"Cuma bocah yang punya masalah ke satu orang tapi melibatkan orang lain sebagai korban."
-Samudra Adriatic Delmario.
-----
"Kalian mau ngapain?"Dara terkejut saat melihat tiga orang gadis memasuki toilet yang kemudian menutup pintunya dari dalam. Ia beringsut ke sudut ruangan saat ketiga orang itu mulai mendekatinya.
Mereka semua menatap Dara tajam disertai senyum smirk. Terlebih orang yang berada di tengah, ia sepertinya sangat membenci Dara. Terlihat dari rahangnya yang mengeras.
"Ou, ou, ga usah takut gitu sayang .... Kita cuma mau main sama lo doang kok. Iya kan, Rine, Line?" ucap gadis di tengah dengan senyum miringnya.
Arine mengangguk kalem sedangkan Oline menatap Dara tajam. Kemudian ketiga gadis itu tertawa meremehkan.
Sebenarnya Dara tak takut dengan mereka. Karena menurut Dara, mereka bukanlah kakak kelas yang harus dihormati, lagi pula mereka sepantar dengan Dara, dan gadis itu tak merasa punya salah dengan ketiganya.
Tapi masalahnya, ini di kamar mandi, dan ia hanya sendiri. Terlebih ia tak tau apa yang akan mereka lakukan padanya. Sepertinya Dara tau alasan mereka seperti ini.
"Minggir! Gue mau lewat." Dara melangkah maju, mengesampingkan ketakutannya. Namun, tubuhnya malah dihalangi oleh Bella.
Bella menahan tubuh Dara, lalu mendorongnya. Membuat Dara menggeram.
"Kalian tuh maunya apa sih?! Gue gak ada urusannya sama kalian!" Dara sedikit menggeram, ia lelah kalau terus seperti ini. Apalagi Dara merasa bahwa dirinya tak bersalah di sini.
"Gak ada urusannya kata lo?! Gue tau tadi lo makan bareng Samudra, kan, di kantin?! Jelas lo berurusan sama gue kalo gitu!" Bella mencengkram pipi Dara lalu melepaskannya dengan kasar.
"Jadi lo kayak gini cuma gegara gue makan bareng Samudra?! Lagian bukan gue yang minta kok, tanya aja sama orangnya sana!" Kali ini Dara tak mau kalah, ia tak pantas diperlakukan seperti ini. Karena memang ia tak salah.
"Wah ngelunjak nih bocah. Belum tau gue, hah?!" Bella berteriak membuat Dara menutup telinganya.
Selow sih. Gue tau kok, lo mantannya kan?
Dara ingin mengucapkan itu, tapi hanya tertahan di pikirannya. Percuma saja ia menanggapi orang seperti mereka.
Dara lebih memilih diam dan melangkah pergi meninggalkan mereka. Namun, lagi-lagi tubuhnya ditahan.
"Oh lo belom tau gue siapa?!" tanya Bella dengan senyum miringnya.
Ceklek!
Pintu toilet kembali terbuka, menampilkan sesosok gadis yang hendak masuk dengan tatapan terkejut. Ia menoleh ke arah keempat gadis di hadapannya dengan tatapan bingung.
"Kalian lagi ngapain?" tanya gadis itu heran melihat ketiganya tengah mengurung Dara.
"Pergi dari sini dan jangan bilang siapapun! Kalo nggak, lo berurusan sama gue!" Bella menatap tajam gadis itu sembari menunjuk tepat di dadanya.
Gadis itu pun melirik Dara yang tengah melihatnya dengan tatapan melas, lalu beralih menantap Bella kemudian menganggukkan kepalanya dengan cepat. Kemudian, ia segera meninggalkan ruangan tersebut.
"Ah sekarang udah gak ada lagi pengganggu. Mari kita selesaikan semuanya sayang."
_____
Saat ini kelas Samudra sedang "jamkos" alias jam kosong, karena guru yang harusnya mengajar di kelas sedang dirawat di rumah sakit.
Bukannya mendoakan atau menjenguk, mereka malah mengucap syukur karena pekerjaan rumah yang harusnya dikumpulkan hari ini jadi dibatalkan, begitu pun dengan ulangan harian yang telah direncanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandra
Teen FictionBerawal dari skenario yang tak sengaja diciptakan oleh Samudra, membuat Sandara harus terlibat dalam sebuah permainan yang kini mengubah hidupnya. Bukan hanya terlibat, ia pun harus mengalami banyak kejutan tak terduga. Takdir dan semesta yang selal...