke arah Sesil yang dari tadi ikut nimbrung.

“Ya emang sih masa-masa kuliah itu nggak bisa di lupain”

            Aku tersenyum pada Sesil. Nada suara yang jengkel sudah berubah menjadi nada yang menyenangkan sama seperti Sesil yang dulu.

“Oh ya mbak tadi pak Aryo suruh tunggu di situ”, Pak Tutun menunjukkan tempat yang di maksud. Terlihat bangunan yang lumayan mewah tapi minimalis. Satu atau gerombolan orang dan mahasiswa datang lalu pergi. Sesil keluar duluan sambil ngibas-ngibasin rambutnya yang tergurai pirang bergelombang. Mahasiswa yang curi-curi kesempatan ke arah Sesil malah bikin Sesil nebarin suasana makin layaknya di Surga. Gimana nggak semriwing sama gayanya Sesil yang mirip promosiin shmapo pakek kayak slow motion. Siapa yang nggak kecantol sama Sesil coba. Cantik, tinggi, putih, montok, lansing and wangi. Belum lagi kepribadiannya yang supel, tegas, berpendidikan, serta kemampuannya menghargai orang lain layaknya keluarganya sendiri. Sesil yang tahu malah seneng-seneng aja di liatin sama cowok-cowok yang lagi duduk di dekat bangunan yang sepertinya itu hotel.

            Sesil menggaet lenganku lalu membisikkan ke telinga kananku, “Lu liat nggak tuh cowok. Dia liatin guwe trus dari tadi. Nerveous guwee”, sesil yang kegirangan sama plototan mata nakal mahasiswa di situpun membalas mereka dengan senyuman.

            Aku yang perhatiin dia bales kata-kata Sesil, “Lu doyan brondong?”

“Doyan aja kalau emang kepepet. Hehehe”, Sesil yang dari tadi cuman terpaku di tempat gara-gara pandangan sok kenalnya cowok-cowok segera menuju ke dalam area depan bangunan. Karena kepanasan kali.

            Aku yang cari sesuatu petunjuk bangunan apa yang ada di depanku akhirnya ku temukan juga. Sebelah kanan atas dengan background tempo garis-garis abu-abu yang tulisannya UC Univeritas Gajah Mada. Karena kebetulan cuaca hari ini panas banget akhirnya aku mutuskan untuk ngekor di belakang Sesil. Lihat pertama kali sih kerasa comfort, lux, dan adem. Beberapa tourist yang sedang bercengkerama dengan salah satu orang berwajah jawa tersenyum-senyum senang, “I’m very lucky can stay in this hotel. It’s awesome”. Orang yang mukanya jawa itupun membalas dengan senyum bangga.

MarryTic : Love is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang