-Bandung, 19 Jan 1951-
Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa aku sudah pergi dari rumah cukup lama.
Jangan anggap aku kabur dari rumah. Karna aku hanya menerima tawaran Dhani untuk tinggal dirumah mendiang ibunya.
Tenang, kami tak tinggak satu atap. Dhani tinggal dirumah dinas miliknya semenjak memutuskan untuk pindah kemari.
Sesekali,ia kembali keYogya hanya untuk mengatar surat berisi kerinduanku pada ibu.
Ia juga sering mengirimi ku surat jika sedang pergi keluar kota. Dan aku selalu menyimpan semua surat itu.Soal ayahku, dia masih teguh dengan pingitan itu. Masa bodoh saja dengan orangtua itu.
Terkadang aku berfikir, gadis mana yang menerima ajakan seorang taruna untuk pergi begitu saja tanpa persetujuan orangtuanya?
Tapi aku menyukai semuanya. Termasuk Dhani.
Entahlah, semua mengalir begitu saja. Bahkan ketika hari itu tiba.
"Terasa tak pantas jika saya mengatakan ini, tapi bersediakah puan tetap disini entah sampai kapan?"
Dan gadis gila ini menjawabnya dengan senang hati.
"Tak ada pilihan untuk menolak tetap disini sampai waktu yang mungkin tak kunjung berakhir."