*kring... Kring...
Bel istirahat berbunyi memecahkan keheningan kelas yang sedari tadi diam. Karna katanya yang ngajarnya adalah guru terkeliller se SMA ini.
"Hey, jajan yu, kamu udah makan belum?" Terdengar suara seperti toa menurutku. Ya dia temannya Dina. Dina yang ditujukan langsung mengangguk setuju.
"Sal, ayo ke kantin. Jajan dulu." ucapnya. Akupun menyetujui karena aku ini memang sedang lapar walaupun tadi pagi sudah diisi oleh nasi goreng.
Aku, Dina dan teman temannya pun berjalan menuju kantin. Jalan dari kelas kami ke kantin ga jauh jauh amat. Jadi, ga memakan banyak waktu. Aku ini memang suka makan, tapi aku ga gendut gendut dan alhamdulillah normal.
"Sal, kamu mau pesan apa?" ucap Dina yang akan memesan makanan kesalah satu warung di ruangan yang memiliki luas sekitar 300 m². Kantinya memang luas dan jajanan nya beraneka ragam.
"Aku mie ayam saja, Din. Saosnya banyakin ga make sambel ya. Maaf ngerepotin." ucapku yang disambut anggukan dari Dina sembari tersenyum.
"Kami seperti biasa aja, mie ayam baso make kuah ayamnya." ucapnya. Aku memang belum mengenal dirinya secara rinci.
Dina memesan makanan yang udah dipesan oleh kami. Dimeja hanya tersisa aku dan ketiga teman Dina yang belum kenal dekat denganku.
"Oiya, Nama kamu Sally kan?" Ucap salah satu dari ketiga orang tersebut.
"Iya, kenapa? " ucapku dengan nada lembut selembut sutra.
" Namaku Alissa, aku duduk dibelakang kamu. " ucapnya sembari menjulurkan tangannya mengartikan mengajak salaman.
" Namaku Trisna, sebangku sama Alissa. Salam kenal ya." ucap salah satu orang yang bernama Trisna yang duduk di samping kiri Alissa. Dari postur badan dia memang yang paling pendek tetapi imut dan manis apalagi kalo senyum bisa meleleh cowo cowo.
"Aku Layla, bukan Layla di Motor Lejen loh ya!! Aku duduk di depan kamu." ucapnya, salah satu katanya ada yang membuat kamu semua tertawa.
Kamu pun berbincang bincang tentang diriku. Alasan aku pindah pun bisa mereka mengerti. Tetapi aku belum mau memberi tau bahwa aku ini seorang indigo. Aku hanya ingin mereka tau sendiri.
Dina pun datang dengan lima mangkuk pesanan. Dan ia langsung duduk disampingku, tak lupa mengambil lima pasang sendok dan garpu untuk kami berlima.
"Hei, ini makanannya." ucapnya dengan memberikan mangkok mangkok kepada sang pemesan.
"Iya, terimakasih." ucapku dengan nada yang lembut.
Kami berlima pun makan dengan lahapnya. Karena, waktu istirahat menyisakan beberapa menit lagi. Isi mangkokku tinggal setengah dari isi full.
"Hei sally, kamu indigo tah?" tanya Dina dengan nada dipelankan di kata 'indigo'
Aku masih melamun memikirkan sesuatu. Apa yang harus aku jawab untuk pertanyaan ini? Apa aku harus jujur atau tidak. Hmmmm, lebih baik waktu yang menjawab entah kapan. Kali ini aku harus berbohong dulu.
"Eee... Gak aku gak indigo kok" ucapku dengan gugup. Aku rasa nada bicara aku ini tak akan meyakinkan mereka.
"Boong yaa, aku liat kamu gak fokus kaya lagi mikirin apa gitu." ucap Layla
"Serius kok." ucapku mempertegas pernyataan yang aku lontarkan.
"Jangan boong sall kami ini teman kamu. Aku tau kamu indigo. Kamu lihat penampakan Amirah kan? Sosok perempuan remaja umur 16 tahunan di pojok kelas kan?" ucap Alissa dia sepertinya tau betul
"Eee dari siapa kamu tau? Aku tak menjelaskan pada siapa pun." aku berbicara secara gugup. Karna, baru kali ini ada temanku yang masih baru capnya sudah mengetahui bahwa aku indigo.
"Aku tau, karna kamu melamun terus. Kemudian dulu ada kisah tentang Amirah tersebut. Katanya dia tewas di wc dekat aula entah kenapa sebabnya. Tetapi, ada satu fakta mencuat bahwa dia dibunuh oleh makhluk halus juga entah apa sebabnya. Amirah juga seorang indigo sama sepertimu. Jasadnya langsung ditemukan pada keesokan harinya oleh Mang Jali, sang penjaga sekolah. Pada saat itu sekolah ramai dengan berita burung tentang Amirah." jelas Dina yang membuatku sedikit penasaran tentang siapa itu Amirah dan siapa pelakunya.
"Eh dia belum sehari disini udh ditakutin aja. Gimana kalo dia ketakutan trs pindah sekolah lagi?" ucap Trisna
"Bener sih, tapi aku kan menjelaskan agar hal yang sama ga tertimpa lagi." ucapnya
"Alah itu mah hoax kali ah, mana ada setan ngebunuh manusia. Kalian nih bukan anak SD lagi yang sering bilang sekolahnya bekas apa kek apaa" ucapku dengan bercanda.
Saat itu aku kembali melanjutkan makananku hinhga habis. Saat aku menyeruput air minumku, tiba tiba sosok yang sama muncul kembali. Dengan sigap aku melihat kebagian dada dimana tempat bet nama terpampang dan aku terkejut ternyata namanya benar Amirah.
"Hoi, udah bel masuk ayo kelas" ajak Trisna menghancurkan kefokusanku terhadap Amirah
"Kamu melihatnya lagi kan?" ucap Alissa. Aku mengangguk pelan menjawab iya.
"Aku menebakmu karna aku juga sama sepertimu." ucap Alissa
"What? Kamu sama indigo?" tanyaku antusias
"Iya aku indigo dari lahir." ucapnya santai
Kemudian aku dengan yang lainnya jalan menuju kelas dan bersiap untuk menerima pelajaran berikutnya dikelas. Ya, sosok Amirah kembali membuatku gagal fokus. Tetapi, setelah aku mengetahui bahwa Alissa juga indigo aku merasa sedikit tenang.
Bersambung
*Typo selagi bisa di baca mohon di maklumi
#SalamMicin

KAMU SEDANG MEMBACA
00:00 (HIATUS)
TerrorSally seorang anak indigo. Dia merasa ada yang aneh dri sekolah barunya. Dia pindah sekolah karena ayahnya di pindah tugaskan ke daerah ini. Dia selalu mendapatkan gangguan. Walau sebenernya makhluk halus yang bersama dia adalah tak tergolong yang t...