Pertemuan

11.4K 254 1
                                    

Aku mendengar sedikit percakapan abi dengan pria yang tidak aku kenal.

'Iya baiklah akan kupertimbangkan'

Suara abi berkata seperti itu membuat aku amat berfikir jauh, apa yang akan abi pertimbangkan? Abi ingin melakukan apa dengan pria itu? Apakah pria itu teman abi?

Saat pria itu keluar dari rumahku, dia tersenyum padaku yang sedari tadi hanya terdiam disamping pintu depan.

Aku segera menundukkan pandanganku.

Siapa dia? Apa maksudnya memberikan senyumannya padaku? Kenal saja tidak aku padanya.

Setelah pria itu benar benar pergi
Aku pun langsung mendekat kepada abi yang duduk disofa ruang tamu.

Rasa penasaran dalam hatiku tentang pria tadi amat besar.

Ingin rasanya aku bertanya pada Abi, Namun tak tega rasanya melihat wajah abi cemas seperti menimbang nimbang sesuatu.

Apakah perbincangan dengan pria tadi yang membuat abi cemas? Ada apa bi?

Tolong beri tahu padaku berontakku dalam hati.
Aku sungguh kasian melihat abi seperti ini.

Hingga abi pun bersuara,

'Ay' ucap abi lirih

'Iya bi? kenapa?'

'Kamu kangen umi tidak?'

'Umi kan udah tenang disana bi, Abi kangen Umi ya?'

'Iya ay, ingin rasanya abi bertemu umi. Tapi siapa yang akan menjagamu kalau abi tidak ada. Abi ingin memastikan kamu berada ditangan pria yg tepat'

'Ih abi raya masih mau sama abi'

'Raya umur kamu sudah 20tahun sudah saatnya kamu menikah'

'Tapi raya gamau ninggalin abi sendiri, nanti abi kalo sakit yg rawat siapa selain raya?'

'Ay kamu tidur gih, kamu cape abis mengajar'

'Yaudah bi raya masuk kamar dulu'

Aku hanyalah wanita keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang