Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki.
"Ha...hanna?" Suara gue bergetar karena ketakutan.
Gelap.
Gue ga bisa lihat apapun dan Hanna belum balas teriakan gue.
Sambil ngeraba-raba, sekarang gue mau balik ke pintu.
"Hanna, lo di mana sih?!"
Tap
Tap
Tap
Ga ada jawaban dan suara langkah kaki itu makin deket.
Ga ada suara apapun selain suara langkah kaki yang makin deket itu, napas kasar dan suara jantung gue yang ga terkontrol.
Gue bukan penakut.
Tapi, perasaan gue bener-bener ga enak.
Tap
Tap
Gue udah bisa nyentuh gagang pintunya, tapi gak bisa kebuka.
Tap
Tap
Tap
Apapun itu, yang pasti dia makin deket!
"SIAPAPUN DI LUAR TOLONG BUKAIN PINTUNYA!"
Tap
Tap
Tap
Jantung gue rasanya berhenti bersamaan dengan penampakan yang gue lihat sekarang.
Badan gue kaku. Otak gue beku.
Udara rasanya dingin banget.
Bukan, orang di depan gue terlalu normal untuk jadi hantu.
"S...ssi...siapa?"
"Lalisa Manoban."
Orang itu berbicara. Suara bariton. Gue yakin dia laki-laki.
Saat itu juga jantung gue mencelos.
Pelan-pelan, gue sekali lagi coba buka pintunya.
"Pintunya ga akan bisa kamu buka," suara itu terdengar lagi diikuti bunyi gemerincing logam yang bertabrakan.
Gue hampir aja nangis sangking ketakutan. Tapi, gue ambil napas dalam-dalam sembari mengumpulkan keberanian gue.
"Apa mau kamu?"
"Kamu."
"Ma...maksudnya?"
Tap
Tap
"JANGAN MENDEKAT!"
Lewat berkas cahaya yang minim banget, gue bisa lihat jelas bahwa dia benar-benar manusia. Laki-laki. Orang yang baru gue temuin sekali.
"Ssaem?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gak Naik Kelas +kim hanbin
Historia CortaKetua ekskul teater, anak basket, rajin bantuin emaknya. Kim Hanbin. Cowok ganteng yang fansnya berkurang dratis karena...gak naik kelas.