Chapter 2

353 34 0
                                    


Tak beberapa lama ibunya datang dengan wajah sumringah.

"ahhh Nara-ssi kau sudah datang?" ucap ibunya.

"De ahjumma, annyonghaseyo" sapaku sambil membungkukkan badan memberi hormat.

"Khajja masuklah". Namja itu masih terheran-heran melihatku. Dia hanya memperhatikanku bukannya membantuku membawakan koper.

"Nara-ssi silahkan duduk dulu, ahjumma buatkan minum dulu ya" ujar ahjumma itu mempersilahkan.

"Yeolli temani Nara dulu eoh"

Namja yang hendak menaiki tangga itu pun duduk diruang tamu bersamaku. Dia sama sekali tidak mengajakku bicara.

Tak menunggu lama ahjumma datang sambil membawa minumannya. Dia menceritakan semuanya mengenai appa dan ommaku yang sudah dianggapnya sebagai keluarga. Mereka berterima kasih karena sebelumnya keluargaku sudah membantu mereka membuat sebuah bisnis restoran yang sekarang menjadi sukses. Dia juga menjelaskan mengenai sekolahku yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya, dan aku akan satu sekolah dengan anaknya ini.

Setelah selesai mengangkat barang-barangku ke dalam kamar, dengan lelah aku merebahkan badanku ke tempat tidur dikasur bermotif matahari berwarna kuning terang. Kamarnya tertata sangat feminin. Sepertinya ini sudah dipersiapkan dari awal.

***

Musim panas berakhir. Artinya Nara mulai masuk di sekolah barunya. Nara sudah berpakaian rapi dengan blazzer berwarna hitam dan garis merah di bagian pergelangan tangan beserta kemeja berwarna putih dan dasi pita merah menghiasi lehernya beserta rok pendek berwarna hitam. Dia mengepang rambutnya hingga terlihat rapi dan manis.

Nara menikmati sarapan bersama keluarga barunya itu. keluarga ini baik sekali padanya bahkan ahjumma menyiapkan bekal untuknya. Mereka bertiga makan di meja makan. Ahjussi yang sedang keluar kota 2 hari yang lalu akan pulang hari ini. pantas saja ahjumma ini memasak banyak makanan dalam jumlah besar. Dan sebenarnya ahjumma ini memiliki 2 orang anak, satu lagi kakak Yeolli yang sedang kuliah di Jepang.

"Yeolli-ya temani Nara melihat-lihat sekolah ya, dan kalian harus pulang bersama. Arasseo?" Nasihat ibunya pada Yeolli.

"ne eomma" jawabnya. Mereka berdua pun berangkat kesekolah.

"Chooogio hmmm...." Nara hendak membuka pembicaraan namun dia bingung harus berkata apa.

"Yeol-ssi, hmm nama lengkapmu siapa?"

"Chanyeol, panggil aku Chanyeol saja" jawabnya cuek.

Nara POV

"Ahh arasseo. Hey jamkkanman, jalanmu cepat sekali " teriakku sambil menyusulnya.

"Kau saja yang seperti siput. Cukup hari ini saja kita pergi bersama. Mulai besok aku tidak ingin pergi denganmu. Aku tidak bisa dekat-dekat dengan yeoja yang belum aku kenal, apalagi kau tinggal dirumahku." Lagaknya dengan sombong.

"Aisshhh apa masih kurang jelas yang dikatakan ibumu tadi hoo?" pekikku kesal. Dia tidak menanggapi perkataanku dan malah mempercepat jalannya. Aku menyusulnya di belakang.

"Kyaaaaa Chanyeol oppaa" tiba-tiba suara jeritan itu keluar dari sekumpulan yeoja ketika melihat namja disebelahku ini tiba di sekolah. Seketika mereka mengerumuni namja ini hingga aku tersisihkan. Apa dia punya semacam fansclub? Kurasa para fansnya tidak ada yang waras.

"Aigoo aigoo pantas saja dia tidak mau dekat-dekat denganku, pasti karena yeoja-yeoja ini. Apa mereka telah dibutakan dengan ketampanannya? Waah bersyukurnya aku sudah ditunjukkan sifatnya yang sebenarnya"

Nara malas menunggu Chanyeol yang masih sibuk diteriaki para fans yang tidak waras itu. Dia pun memutuskan untuk mencari kelasnya sendiri sambil celingak celinguk dia berjalan menelusuri lorong sekolah.

"Brrruuk" tiba-tiba dia menabrak seseorang.

"Ah appo" teriak Nara sambil memegangi pergelangan kakinya.

"Mmianhe, gwaenchanayo?" Tanya orang yang menabrak Nara dan mengadahkan tangannya untuk membantu Nara berdiri.

Nara mendongak keatas melihat asal suara itu. dia langsung tertegun melihat namja yang berdiri di depannya ini. Seolah ada efek bunga sakura yang bertebaran disekitarnya dan ada pancaran cahaya disekitar tubuhnya.

Doeng~~~ Nara kembali tersadar dengan imajinasi tingkat tingginya itu. Namja itu pun meminta maaf lagi dan memungut peta yang jatuh dilantai. "Ghamsahamnida" sahut Nara sambil membungkukkan badannya.

Namja itu kemudian berlalu pergi. Nara menatap punggungnya dari belakang. "eoh chogio. apakah kamu tau kelas XI?" Tanya Nara pada namja itu.

Love Came Suddenly (SEDANG DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang