click the star button and comment what u feel about this part?
___________
"Nami! Bangun!"
Ketenangan Namira yang tidur di minggu pagi itu buyar saat suara gaduh gebrakan pintu dan suara melengking dari ibunya yang berteriak. Nedia awalnya berteriak namun setelah teriakan ketiga tidak mendapat respon dari anaknya itu, akhirnya dia menyibak gorden kamar Namira dan mengguncangkan tubuh anaknya itu.
Nedia mendekatkan tubuhnya ke ranjang yang ditiduri anaknya itu. Mengusap kepala sang anak deng lembut dan berbisik.
"Nami..."
"Ngh.." Namira melenguh lalu menarik selimutnya lebih ke atas untuk menutupi badannya dan kembali terlelap.
Nedia mendengus.
"Namira Claisa!" teriaknya lagi, kali ini suaranya jauh lebih kencang.
"Apaan sih?!" Namira refleks melemparkan selimutnya hingga jatuh ke lantai kamar.
"Bangun, sayang." Nedia berucap dengan nada dibuat lembut.
"Apaan sih, Ma? Hari minggu aku libur." ucap Namira dengan mata merem melek lalu menguap lebar.
"Mama juga tau. Bantuin mama masak, yuk!" ajak Nedia dengan semangat.
"Mager."
Nedia menempeleng kepala Namira. "Heh! Anak cewek nggak boleh bangun siang-siang dan harus bisa masak! Mama jadi curiga kamu itu cewek tulen atau—"
"Ih, Mama! Aku udah capek sekolah, banyak tugas, kegiatan di luar sekolah, dan... oh iya! Kayaknya cuma hari minggu deh aku bangunnya siang. Capek, tau!" Namira memotong ucapan ibunya lalu bangun dan mengubah posisinya jadi duduk di kasur.
"Mulai sekarang kamu harus belajar bangun pagi. Ayo!" Nedia menarik tangan Namira.
"Ih!" Namira yang mager menolak ajakan ibunya sambil merengek seperti anak kecil.
Nedia mendengus. Sedetik kemudian dia mendapat ide dan tersenyum bahagia.
"Mama beliin satu barang yang paling kamu pengenin deh." Nedia menjentikkan jarinya dengan tatapan menawar.
Mata Namira yang hampir terpejam itu sontak melotot terbuka.
"Oke boleh!" Namira segera bangun dari posisi duduknya lalu keluar kamar mendahului ibunya.
••
"Bantuin Mama buat cookies." ucap Nedia saat mereka tiba di dapur.
Keadaan rumah pagi ini sepi. Memang notabenenya selalu sepi sih. Karena Namira anak tunggal, ayahnya pulang ke rumah saat weekend saja. Ibunya sih ada di rumah, tapi beliau biasa menghabiskan waktunya di ruang kerjanya. Satu-satunya suara bising yang terdengar hanyalah suara Zizi, kucing kesayangan Namira.
Seperti saat ini, hari minggu warga rumah pada ngumpul di rumah. Jadi rumah sebesar ini nggak sepi-sepi amat.
"Tumben." gumam Namira.
Namira berjalan ke arah kulkas, membuka kulkas tersebut lalu mengeluarkan sekotak ultramilk plain. Ia menancapkan sedotannya kemudian meminum minuman kesukaannya itu.
"Mama pengin ngemil. Bosen juga kalau kamu lagi sekolah, Papa kamu kerja, trus Mama ngapain di rumah?"
"Beresin rumah, hehehe." Namira menyahut santai lalu meringis.
Tuk!
"Aduh!" Namira refleks memegangi kepalanya yang berdenyut saat spatula ibunya menghantam kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealing With The Disk Jockey • ariirham [✔]
Fanfiction[complete, revisi on going] •• Kalau nggak ketemu Ari Irham, kayaknya hidup Namira bisa lebih tenang. Tapi sebetulnya, jika Namira lahir kembali pun, cewek itu tetap ingin ada Ari dalam hidupnya. Begitu pun sebaliknya. •• Highest rank #5 Ari Irham...