Beberapa hari belakangan, aku berangkat bareng Guanlin. Sesuai janjiku ke Siyeon untuk menjauhi Jinyoung. Cupu emang digituin aja udah kibarin bendera putih.
"Lo ngelamun?"
"Hah apa?E-enggak kok. "
"Bohongnya ketara banget."
"Udah ah cepetan berangkat ntar telat."
"Yaudah pegangan."
Seperti biasa kalau disuruh pegangan, aku pegang ujung jaket. Tapi kali ini Guanlin memaksa tanganku untuk melingkar di perutnya.
"Pegangan tuh yang bener, jadi kalau gue ngebut lo nggak jatuh."
"I-iyain, buruan gas itu motor."
Guanlin kalau ngebut udah kaya kesurupan astaga. Sumpah daritadi cuma bisa doa aja biar sampai dengan selamat.
"Lo tadi ngebut apa kesetanan sih Lin?"
"Kesetanan."
"Gila lo emang."
"Udah nggak usah protes, buruan masuk kelas tugas dari pak Heechul lo belum selese kan?"
"Lah iya ada tuga, gue duluan Lin."
Aku berlari menuju kelas meninggalkan Guanlin di sana sendirian dengan senyum yang mengembang. Namun, senyuman itu susah untuk dimengerti.
Kalau lo nggak suka sama temen gue sendiri, mungkin sekarang lo udah milik gue -guanlin
~
Paling males kalau udah pelajaran pak Heechul. Jelasin materi enggak malah cerita tentang anaknya lah, istrinya lah, hewan peliharaan lah, semua diceritain. Tapi ya gitu, tugas tetep aja dikasih.
Akhirnya bel istirahat bunyi. Setelah sekian lama menahan rasa kantuk. Mau beranjak ke kantin, namun dicegah oleh Somi.
"Lo lagi ada masalah sama Jinyoung?"
"Enggak, tapi gue mau ngejauh aja."
"Kesambet apa lo?"
"Gue cerita, tapi jangan sebar ke siapapun."
Aku cerita mulai awal sampai kejadian kemarin. Bahkan waktu istirahatku terpotong banyak hanya karena ini. Somi yang mendengarnya sampai geram sendiri.
"Jadi itu alesan lo ngejauh dari Jinyoung?"
"Bener banget."
"Jinyoung cerita, katanya kemarin telepon dari dia nggak lo terima?"
"Emang sengaja."
"Terus caption instagram itu juga buat Jinyoung?"
"100% bener."
"Gila sih segitunya."
"Namanya juga usaha, biar tentram nih hidup gue."
"Kalau Siyeon buat aneh-aneh, bilang gue."
"Iya pasti. Udah yuk ke kantin."
Kita berdua memilih tempat yang dekat dengan udara segara. Keadaan kantin rame banget jadi pengap. Namun indra penglihatanku menemukan sesuatu. Jinyoung. Dia satu meja dengan Siyeon. Mereka saling adu canda, bahkan tak jarang Jinyoung ketawa puas. Membuatku nggak napsu untuk makan.
"Bukannya itu Jinyoung? Sama Siyeon?"
"Iya."
"Itu muka kenapa ditekuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] life, bae jinyoung
Fanfiction[ bahasa ] kadang aku merasa jatuh cinta kepadanya seperti bernapas -terlalu mudah. Sangat mudah sampai-sampai aku tak menyadarinya. © rosethctic, 2017