7

6.2K 286 164
                                    


***
Dari pintu restoran Syifa melihat Arsy melambai ke arahnya. Lalu dia menghampiri mereka.
Syifa melabuhkan punggung di kursi di samping Arsy.

"Kenapa bisa mogok?" tanya Syifa.

"Entah." Jawab Arsy sambil menjungkitkan bahu.

"Masa gak tau." Cebik Syifa.

"Aku dokter bukan mekanik." Balas Arsy.

Syifa menjeling Arsy, geram.

"Ayo kita pulang!" ajak Syifa.

"Tunggu bentar lah. Aira masih makan tuh." Kata Arsy sambil menjuihkan mulutnya ke arah Aira. "Kamu mau makan juga gak? Biar aku pesenin." Tawar Arsy.

Syifa menggeleng.

"Baguslah. Aman duitku." Kata Arsy sambil mengelap bibir Aira yang comot. Sementara itu Syifa menatapnya tak percaya.

"Iya simpan saja uangmu buat pernikahanmu nanti." Kata Syifa kesal.

Arsy mengeluh, Syifa terus saja membahas tentang pernikahannya. Kalau dia betulbetul menikah nanti, tahu rasa Syifa.

"Kenapa diam?" tanya Syifa.

"Aira, pelanpelan makannya sayang." Kata Arsy tanpa menghiraukan Syifa.

Syifa tahu, Arsy pasti terasa hati dengan perkataannya tadi.
Sudah berulang kali Arsy memintanya untuk tak membahas hal itu lagi.

"Arsy. Aku minta maaf." Syifa memberanikan diri untuk meminta maaf.

"Minta maaf untuk apa? kau gak salah. Kau benar, aku memang perlu uang banyak untuk menikah lagi nanti." Jawab Arsy.

Syifa sudah memuncungkan mulutnya.

"Aku tunggu kalian di mobil." Kata Syifa seraya bangkit dari duduknya. Arsy tersenyum geli melihat kelakuan Syifa.

"Hey ... tunggu! Aku becanda." Kata Arsy tanpa berganjak dari tempat duduknya, Syifa yang sudah hampir mendekati pintu langsung berhenti lalu berbalik.

'Tau takut.' Cebik Syifa dalam hati.

"Aku becanda tadi. Okeh, jangan marah dengan ucapanku tadi ya, I love you too, Syifa." Kata Arsy selamba.

'Wuttssss.'

Seluruh pengunjung restoran sudah memandang ke arah mereka, kebanyakan mereka tersenyumsenyum sendiri. Wajah Syifa sudah memerah, sementara Arsy tersenyum puas.

Syifa segera keluar dari restoran itu, malu.

"Apaapaan Arsy. Bodoh, kapan aku mengatakan i love you padanya. Ish, orang pasti berpikir macammacam tadi. Menyebalkan. Awas kau Arsy." Syifa melepaskan geram sambil menendangnendang ban mobilnya.

"Mama, are you okay?" Aira berlari menghampiri Syifa. Melihat Syifa menendang ban membuat dia khawatir.

"Mobilnya nakal ya, Ma?" tanya Aira polos.

Syifa menunduk mensejajarkan diri dengan Aira, lalu mengelus kepala Aira.

"Enggak sayang. Sekarang Aira kasih kunci mobil ini ke papa." Suruh Syifa sambil menyerahkan kunci mobil.
Padahal Arsy sudah ada di sampingnya, tapi Syifa masih geram dan tak ingin bicara dengan Arsy.

Syifa membuka pintu depan mobil, mendudukan Aira disana lalu memasangkannya seatbelt.
Saat dia hendak masuk ke kursi belakang, Arsy memaut pinggangnya lalu mengecup kepalanya.

"Sorry." Ucap Arsy lalu segera meloloskan diri masuk ke mobil. Syifa duduk di kursi belakang dengan wajah yang masih mencuka.

Setelah beberapa lama tibatiba Syifa menyuruh Arsy menurunkannya di pinggir jalan. Tapi Arsy tak memberhentikan mobilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Siapa Aku Untukmu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang