"Dia memang orang yang sama, yang kembali datang dengan raga yang sama. Namun kini ia terasa asing, sebab hatinya sudah tak sama lagi."
-----
"Lun, keadaan Dara udah baikan belum ya?" tanya Sintan sambil memakan keripik kentangnya.
Saat ini mereka berdua tengah berada di gedung olahraga SMA Galaxy. Karena semalam ada info lewat grup wa bahwa hari ini diadakan pertandingan persahabatan, guna menjalin silaturahmi antar sekolah.
Perwakilan dari tiap-tiap kelas yang terdiri dari 10 orang perkelasnya sudah memadati gedung tersebut. Banyak dari mereka membawa atribut untuk mendukung tim basket SMA Angkasa. Mulai dari bendera sekolah, spanduk, maupun botol yang diisi batu-batu kecil.
Aluna menoleh, "Mungkin udah baik, tapi ga tau juga sih, soalnya hp dia ga aktif semalam."
Kedua tim mulai memasuki lapangan, membuat suara gaduh terdengar seantero gedung. Selanjutnya, baik tim SMA Galaxy maupun SMA Angkasa, masing-masing melakukan pemanasan.
Disana ada Samudra, Bagas, Alvin, Kelvin, dan Chandra sebagai tim basket SMA Angkasa. Sementara disisi lawan ada Kenantha -yang katanya barbie Ken SMA Galaxy, Alvaro yang terkenal dengan tengilnya, Arka si mr. Es, dan Alga serta Digar yang terkenal konyolnya.
Para Cheerleaders pun ikut memasuki lapangan. Mereka menyerukan semangat untuk tim sekolahnya, lewat gerakan khasnya masing-masing.
Aluna memicingkan matanya, "Sin, liat deh. Bukannya Bella and the genk tuh ikut tim Cheers ya? Kok ga ada?"
Sintan mengangkat bahunya, "Mungkin lagi di-skors, emang lo gak denger ya? Kan katanya, Samudra itu ngelaporin Bella ke uncle-nya alias kepala sekolah kita atas kejadian Dara kemarin."
Aluna menganggukan kepalanya, "Ohh, pantes. Mereka emang pantes dihukum. Gue juga sebel banget sama mereka, norak banget caranya."
Sintan hanya mengangguk lalu melanjutkan makannya, ia tampak fokus melihat pertandingan yang entah sejak kapan telah dimulai. Aluna pun ikut menyaksikan sambil memakan bekalnya yang terpaksa ia bawa dari rumah. Kalau bukan karena ancaman uang jajan dipotong, ia tak akan mau membawa bekal dari rumah. Katanya sih ribet kalau bawa bekal.
Oke beralih ke pertandingan. Kedua tim kini sama-sama kuat hingga belum kelihatan mana yang akan kalah. Tapi sepertinya Samudra sedikit tidak fokus, entah apa yang nemenuhi pikiran cowok itu sehingga bola yang berada di tangannya mudah untuk direbut begitu saja.
-----
"Lo kenapa sih Sam? Aneh banget hari ini. Mikirin soal Dara yang di-bully Bella kemarin?" Kelvin bertanya sambil mengunyah bakwan. Di tangan kirinya terdapat cabai yang membuatnya mengap-mengap sedari tadi.
"Eh kampret! Ngapa minum gue lu embat?!" Kelvin bersungut saat melihat Alvin dengan santainya meminum minuman miliknya.
Yang ditanya malah cengengesan, "Yaelah bang, sama adek sendiri aja pelit."
Kelvin mendengus, meladeni Alvin sama saja seperti meladeni orang gila. "Nggak di rumah, nggak di sekolah, lo tetep nyebelin ya?"
"Nyebelin gini juga lo gak bisa tidur tanpa gue. Yekan?" Alvin nyengir, ia pun ikut mengambil bakwan milik kakaknya itu. Bukannya Alvin tak punya duit, hanya saja ia harus berhemat untuk persiapan jika dirinya mempunyai pacar. Karena menurutnya, punya pacar itu harus punya duit banyak juga. Kan gengsi dia kalo yang bayar ceweknya. Lah kenapa malah curhat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandra
Teen FictionBerawal dari skenario yang tak sengaja diciptakan oleh Samudra, membuat Sandara harus terlibat dalam sebuah permainan yang kini mengubah hidupnya. Bukan hanya terlibat, ia pun harus mengalami banyak kejutan tak terduga. Takdir dan semesta yang selal...