[02] Kesalahan Pertama

213K 6.1K 497
                                    

A/n : Part sebelum ini [01] Malam Malapetaka aku private. Karena ada unsur 🙈. Follow dulu kalo mau baca. Terimakasih :)

------

"Satu kesalahan terbodoh yang pernah aku lakukan bersama perempuan yang tidak ingin aku ingat namanya."

-Atta Mahesa-

-Atta Mahesa-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

"Kak Atta?" Vei benar-benar terkejut saat tahu laki-laki yang berada di sampingnya saat ini adalah Atta. Laki-laki itu jugalah yang telah menghabiskan malam panjang bersamanya tadi malam.

Tenggorokan Vei sungguh terasa kering saat ia kembali mengingat kejadian semalam.

"Kak Atta tanggung jawab, kan?"

"Gak!" jawab Atta membentak.

Ya, Atta benar-benar terlihat marah sekarang. Atta marah pada dirinya sendiri. Kenapa ia bisa dengan bodohnya melakukan hal yang akan disesalinya seperti saat ini.

Semalam, Atta dikuasai oleh nafsu syahwatnya yang ingin dipuaskan. Dan tadi malam pikirannya seakan ikut sejalan dengan nafsunya. Sampai pada akhirnya ia melakukannya pada Vei.

"Kak Atta..." Vei memanggil nama Atta lirih. Namun, Atta tak berniat untuk menoleh padanya. Merasa tak ada respons dari laki-laki itu, Vei pun memegang lengan Atta. "Kakak, bakal tanggung jawab, kan?"

Atta menepis secara kasar tangan Vei. "Gak," hanya itu yang dikatakan Atta.

Jika ada orang yang mengatakan Atta mempunyai hati sekeras batu maka itu benar adanya.

Jika ada orang yang mengatakan Atta mempunyai sikap dingin sedingin es yang berada di kutub utara dan di kutub selatan yang tidak bisa mencair, itu juga benar adanya.

Jika ada orang yang mengatakan Atta tidak punya perasaan sama sekali, itu pun benar adanya.

Bagaimana bisa Atta mengatakan tidak ingin bertanggung jawab padahal ia sudah melakukan hal yang perlu untuk dipertanggung jawabkan?

Vei bukan tipe perempuan yang cengeng, tapi saat ini ia benar-benar tidak bisa menahan air matanya.

Air matanya menetes satu per satu dengan derasnya. Nyeri disekujur tubuhnya pun tidak sebanding dengan kenyataan pahit yang dihadapinya saat ini.

Atta tetap bergeming. Mungkin sebagian laki-laki akan luruh jika ada perempuan yang sedang menangis dan akan membujuknya agar diam, tidak menangis lagi. Berbeda dengan Atta, laki-laki itu bersikap acuh tak acuh. Tidak mau tahu.

"Semua yang terjadi semalam itu kesalahan," kata Atta yang membuat Vei menatapnya penuh harap. "Apa pun yang terjadi sama lo nantinya, gue nggak akan bertanggung jawab."

The FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang