Namaku Aisyah, Ini adalah hari pertamaku masuk sekolah. Aku sekolah di SMA Nusa yang termasuk salah satu sekolah favorit di daerah ku.
Author pov.
Setelah seminggu menjalani PLS (pengenalan Lingkungan Sekolah) yang dulunya bernama MOS (Masa Orientasi Sisiwa) akhirnya informasi pembagian kelas tertempel juga di cendela masing-masing kelas. Aisyah dan teman satu gugusnya yang bernama sinta mencari daftar yang tertulis nama mereka. Setelah berkeliling dari kelas satu ke kelas lainnya, akhirnya Aisyah menemukan namanya, tepatnya di kelas IPS 3. Sedangkan sinta masih bingung mencari namanya, Aisyah membantu sinta untuk mencari di kelas IPS 4, dan ternyata namanya berada disana.
"Yah.. kita kepisah syah" keluh sinta.
"Iya, tapi gak papa kan kelas kita sebelahan, jadi kalok istirahat kamu bisa mampir ke kelasku".jawab Aisyah.
Setelah lelah mencari kelas, mereka memutuskan untuk pergi ke kantin.
Tak lama kemudian, bel tanda pulang sekolah berbunyi, Aisyah langsung menuju gerbang untuk menunggu angkot. Dia dulu memiliki sepeda motor, karena kondisi ekonomi tidak stabil, dan ayahnya tidak lagi bekerja karena sakit-sakitan. Akhirnya sepeda motor itu di jual oleh ibunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai pengobatan ayahnya. Aisyah tidak masalah dengan hal itu, ia berpikir orang tua lebih berarti di bandingkan sepeda motor, jadi ia tidak keberatan meskipun aku harus pulang pergi naik angkutan umum.Kendaraan yang di tunggu sudah di depan mata, ia melambaikan tangan kedepan, memberi isyarat kepada bapak sopir untuk berhenti. Setelah angkot itu berhenti tepat di depannya, ia langsung masuk dan duduk di samping pintu, karena menurutnya itu posisi yang nyaman.
***
Hari ini adalah hari senin, waktunya upacara peresmian peserta didik baru. Aisyah sangat bersemangat, dengan memakai seragam putih-putih yang baru kemaren selesai di jahit, Aisyah bersiap untuk berangkat ke sekolah.
"Bu, yah. Aisyah pamit dulu ya" pamitnya kepada Ayah dan Ibu yang sedang menonton tv.
"Iya nak, kamu hati-hati ya" sahut mereka.
"Iya buk, yah" jawab Aisyah sambil menyalami tangan mereka.
***
Sesampainya di sekolah, Aisyah langsung menuju ruangan yang bertuliskan X IPS 3. Ruangan masih terlihat sepi, hanya ada beberapa anak yang tidak ia kenal, dan bangku-bangku yang tertata rapi, serta atribut kelas lainnya yang tersusun rapi. Aisyah memilih tempat duduk yang menurutnya sangat nyaman. Yaitu, di barisan kedua dari depan. Tempat yang merupakan zona nyaman baginya, karena tidak terlalu menghadap kedepan, jadi tidak terlalu tegang kalau ada guru killer dan tidak terlalu kebelakang, sangat pas sebagai tempat menyontek saat ujian :v (jangan ditiru).
Aisyah pov.
Ku hadapkan tubuhku ke cermin besar yang terletak di sudut kamarku, aku mulai memutar tubuhku dan kupandangi dari atas sampai ke bawah, sambil memastikan atribut yang kupakai sudah lengkap.
"Buk, yah. Aisyah pamit dulu ya". Aku berpamitan dengan kedua orangtuaku yang sedang asyik nonton tv.
"Iya nak, kamu hati-hati ya".
"Iya buk, yah". Aku mencium tangan kedua orang tuaku.
Saat aku memasuki sebuah ruangan kelas yang bertuliskan IPS 3. Entah kenapa pikiranku mulai kacau. Tiba-tiba saja bayang-bayang tentang janjiku kepada Lina sahabatku,muncul dipikiranku.
Flashback on.
Lina adalah sahabat SMP ku yang paling baik. Saat pulang sekolah, aku dan Lina menunggu angkutan umum. Kami duduk di dekat pohon liar yang tumbuh di halaman depan sekolah.
"Be, kalau lulus nanti kamu mau masuk sekolah mana?" Tanyaku ke Lina yang biasa ku panggil bebe (karena namanya Berlian Berlina, jadi diambil huruf depannya biar lebih hemat kata).
"Aku sih pengen daftar ke SMAN Nusa".
"O iya??? Sama dong, aku juga mau daftar kesana". Jawabku antusias, karena aku merasa akan satu sekolah lagi dengan sahabatku.
"Tapi aku gak yakin, karena itu kan sekolah favorit, pasti nilai nem nya tinggi" rasa tidak percaya diriku tiba-tiba saja muncul, ketakuatan yang selama ini menghantui pikiranku. Aku sangat ingin masuk ke SMA itu, tetapi nilai hasil Ujianku tidak memuaskan.
"Kan nanti disana ada tesnya syah, ada dua tes, tes wawancara sama tes tulis. Jadi kita masih ada kesempatan buat belajar sebelum pendaftaran dibuka".
'Benar apa yang dikatakan Lina, Aku masih punya kesempatan untuk mengikuti tes'
"Pokoknya nanti kalok kamu masuk SMA itu, Aku harus bisa masuk juga. Kita harus satu sekolah lagi be". Aku meyakinkan diriku sambil meninju pohon yang sejak dari tadi disampingku. Rina yang mendengar ucapanku hanya mengangguk memberi isyarat bahwa dia setuju dengan ucapanku.
Flashback off.
Pada akhirnya aku dan Lina tidak satu sekolah, dia diterima di SMA Bhakti. Sedangkan aku berhasil masuk di SMA Nusa dengan hasil tes yang cukup membantu.
Hai teman-teman.
Terimakasih sudah baca ceritaku.
Maaf baru pemula, jadi masih harus banyak belajar lagi 😅
Jangan lupa vote dan komen ya!!!, kritik dan saran sangat dibutuhkan. 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Untuk Aisyah
EspiritualHijrahnya seorang Aisyah yang telah dipertemukan dengan Naila dan Sofi.