Aku harus melakukan ini, walau sangat aku benci ini. Aku harus melakukan ini karna aku juga ingin mengetahui apa tujuan Amirah mengikutiku sampai di rumah? Apakah dia fansku dari dunia lain? Apakah dia followers instaons aku yang ngebet ikut aku? Aku tak tau itu...
Kali ini aku harus membuka komunikasi dengannya dan aku harus siap dengan semua resiko yang harus aku terima jika membuka komunikasi ini. Kemungkinan terkecil adalah mungkin dia marah dan menyebabkan kemungkinan terdasyat dan resiko ini yang harus aku terima dia merasuki diriku, disana entah apa yang akan dia lakukan apakah membunuhku atau apa? Aku tak tahu kedepannya.
Aku menutup jendela dan menguncinya rapat rapat pintu pun demikian. Hari ini aku akan membiarkan dia berbicara padaku. Aku mendekati cermin dan duduk di depannya. Aku akan segera memulai komunikasi dengannya semua resiko telah ku singkirkan. Aku baru pertama kali melakukan ini, aku hanya tau cara ini dari orang tuaku mereka juga indigo jadi aku dapat belajar banyak hal dari mereka.
"Wahai Amirah berkenan kah kau berbicara dengaku? Aku tidak akan melukai dirimu tenang saja." ucapku didepan cermin dengan harapan dia dapat muncul benar saja tak lama setelah itu Amirah datang dan berdiri di samping aku.
Aku memutuskan untuk berkomunikasi di kasur aja yang lebih enak dibandingkan duduk di depan cermin. Aku berjalan menuju kasur dan duduk disana yang langsung diikuti Amirah.
"Kau bisa bercerita mengapa kau mengikuti aku?" ucapku yang cukup lancar pada awal ini.
"A... A... Ku... Seperti... Nya... Mampu... " ucap Amirah debgab terbata bata seolah tak yakin aku tidak akan melukai dirinya.
" Tenang saja, aku tak akan melukai dirimu," ucapku meyakinkan dia
Dia hanya menganggukan kepalanya, sebentar lagi aku akan mendapatkan informasi ini.
"Apakah benar nama kamu Amirah?" tanyaku ingin meyakinkan bahwa namanya Amirah
Hantu itu hanya mengangguk. Dia kemudian menghilang dan tiba tiba muncul disamping diriku dan duduk.
"Dapatkah kau bercerita tentang dirimu?" ucapku
"Mungkin saja," ucap Amirah
"Kalau begitu ceritakanlah kepadaku dan percayalah bahwa aku tak akan membongkar ini." ucapku kembali meyakinkan dirinya
"Aku pegang janjimu Sally, aku mengikutimu untuk meminta tolong pada dirimu, aku ingin membalas dendam kepada yang telah membunuh diriku pada saat itu. Sebenarnya aku tidak dibunuh oleh makhluk halus seperti berita yang tersebar di sekolah. Sebenarnya aku dibunuh oleh," tiba tiba Amirah menghilang dan suara samar samar muncul "Nanti aku ceritakan lagi" lalu suara samar samar itu lenyap.
Lampu menyala dengan sendirinya. Kemudian suara pintu terdengar diketuk dengan keras. Aku tak tau apakah dia marah padaku atau apa?
Yang pasti ini diluar pikiranku dan rencana yang telah aku buat sebelumnya.
Jendela terbuka dan tertutup dengan keras seperti terkena angin. Suasana di kamarku dingin entah mengapa.
"Amirah apa yang kamu lakukan?" tanyaku kepadanya entah terdengar apa tidak suaraku ini
"Aku akan melindungi dirimu Sally tenang," ucap Amirah
Tiba tiba...
"Non... Ada teman non Sally nih, turun cepet." ternyata suara Mbo Tur dari bawah
"Iya mbo bentar lagi ganti baju dulu suruh masuk aja dulu mbo." ucapku dari atas
"Mir kau ingin ikut?" aku mengajaknya kebawah, dia hanya menggeleng
Aku keluar dari kamar dan turun menuju ke ruang tamu tempat temanku menunggu. Ternyata dia adalah Dina dan Alissa. Ingin apa mereka?
"Eh kalian, ada apa ya kesini?" ucapku
"Main kuy? Nonton Anak Jalanan Naik Haji di bioskop. Mau kagak?" ucap Dina
"Sorry ya gak bisa gua, ga bisa ga pulang selama 1 tahun." ucapku dengan dilanjutkan dengan tawa mereka pun tertawa.
"Yasudah kami pamit ya, Mba kami pamit ya." ucap Alissa kemudian pamit
Ah, mereka ganggu komunikasiku saja. Amirah mana? Dia disana rupanya, ngapain ya? Udah mukanya kaya orang nahan marah. Wait, ada apa ini? Ada apa dengan Amirah? Jangan sampe dibikin sinetron buat nyaingin TBNH The Series.
Aku kembali naik menuju kamerku untuk melanjutkan komunikasi ini dengannya. Aku telah sampai di kamer dan mendapati Amirah telah duduk di kasurku dengan tatapan muka murka entah apa yang ada dibenak dia.
"Amirah? Masih mau kamu bicara denganku?" ucapku menawarkan lagi lalu disambut dengan anggukan.
"Diaa, aku harus membalas dendam!!!" ucapnya lalu lampu nyala mati nyala mati terus selama berapa saat lalu jendela buka tutup dengan sangat keras. Membuat suara yang begitu keras. Suasana horror kembali menyelimuti kamarku ini.
"Sabar Mir sabaar!!! Kau ingin balas dendam kesiapa? Dan kenapa?" ucapku dengan lembut
"Pada Alissa, bapaknya Pak Sulaeman yang membunuhku saat aku kelas 11 sekitar dua tahun yang lalu. Saat ini Pa Sulaeman udah pindah, dan aku gak ada kesempatan balas dendam padanya. Aku rasa Alissa harus mendapatkan hukuman yang setimpal, yaitu MATI!!!" ucap Amirah, disambut dengan tawanya
"Hah?!?" aku terkejut
Takku sangka ayahnya? Alissa? Dia yang menceritakannya padaku, tapi dia. Apakah dia tau ayahnya pembunuh?
Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam, aku bersiap untuk tidur pada malam ini. Tapi, aku ga bisa tidur malam ini. Aku selalu kepikiran tentang Alissa dan Amirah, mengapa ayahnya Alissa setega itu dengannya? Ada apa dengan semua ini?
Siapa yang harus aku bela pada saat ini? Alissa teman sealamku apa Amirah teman beda alamku? Siapa yang harus aku belaaa? Aku binggung dengan semua ini. Aku harus bagaimana.
Amirah masih saja mengikutiku dia duduk di meja belajarku. Dia tampak gelisah, bingung dan marah seperti dicampur aduk. Kemudian dia bangkit dan menuju ke jendela. Semoga malam ini dia tak menggangguku. Aku ingin istirahat total.
Aku khawatir pada Alissa apabila Amirah balas dendam ke dirinya. Cepat atau lambat Alissa pasti tau ayahnya pembunuh.
Tik... Tik... Brussshhhh... Tik... Tok... Wush...
Suara angin dan rerantingan seperti mengenai kaca kamarku. Apakah akan ada sesuatu malam ini? Apa yang harus aku lakukan saat ini? Aku harus berbuat apa? Aki bingung!!
Bersambung...
*maaf ga bisa update karna malem Jumat kemaren Author sibuk buat PAS. Maaf ya.
#SalamMicin
KAMU SEDANG MEMBACA
00:00 (HIATUS)
HorrorSally seorang anak indigo. Dia merasa ada yang aneh dri sekolah barunya. Dia pindah sekolah karena ayahnya di pindah tugaskan ke daerah ini. Dia selalu mendapatkan gangguan. Walau sebenernya makhluk halus yang bersama dia adalah tak tergolong yang t...