Enrico Leonardo

40 6 0
                                        

Rico itu temen SMP gue dulu, tapi dulu gue gak sekelas. Sekarang gue reuni sama dia dan sekelas lagi di kelas 12. Kalau boleh jujur, Rico ini temen gue yang paling baik. Dulu gue sempat nyuruh dia nganterin makanan ke tempat gue ngelaksanain kegiatan sekolah jam 11 malem dan dengan kebesaran hatinya dia bersedia datang.
Gue juga suka banget kalau nyanyi bareng dia, meskipun gitar yang dia mainkan dan lagu yang gua nyanyiin ga masuk nada. Katanya gitu sih menurut temen sekelas gue yang jago musik, dan rico pun bilang gitu ke gue katanya suara gue terlalu rendah untuk diiringi gitar dan bagusnya diiringi piano. Gue sih emang berharap bisa nyanyi sambil main piano tapi sayangnya tuhan gak ngasih gue bakat dan kesempatan untuk itu, sebenarnya gue bisa belajar ya. Tapi mungkin gue terlalu malas aja untuk itu dan gue selalu mentingin belajar daripada hal lainnya. Seakan hidup gue diperuntukkan untuk belajar dan hal yang lainnya tidak penting. Rico pernah suka temen sekelas gue, sekelas dia juga yang katanya wajah cewe itu kaya tokoh Marsya di ANTV. Namanya sea, sea yang lugu, sea yang polos, sea yang pendiem, tapi sekali diusik rempongnya minta ampun, sea yang selalu menjerit dan takut kalau lihat film horror tapi tetep maksa pengen liat tu film. Maksain banget kan ? Gue suka ketawa kalau ngeliat dia panik ketika melihat sesuatu yang menyeramkan dalam film itu, dan Rico juga punya watak yang sama. Rasa takutnya itu bertolak belakang dengan badannya yang menjulang tinggi. Pas kita nonton bareng dikelas, dia juga ikutan teriak kalau kaget. Pernah suatu waktu kita nobar film munafik dan dia nutup matanya ga mau lihat adegan itu. Bagaimana sea dan rico, gue gak tahu kelanjutan hubungan mereka karena beredar kabar bahwa sea itu pacarnya Alden. Gue gak tahu ini gosip apa beneran, tapi sea lebih sering digosipin sama Alden daripada Rico. Rico juga pernah bilang ke gue bahwa dia bisa menjamin dirinya sendiri, gak bakal ada baper ataupun hal yang lainnya yang berhubungan dengan gue. Karena dari sisi gue, again gue nganggap dia itu adik gue. Adik yang harus gue jaga, adik yang harus gue lurusin, dan adik yang harus gue arahin ke jalan yang benar. Oh ya, fyi Rico juga tipikal bad boy. Yang lebih parah dia pernah ke ruang BK sama pacarnya karena bolos bareng. Rico ini sobatnya Daffa yang master dalam speak English dan pertemuan gue dan Daffa adalah berkat dia.

Oke dan sekarang gue ingin mempersembahkan beberapa kata untuk Rico. Hei Rico, menurut gue harusnya Lo itu harus berontak. Ketika Lo merasa sakit hati Lo harus marah, Lo ga boleh nerima gimana perlakuan orang yang memperlakukan Lo dengan seenaknya. Emang sabar itu ga ada batasnya, tapi kita manusia mempunyai batas dimana kita harus diam dan berontak. Kenapa Lo harus terima diperlakukan seperti itu? Gue yakin Lo itu menyimpan rasa sakit jauh di lubuk hati Lo tapi Lo nyimpen itu sendirian. Apa salahnya nyeritain beberapa masalah Lo ke gue? Apa gunanya ada gue kalau Lo hanya menyimpan masalah Lo sendirian. Rico, teman ada untuk saling berbagi bukan? Dan bahkan gue menganggap Lo itu adik gue. Bukan teman lagi.

YUGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang