Prolog

278 24 8
                                    

Namaku Sally, aku anak biasa aja ga istimewa sama sekali. Tapi, ada sesuatu yang menurut orang lain istimewa. Ya, aku seorang indigo. Tetapi, menurutku indigo itu gak ada untungnya. Malah banyak ruginya.

Menjadi indigo itu harus kuat mental dan iman. Kalo gak kuat mungkin kita udah di bawah pengaruh yang tak kasat mata. Contohnya teman yang gada saat kita butuh, atau uang yang tiba tiba ilang saat butuh.
Pada suatu hari yang sangat indah nan hangat, aku menuju sekolah baruku. Ya, aku pindah sekolah gara gara ayahku yang dipindah tugaskan oleh bos. Ya karna profesionalisme ayah memilih pindah dari Bandung dan pindah ke sini, kawasan Jakarta.

Aku berangkat sama ayahku, karna sekolahku dan kantor ayah se arah. Tapi, saat aku tiba disana. Bukannya tatapan riang kudapat, tetapi tatapan sinis yang mengelilingi ku seperti aku lah tersangka kasus dugaan korupsi A-KTP.

Aku berjalan menuju kantin untuk sarapan, kebetulan aku belum sarapan tadi pagi karena ayah yang buru buru dan mamah yang tak sempat masak. Ya mau ga mau harus makan di sekolah. Sebelumnya aku udah menyimpan tas aku di ruangan kelas aku. Ruang kelas aku itu dekat dengan ruang wakasek dan kantin.

"Ibu saya mesen nasgor ada? " ucapku mananyakan makanan kesukaanku banget! Karena aku tak tau menunya apa saja ya aku tanya saja.

" Ada dek, kamu murid baru ya dek? " tanyanya sembari menulis pesananku yang aku ucapkan tadi.

" Pedes apa engga de? Minumnya apa de? " lanjutnya karena merasa pesanan yang belum kusebutkan dengan utuh
Aku mengangguk menjawab pertanyaan nya kemudian memesan nasgor pedas spesial pakr telor diatasnya. Dan kurasa, susu putih anget enak juga pas kondisi begini

Aku nungguin pesenanku tadi. Tak lama pesananku pun datang. Langsung aku menyambarnya dengan lahap. Tiba tiba...

00:00 (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang