18 - Gelap

811 129 22
                                    

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki.

"Ha...hanna?" Suara gue bergetar karena ketakutan.

Gelap.

Gue ga bisa lihat apapun dan Hanna belum balas teriakan gue.

Sambil ngeraba-raba, sekarang gue mau balik ke pintu.

"Hanna, lo di mana sih?!"

Tap

Tap

Tap

Ga ada jawaban dan suara langkah kaki itu makin deket.

Ga ada suara apapun selain suara langkah kaki yang makin deket itu, napas kasar dan suara jantung gue yang ga terkontrol.

Gue bukan penakut.

Tapi, perasaan gue bener-bener ga enak.

Tap

Tap

Gue udah bisa nyentuh gagang pintunya, tapi gak bisa kebuka.

Tap

Tap

Tap

Apapun itu, yang pasti dia makin deket!

"SIAPAPUN DI LUAR TOLONG BUKAIN PINTUNYA!"

Tap

Tap

Tap

Jantung gue rasanya berhenti bersamaan dengan penampakan yang gue lihat sekarang.

Badan gue kaku. Otak gue beku.

Udara rasanya dingin banget.

Bukan, orang di depan gue terlalu normal untuk jadi hantu.

"S...ssi...siapa?"

"Lalisa Manoban."

Orang itu berbicara. Suara bariton. Gue yakin dia laki-laki.

Saat itu juga jantung gue mencelos.

Pelan-pelan, gue sekali lagi coba buka pintunya.

"Pintunya ga akan bisa kamu buka," suara itu terdengar lagi diikuti bunyi gemerincing logam yang bertabrakan.

Gue hampir aja nangis sangking ketakutan. Tapi, gue ambil napas dalam-dalam sembari mengumpulkan keberanian gue.

"Apa mau kamu?"

"Kamu."

"Ma...maksudnya?"

Tap

Tap

"JANGAN MENDEKAT!"

Lewat berkas cahaya yang minim banget, gue bisa lihat jelas bahwa dia benar-benar manusia. Laki-laki. Orang yang baru gue temuin sekali.

"Ssaem?"

Gak Naik Kelas +kim hanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang