Hi! Nama gue faza, lebih panjangnya Faza Altha. Dua kata simple yang bertolak belakang dengan kepribadian gue yang sebenarnya. Gue termasuk golongan kutu buku di sekolah, yang kerjaannya ngutipin rumus dan nyalin huruf huruf yang berderet dengan indah. Gue yang selalu berkutat dengan hukum Newton 2. Akhir akhir ini gue juga mendeklarasikan bahwa matematika itu pacar gue, karena gue pikir matematika lah yang selalu menemani hari hari gue yang begitu membosankan. Setidaknya dialah hal yang mampu membuat gue pusing, pusing lebih baik daripada hal yang datar dan tidak merasakan apapun. Entahlah, gue lebih suka hidup dengan buku buku. Dulu gue adalah kuncen perpustakaan umum di daerah, pernah suatu kali entah beberapa kali mungkin gue pernah ga masuk sekolah, tapi gue pergi ke perpus. Ketika Lo bosan melakukan sesuatu, Lo akan mencari hal yang baru bukan? Sama halnya dengan gue tapi anehnya gue stuck pada tumpukan buku buku yang ber-faedah (menurut gue). But something wrong has happened, iya gue banyak baca buku, tapi ilmu yang gue dapet tuh lari lari. Ngerti gak? Kaya Lo gampang banget nerima sesuatu tapi dengan mudanya Lo ngelepasinnya lagi. Sungguh kesia-siaan yang un-faedah banget. Tapi meskipun begitu gue gak pernah berhenti, gue selalu melakukan hal yang sama berulang kali. Karena gue gak tahu gue harus apa? dan gue rasa apa yang gue lakukan adalah benar benar yang seharusnya gue lakuin dan merupakan jalan terbaik. Gue pikir ga masalah menderita di masa remaja gue. Maksudnya disaat orang lain menikmati masa mudanya gue ingin mengorbankan itu untuk masa depan gue, gue lebih milih menghabiskan waktu gue untuk belajar ketimbang hal hal yang tidak jelas. Gue seolah lupa sesuatu bahwa "segala hal yang berlebihan itu tidak baik". Tapi gue gak nganggap itu hal berlebihan karena gue lebih menganggap itu sebagai perjuangan untuk mencapai masa depan yang gue pengen. Memang Tuhanlah yang menentukan bagaimana hidup kita nanti akan berjalan, sebutlah dengan Takdir yang telah ditetapkan tapi tidak ada salahnya kan jika kita mereka dan mempersiapkan langkah yang akan kita titi dengan matang.
Sampai suatu waktu gue juga pernah ada dalam sebuah titik kejenuhan dalam hidup gue, dan gue pun sering melantunkan doa doa di penghujung sujud terakhir bahwa gue ingin hidup yang baru yang lebih selaras. Waktu itu air mata gue tumpah se tumpah tumpahnya, gue nangis sampe mata bintitan bengkak kaya maksain menyerupai orang cina dengan sipit kepaksa.
Pada saat gue naik ke kelas 12, gue merasakan kehidupan yang berbeda dari yang sebelumnya.
Setiap hal yang terjadi pasti ada penyebabnya, dan dipertemukannya gue dengan merekapun pasti ada sebabnya. Gue pikir tidak ada kebetulan yang datang dua kali, kalau misalnya itu datang berulang kali namanya bukan kebetulan tapi itu takdir.
KAMU SEDANG MEMBACA
YUGEN
Non-Fiction" Kalian itu seperti bingkisan kecil pemberian Tuhan untukku, diakhir tahun untuk masa masa SMA yang membosankan. " Faza Altha Hidup itu penuh kejutan, seperti halnya Tuhan mengejutkan Faza dalam skenario hidup pada tahun terakhirnya di SMA. Faza te...