Dilema

341 40 4
                                    

Seohyun terlihat begitu emosi, dia berlari menuju ke ruang mading, semua penghuni sekolah tampak begitu khawatir. Pasti terjadi sesuatu.

Sesampainya di sana, hanya ada seorang yeoja berambut ombre yang dulu pernah ingin melukainya. Yeoja yang melarang Seohyun untuk mendekati Kyuhyun.

"Ada yang bisa ku bantu ? " tanya gadis ombre itu sinis. Kedua tangannya dilipat di depan dada.

"Kau tidak berhak memposting urusan pribadi orang lain seperti itu !" teriak Seohyun. Dia benar-benar sudah tidak tahan menghadapi sikap Hyoyeon.

"Waeyo? Bukankah kau seharusnya berterima kasih kepadaku. Setelah ini tidak ada yang akan berani membully dirimu. Atau kau khawatir tentang rasa cintamu ke prince? " Hyoyeon berjalan mendekati Seohyun.

"Bukan urusanmu!"

"Aku peringatkan padamu, eonnie. Kau adalah saudara prince . Jadi, buang jauh-jauh rasa sayangmu itu. Aku akan melakukan apapun asalkan prince memperhatikan aku."

Seohyun tidak mampu membalas. Bibirnya kelu, apa yang dikatakan Hyoyeon benar. Mereka akan menjadi kakak beradik setelah kedua orang tua mereka menikah.

"Hyoyeon, Kyu mencarimu. Dia menunggumu di kafetaria." Minho datang mencairkan suasana .

"Bye-bye eonnie. Prince mencariku. "

Seohyun benar-benar tidak bisa melakukan sesuatu. Mengapa kedua orang tua mereka meski menikah. Bagaimana nasib Seohyun.

***

Kafetaria

"Prince, kau mencariku? " Hyoyeon menarik kursi didepan Kyuhyun.

"Mengapa kau posting acara pribadiku? " tanya Kyu sinis.

"Prince, "

"Jangan panggil aku prince! "

"Prince, aku melakukan itu semua demi dirimu. Kamu tahu kan anak-anak suka membully Seohyun. Dengan ini bisa dipastikan bahwa mereka tidak akan membully Seohyun lagi. "

"Aku tahu. Tapi, aku tidak suka caramu. "

Minho yang baru datang segera mengambil dua gelas air putih dan duduk diantara keduanya.

"Hyoyeon aku dengar kau menjadi manajer tim basket yang baru? " tanya Minho berusaha untuk mencairkan suasana.

"Ne. Semua demi prince. "Mata Hyoyeon begitu bersinar saat menatap Kyuhyun. Minho tampak tidak bahagia melihat hal itu.

"Aku tidak butuh!" Seru Kyuhyun.

Kyuhyun mendorong kursinya dan pergi meninggalkan Hyoyeon.

Yuri dan sunny yang mendengar pembicaraan Hyoyeon dengan Kyuhyun segera pergi meninggalkan kafetaria. Tujuan mereka satu, mencari Seohyun.

"Kita harus membantu Seohyun," ucap Yuri.

"Ne. Aku setuju, meskipun aku sakit hati tapi aku lebih tidak rela kalau kyu dengan Hyoyeon, " balas Sunny.

Saat menuju perjalan ke kelas, Yuri melihat leeteuk berjalan menuju perpustakaan.

"Sunny, kau ke kelas dulu, aku ada perlu. "

Tanpa menunggu jawaban sunny, Yuri sudah berlari meninggalkan Sunny.

"Kenapa tiba-tiba Yuri jadi aneh seperti ini, " gumamnya.

***

"Leeteuk oppa, " panggil Yuri. Leeteuk menghentikan langkahnya dan tersenyum ke Yuri seolah tidak terjadi apa-apa.

"Mianhae soal kemarin. Tapi aku tidak berbohong soal perasaanku, aku harap oppa memikirkannya. "

Leeteuk diam beberapa saat, pandangannya jauh ke lapangan basket didepan mereka.

"Yuri, aku.. " Yuri membungkam bibir leeteuk dengan jarinya.

"Oppa, sekali saja aku harap bisa berkencan denganmu. Setelah itu aku akan berusaha untuk melupakan rasa cintaku untukmu. "

Leeteuk menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya anggukan datang darinya. Yuri melonjak lonjak kegirangan. Setelah itu dia berlari meninggalkan leeteuk. Leeteuk tersenyum menatap tingkah Yuri yang seperti anak TK tersebut. Menggemaskan.

Disisi lain Sunny sedang mati-matian menenangkan Seohyun dikelas.

"Kyu dan Hyoyeon sudah saling kenal sejak lama. " Terang Sunny, Seohyun hanya mengangguk.

"Kyu dan Hyoyeon sudah saling kenal. " Seohyun mengulang kalimat Sunny.

"Ya!Kenapa mengulang kalimatku. Apa rencanamu eoh? "

"Molla, " Seohyun membenamkan wajahnya di meja.

"Sudah kuduga. Gwenchana, Yuri sudah ada rencana buatmu. "

Seohyun menatap Sunny datar, dia tidak yakin kalau dia bisa melawan Hyoyeon.

***
Kasihan Seohyun, 😔😔

Devil Beside You ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang