Chapter 10

159 24 0
                                    

"k-kau lupa dengan perkataanku kemarin?" tanya Chanyeol dengan terbata-bata

"apa?"

"kau benar-benar lupa? YA! Kau tidak boleh seenaknya saja melupakan hal itu."

"perkataan apa? bicara yang jelas." Teriak Nara dengan keras. Wajahnya menunjukkan ekspresi serius.

"YA! Kenapa harus berteriak. Kan sudah ku katakan kalau kau tidak boleh dekat dengan sunbae itu, kau masih tidak mengerti juga?"

"kenapa kau harus peduli aku harus dekat dengan siapa? kau kira kau siapa?"

"pokonya kau tidak boleh bersamanya. Arasseo? Aisshhh". Dia langsung pergi melarikan diri.

"YA! Ada apa dengan dia? aisshh dia benar-benar suka mengurusi urusan orang lain." Nara mengacak-acak rambutnya sebal.

***

Nara POV

Sampai kapan hidupku akan dihantui oleh namja seperti dia? Bagaimana bisa aku bertahan jika terus dekat bersamanya. Aigoo... aku benar-benar tidak tahan.

Aku sengaja pulang bersama Eun Woo. Aku masih muak dengan Chanyeol atas perbuatannya itu.

"Nara-ya, gwaenchana?" tanya Eun Woo sunbae khawatir melihat wajah ku yang murung.

"ahh de gwaenchana" jawabku bohong.

"bagaimana kalau hari ini kita singgah ke kedai jajangmyeon, mau tidak?" ajaknya.

Aku segera mengiyakan. Ini momen yang tepat untuk menghilangkan kekesalanku padanya.

Aku terus melahap jajangmyeon tanpa menatap Eun Woo sekalipun. Makanan memang bisa membangkitkan moodku kembali.

"Nara-ya" panggil sunbae hingga membuatku kaget.

"Ada apa denganmu? Apa kau ada masalah?" tanyanya. Aku hanya tersenyum tipis tanpa menjawab pertanyaannya.

Tiba-tiba Sunbae mengusap ujung bibirku dengan tissue.

"ckck kau ini seperti anak kecil saja". Aku menunduk malu.

"haah aku benar-benar kenyang sekarang, khajja... waktunya pulang" Ajak sunbae ketika hendak meninggalkan kedai itu.

"sunbae hmm gomawo" kataku dengan malu.

***

Jam menunjukkan pukul 9 malam. Nara masih berjalan menuju rumah. Keadaan di sekitarnya memang agak sunyi. Tapi Nara tidak merasa gelisah sedikit pun. Saat ia memasuki lorong yang kecil tiba-tiba seseorang mengikutinya dari belakang. Mulanya Nara tidak menyadarinya. Tapi lama-lama perasaannya tak enak. Dia sedikit menoleh kebelakang dan mendapati seseorang berdiri membelakanginya dengan gerak gerik yang mencurigakan. Nara menjadi sedikit curiga, Setiap kali dia melangkah, laki-laki itu mengikutinya.

"eottokhee....eottokhe apa yang harus aku lakukan?"gumamnya. Seluruh tubuhnya kini gemetar dan jantungnya berdetak kencang sampai-sampai dia hampir kehilangan nafas.

Nara merogoh kantung blazzernya dan mengambil ponsel. Dengan tangan gemetar dia mengetuk-ngetuk ponselnya.

" Nara-ya kemana saja kau?" bentak seseorang begitu teleponnya tersambung.

"Chanyeol-ah, tolong aku" rengek Nara dengan nada gemetar.

"mwo? Ada apa?"

"seseorang sedang mengikutiku sekarang. Aku takut sekali"

"kau dimana sekarang?"

"hmm molla. Aku ada di dekat rumah yang ada patung anjingnya. Hisshhh aku tidak tau jalan apa ini. tapi sepertinya tidak terlalu jauh. ppalliwa" Nara meringis ketakutan.

"beep" teleponnya langsung matikan.

Nara menoleh kebelakang lagi. "aishhh, dia masih mengikutiku. Hik...hiks Chanyeol-ahh ppalliwa." Nara mulai menangis. Dia ingin berlari tapi kakinya sulit sekali untuk digerakkan. Dia hanya berharap Chanyeol benar-benar datang.

"NARA-YAA" teriak seseorang dari ujung jalan berlari mendekatinya.

"CHANYEOL-AAH HUWAAA " Nara langsung berteriak sekeras-kerasnya.

Chanyeol segera memeluk Nara yang masih gemetar. Laki-laki paruh baya tadi segera berlari setelah mengetahui Chanyeol datang.

"khajja" ajaknya sambil merangkul Nara.

Tapi Nara malah terbengong melihat Chanyeol.

"Chanyeol-ah, kenapa kau tidak memakai sandal?" tanya Nara.

"aaah, gwaenchana. Hyung tadi memakai sandalku. " jawabnya bohong.

Nara hanya melihat namja dengan wajah datar. Dia hanya memakai kaos tanpa lengan dan celana ponggol dengan napas yang tersengal-sengal. Padahal suhu malam ini begitu dingin.

Chanyeol merangkul Nara sambil berjalan sedikit pincang. Nara hanya bisa menunduk. Mungkin dia merasa bersalah.

"kita sudah sampai didepan rumah. Kau bisa tenang sekarang" ujar Chanyeol sambil melepas rangkulannya.

"Chanyel-ah kau berdarah" teriaknya histeris.

"mwo?" Chanyeol langsung mengecek sikunya.

***

Nara segera mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Chanyeol.

"Mianhe karena aku kau jadi seperti ini" ucap Nara sambil membersihkan luka Chanyeol.

"gwaenchana, ini bukan salahmu. Kenapa kau pulang sampai malam begini?"

"tadi aku pergi bersama Eun Woo sunbae"

"mwo? Jadi kau pulang sampai larut malam karena sunbae? Cch apa kau mau dibunuh orang"

"mianhe, tadi sunbae ingin mengantarku pulang sampai rumah, tapi aku menolaknya".

"ini akibatnya karena meninggalkanku." bentak Chanyeol.

"arasseo aku tau aku salah. Tapi kenapa kau bisa seperti ini?" tanya Nara.

"ahh... kau tidak perlu tahu. Obati saja lukaku dengan benar. Ini semua kan karenamu"

Nara jadi sinis mendengarnya, dia menekan luka Chanyeol dengan kuat.

"ahh appo"

Flashback

Seperti biasa Chanyeol menunggu Nara di depan gerbang sekolah. Sudah hampir 1 jam dia menunggunya tapi Nara tidak juga menampakkan diri. "pasti dia pulang bersama Eun Woo sunbae lagi, Dasar gadis itu, benar-benar keras kepala".

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi Nara belum juga pulang, biasanya pukul dia sudah sampai dirumah. Chanyeol pun menjadi khawatir. Dia ingin menelepon Nara tapi dia sekarang sedang berpura-pura marah padanya. Perasaan Chanyeol tak tenang, dia terus mondar mandir di ruang TV sambil menggenggam ponselnya. Drrrt...drrrt tak lama ponselnya bergetar.

"Nara-ya kemana saja kau?"jawab Chanyeol begitu mengetahui Nara yang menelepon.

"Chanyeol-ah tolong aku..."

"mwo? Ada apa?"

"seseorang sedang mengikutiku sekarang. Aku takut sekali"

"kau dimana sekarang?" Chanyeol langsung berlari keluar tanpa mengambil jaketnya. Bahkan dia tidak ingat sekalipun untuk memakai sandal.

"hmm molla. Aku ada di dekat rumah yang ada patung anjingnya. Hisshhh aku tidak tau jalan apa ini. tapi sepertinya tidak terlalu jauh. ppalliwa".

Chanyeol segera berlari sekuat-kuatnya, Namun karena terburu-buru dia tersandung hingga jatuh. Tapi dia segera bangkit dan terus berlari.

Tak beberapa lama, Chanyeol akhirnya melihat Nara dan langsung memeluknya. Dia benar-benar sangat khawatir. Luka lebam di bagian kaki dan sikutnya berdarah, Chanyeol sama sekali tidak menyadarinya.


Love Came Suddenly (SEDANG DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang