chapter 23 - story of her

7.6K 111 8
                                    

ini salah satu chapter yang berkaitan dengan isi diaryku *mengenang masa lalu* hahaha :D

cinta pada pandangan pertama lalu turun ke cinta pertama. Kompleks tapi mengesankan.

bagi yang baca chapter ini, aku minta tolong bocorin arti dari Cinta pada pandangan pertama dan Cinta pertama menurut kalian donk :) 

makasiiihhh :))

            Aku melihat kursi belakang mobilku.

“Kita sampai”, kataku. Aku segera membuka pintu dan berdiri di samping pintu belakang yang terbuka. Dengan lembut, Mas Aryo menggandeng tanganku untuk bersiap masuk ke dalam rumah.

            Sedangkan Sesil, dia masih bingung antara masuk dengan tidak. Mungkin perkara ini mudah untuk Mas Aryo tapi agak sulit agar Sesil menerima kenyataan dia harus kembali ke dalam masa lalu. Entah, alasan apa kenapa Sesil diam tidak beranjak dari tempatnya berdiri dan hanya mematung menatap rumah yang di tatap dengan tatapan ‘kenapa??’

            Tangan kiriku yang kosong berusaha menarik Sesil untuk maju melangkah bersama dengan Mas Aryo. tentu saja aku masih ingat kata-kata Mas Aryo setelah aku meninggalkan rumah ini kemaren sore. Mengetahui, perihal apa Mas Aryo berusaha memaksaku dan memunjukku untuk melakukan hal ini. Jujur.

            Duduk di serambi pinggir jalan seperti ini menikmati indahnya malam sangat membuatku terpesona. Dengan kerlap-kerlip bintang buatan sebagai suguhan panoramanya dan jagung bakar khas bumbu mentega tak lekang meringkukkan perutku agar segera menyantap jagung bakar yang ada di hadapanku. Dengan lahapnya aku menyantap jagung bakar dengan aneka rasa.

“Pelan-pelan kalau makan. Kesedak lho nanti”, tangan Mas Aryo hendak membersihkan mulutku yang belebotan dengan bumbu jagung bakar.

“Enak banget Mas. Baru ini aku nemu jagung bakar yang sedep”, kataku.

“Ini baru pemula, nanti kapan-kapan Mas Aryo ajak wisata kuliner di Yogja. Tapiii.. abis bulan madu ya”, jemari tangan mas Aryo yang kosong mengacak-acak rambutkuku. Tak tahu ada rasa apa, tiba-tiba aliran yang aku simpan selama ini, selama aku memiliki kekasih dan tentu aku berusaha menghindar agar rasa ini tidak keluar dari tempatnya, lepas ketika Mas Aryo mengacak-acak rambutku. Sentuhan yang hangat seakan membuat jantungku ingin lepas. Merasa wajahku agak memerah karena sentuhan ini dan kata-katanya barusan, perlahan aku berpura-pura menepis tangan mas Aryo yang tak tahu kapan sudah ada di belakang punggungku. Mengusapnya secara perlahan. Tegangan aneh menyelinap dalam tubuhku.

            “Yaa.. Mas Aryooo. Berantakan rambutkuu”, aku bingung dengan rasa aneh ini. Rasa yang membuatku panas tapi menginginkannya lagi dan lagi. Karena menyesal, Mas Aryo merapikan rambutku yang panjang dan tergurai. Di belainya tanpa ada rasa yang dia sembunyikan. Kulit kepala seperti terbakar ketika kulit tangan Mas Aryo menyentuhnya. Dan seakan terbawa suasana malam itu, dorongan untuk mendekat di samping Mas Aryo semakin meraja lela. Mas Aryo yang tahu malah merangkul tubuhku yang kecil untuk lebih merapat di dekatnya. Pengakuan selama ini aku bisa bertahan sebelum menikah sirna saat Mas Aryo mencium ubun-ubunku. Suasana malam yang hanya di sinari bintang buatan dari kota Yogja tak layak aku jauhkan. Ada rasa baru yang membuatku kehilangan control dan menyelusup ke seluruh tubuhku. Rentetan yang tidak di rencakan terjadi begitu saja. Aku tidak mempedulikan aku berada dimana. Yang aku inginkan sekarang hanya Mas Aryo.

            Tentang apa yang terjadi beberapa hari ini aku berfikir, inikah arti dari sebuah perjuangan untuk mempertahankan cinta? Cinta itu tidak melemahkanmu tapi menguatkanmu.

MarryTic : Love is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang