05(end)

1.5K 71 16
                                    

Sudah seminggu sejak pengakuan Kohaku akan perasaannya pada Rin. Tetapi, suasana canggung masih ada diantara mereka. Kohaku yang tidak tahu harus melakukan apa... Dan Rin yang masih syok atas pengakuan Kohaku.

Selama ini, Rin hanya menganggap Kohaku sebagai seorang kakak yang selalu melindungi adiknya. Tetapi, setelah hari itu Rin malah dibuat bingung harus melakukan apa.
.
.
.
.
.
.
Di daerah barat, di sebuah kastil megah dan mewah terlihatlah sesosok youkai yang akan selalu terlihat muda dan tampan.
Siapa lagi jika bukan pangeran es kita Sesshomaru.

Sibuk berkutat dengan laporan laporan di mejanya, sendirian. Sampai...

"Apa kau tak pernah berniat meluangkan waktumu biarpun sebentar saja Sesshomaru?"

"Ibu?"
"Ya, aku ibumu. Datang kesini untuk melihat putranya yang terlalu sibuk dengan semua pekerjaannya."

"Hn, ada apa?"
"Tch, begitu santainya kau berbicara pada ibumu ini. "
Sesshomaru hanya diam tak menjawab atau bertanya lagi. Ia kembali berkutat pada setiap kertas di mejanya itu.

Inukimi mendekati Sesshomaru,
"Sesshomaru.. "
"Hn"

"Kastil ini terlalu sepi.. Bukan begitu?"

Sesshomaru terdiam mendengar perkataan ibunya.
"Maksudmu?"

"Ya.. Maksudku kastil ini terlalu damai. Mungkin ini cocok bagimu, tapi anak itu?"

"Rin, maksudmu?"
"Ah.. Ya itu dia. Kemana anak itu? Aku kesini sebenarnya adalah untuk melihatnya."

Sesshomaru hanya diam tak menanggapi. Sang ibu pun berbicara lagi
"Apa kau meninggalkannya?"

Tak ada jawaban lagi

"Kau tahu, ketika aku diperjalanan menuju kesini aku melewati desa yang ditempati Inuyasha. Ketika itu aku melewati bukit. Dan kau tahu apa yang kulihat? Aku melihat anak laki-laki yang pernah kau bawa bersamamu sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan dan ketika itu disana dia sedang bersama seorang gadis yang sangat cantik. "

"Aku juga ingin melihatnya lagi... " lanjut Inukimi.
Sesshomaru sedari tadi hanya diam mendengarkan.
Kemudian dia bangkit dan melangkah keluar tanpa sepatah katapun.

Inukimi tersenyum melihat putranya.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Rin-chan!"
"Ah! Ao-chan. Doushite?" (bayangin aja dia temen Rin dikampung ok :v)

"Kau dipanggil oleh kaede-baba dirumah"
"Ah.. Sou ka. Mm aku akan kesana"

Rin sedang memetik tumbuhan obat diladang. Tapi, sebenarnya dia bukan benar-benar sedang memetik tanaman obat. Ia sedang memikirkan jawaban yang harus ia berikan kepada Kohaku, karena ia akan mengatakannya hari ini pada Kohaku.

Sesampainya dirumah ia meletakkan tanaman obat yang sudah dipetiknya di dapur dan segera menuju kamar nenek Kaede.  Rin sudah menganggap Kaede sebagai neneknya sendiri dan Rin sangat menyayanginya begitupun sebaliknya.

"Baa-san?"
Rin masuk ke kamar neneknya dan memanggilnya.
"Rin, masuklah"
Nenek Kaede menyuruhnya masuk dan duduk disampingnya. Rin hanya menatapnya dengan tanya.

"Rin, apa kau masih selalu merindukannya?"
Seakan paham maksud pertanyaan itu, Rin menunduk diam tak menjawab.

"Kau tak mau bersamanya lagi?"
Rin mengangkat kepalanya kaget.
"Aku masih ingin bersamanya nek"

"Lalu kenapa kau tidak mengahmpirinya? Kalau kau masih mau bersamanya kenapa kau tidak menghampirinya. Atau kau mempunyai yang lain?"

"Tidak nek! Aku benar benar masih ingin bersamanya. Seperti dulu, hanya bersamanya. Karena perasaan yang aku kira hanya perasaan berterimakasih itu sudah tumbuh menjadi cinta sejak dulu nek. Aku benar benar ingin bersamanya! Tapi aku tidak bisa. Kata kata pendeta yang dulu itu selalu terngiang dalam kepalaku. Aku selalu berfikir bagaimana jika aku menua dan ia masih sama seperti dulu. Dan... Bagaimana jika ia tidak mencintaiku sama seperti aku mencintainya.. Itulah yang aku khawatirkan nek"

Forever With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang