Tiga

987 87 3
                                    

"Masayu Ajeng Wijaya."

-Yogyakarta, 1950-

   Ucapku seraya menatap iris coklatnya.
Entah bagaimana, wajahnya tidaklah asing bagiku.

   "Tidakkah ini kali pertama kita bertemu tuan?"

   "Saya rasa tidak, saat pertama puan datang kemari, kita sudah bertemu."

  "Mungkin aku tak menyadarinya saat itu, maaf."

   "Tidak mengapa, apa pagi ini puan sedang sibuk? jika tidak, saya hendak mengajak puan melihat lihat kota."

   Aku menerima ajanya begitu saja. Kami
berkeliling perkebunan hingga ke pusat kota yang tampak ramai pagi ini.

  Orang orang terus mentapku dengan pandangan aneh, setiap kali kami memasuki sebuah toko.

   "Mereka begitu karna wajah puan sangatlah cantik." begitu ujar Dhani saat kutanya.

   "Kita baru bertemu, tapi rasanya sudah banyak ucapan manis yang kau lontarkan padaku."

    Dhani hanya terkekeh mendengar jawabanku.

    "Jika nyatanya wajah puan memanglah jelita,apa saya harus berbohong?"

   Oh.. dia sungguh gila, kurasa aku harus meminta ayah untuk mengirimku kembali ke Belanda.

Est 1950 ( Daniel & Sejeong ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang