4

2.9K 164 0
                                    

***

"Kalau kau pergi itu artinya kau memilihnya dan bersiaplah kehilanganku."

Arsy tetap pergi meninggalkannya sendiri di rumah besar itu.Syifa sudah lemah, kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya. Dia melurut ke lantai. Menangisi kekalahannya.

"Jadi ini akhirnya. Selamat tinggal, Arsy." Kata Syifa dalam uraian air mata.

*

Jam menunjukkan pukul 1 pagi. Arsy baru pulang ke rumah. Dia membuka pintu kamar dengan perlahan, takut Syifa terbangun.
Alangkah terkejutnya dia karena tidak menemukan Syifa di kasurnya. Dia mencari ke  kamar mandi, kosong.

"Syifaaa ... Syifaaaa ... !!!" Arsy berteriak sambil mencari ke seluruh rumah, tapi Syifa tak ada.

Dia kembali ke kamarnya.
Matanya terpaku pada sebuah kotak di atas kasurnya.
Arsy membuka kertas kado yang membalut kotak itu, ada sebuah Al-qur'an dan surat di dalamnya.

'Untuk Suamiku tercinta,
Barakallah fii umriik, sayang.
Ucapannya lebih awal dari yang seharusnya. Tak apa yak. hihi

Arsy.
Sebelum kita bertemu di perpustakaan, aku sudah sering memperhatikanmu dari jauh.
Dalam diam aku mulai menyukaimu.

Arsy.
Saat kau melamarku, ingin kukatakan Yes saat itu juga.
Tapi aku tak boleh terlihat terlalu gelojoh kan.
Aku minta petunjuk-Nya.
Alhamdulillah kau jawaban istikharahku.

Arsy.
Aku bahagia menikah denganmu.
Kehangatan ciuman pertamamu di ubunubunku saat hari pernikahan kita masih terasa hingga sekarang.

Arsy.
Kau berubah.
Cintamu perlahan memudar.
Aku merindukanmu.
Aku merindukan suamiku.
Suami yang akan memujukku saat aku merajuk.
Suami yang tak pernah mau makan jika bukan aku yang memasak.
Suami yang berjanji akan menyayangiku seumur hidupnya.

Tak ada lagi morning kiss di pagi hari.
Tak ada ucapan romantis di siang hari.
Tak ada kecupan hangat di dahi saat malam hari.

Arsy.
Kuhadiahkan Al-Qur'an ini untukmu.
Aku merindukan saat dimana kita mengaji bersama. Sudah lama sejak terakhir kau jadi imamku. Dan itulah kali terakhir kita mengaji bersama. Aku tadinya berharap, setidaknya dengan hadiah ini kau akan selalu mengingatku meski kita tak bisa mengaji bersama lagi.
Tapi sekarang aku tak berharap kau akan mengingatku. Karena aku tau, aku sudah tak lagi ada di hatimu. Apalagi di ingatanmu.

Arsy.
Aku lelah.
Aku berusaha sabar saat kau mengabaikanku.
Aku terima kau menuduhku macammacam.
Aku hanya tak terima kau memilihnya.

Arsy.
Aku terluka mencintaimu.
Aku sakit merindukamu.

Arsy.
Saat kau memutuskan untuk pergi dengannya.
Pertanyaan yang selalu kutanyakan "siapa aku untukmu?" sepertinya terjawab. Aku sekarang tahu, aku bukan siapasiapa untukmu.

Arsy.
Saat kau memutuskan pergi dengannya.
Berarti kau telah mengijinkanku pergi dari sini. Dari hidupmu.
Halalkan makan minumku.
Ampuni semua kesalahanku selama aku bergelar isterimu.
Pengakhiran kisah kita kau yang tentukan.
Sekali lagi kukatakan, talak ada di tanganmu.
Semoga bahagia.

Yang merindukanmu.
Asyifa.'

Arsy meremas surat itu. Mendekapnya di dada. Akhirnya air mata lelakinya jatuh juga.

"Apa yang telah aku lakukan? Arsy kau bodoh. Kau telah melukai perempuan yang sangat kau sayangi.
Syifa, aku mencintaimu. Cintaku padamu tak pernah memudar. Aku mencintaimu Syifaa. Kau segalanya untukku, jangan mengatakan kau bukan siapasiapa. Aku mencintaimu.
Maafkan aku melukaimu. Aku tak bermaksud melukaimu.
Syifa, kembalilah. Syifa, aku gak akan bahagia tanpamu. Syifa ... "
Malam itu Arsy terus meratapi kepergian Syifa. Menyesali perbuatannya.

Siapa Aku Untukmu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang